7. I Can't Let You

72 3 0
                                    

Biasanya, ketika bangun tidur, orang normal pasti bakalan cari ponselnya, atau bahkan melamun. Tapi, berbeda dengan perempuan bernama Huang Renjun, yang saat ini tengah memaki pria bernama Lee Haechan, karena pria itu yang pagi-pagi datang kerumahnya. Bagaimana bisa seorang Lee Haechan ini menghancurkan rencananya untuk bermalasan dihari minggu? Bahkan dirinya sudah membuat Schedul yang akan ia lakukan dikamarnya, dan karena dia? Rencananya hancur lebur dikarenakan ia datang kerumahnya pagi-pagi buta hanya untuk lari pagi.

Yaampun, Tuhan! Kalau boleh barter kekasih, dirinya sangat ikhlas menukar pria bermarga Lee itu dengan salah satu member NCT! Disuruh tuker tambah, tuker tambah deh!

"Ahjumma, kemana Eomma, Appa sama Nana?" Pertanyaan penuh keheranan yang ia berikan, karena dirinya tidak melihat kedua orang tuanya yang biasanya sarapan pagi hari.

Chulso yang notabennya sang kepala maid yang awalnya tengah memasak, ia pun menoleh menatap Nona mudanya. "Appanya Noona sedang pergi keluar negeri masalah perusahaan mereka, Eomma pun diajak. Sedangkan Noona Nana, dia sedang pergi bersama kekasihnya." Jelas Chulso.

Renjun yang mendengar jawaban yang diberikan maidnya pun mendesah pasrah lalu mengangguk mengerti. Ia pun segera menghampiri Haechan dengan langkah guntai.

Sedangkan Haechan yang sedari tadi menunggu Renjun, ia hanya terkekeh melihat wanita mungil yang baru saja bangun dari tidurnya, menghampiri dirinya dengan langkah guntai. "Ayo! Tidak boleh lemas!" Ujaran kata semangat seraya menepuk-nepukkan tubuh wanita mungil yang ia lakukan, lalu menarik tubuhnya Renjun keluar.

Mereka pun akhirnya lari pagi bersama mengelilingi komplek. Awalnya Haechan ini ingin mengajak Renjun nge-gym. Tapi Renjun menolak, ia tidak suka pergi ke area gym. Alhasil mereka lari pagi mengelilingi komplek. Sesekali Renjun berhenti untuk mengambil nafas, mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

"Chan, udah yuk!" Pinta Renjun yang saat ini sudah bergelayutan dilengan pria yang lebih tinggi darinya beberapa centi ini.

Haechan yang mendengar permintaan wamitanya, ia langsung melihat jam yang ada ditangannya, lalu menoleh menatap Renjun yang sedang kelelahan. "Baru 15 menit, Injunie." Peringatnya.

Sedangkan Renjun langsung mendesah kesal, dan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa melanjutkannya lagi. Aku lelah! Aku bisa mati kalau kau melanjutkannya lagi!" Rengekan yang ia berikan, seraya mendudukkan bokongnya diatas jalanan beraspal dan menggoyangkan kakinya, layaknya anak kecil yang tidak dibelikan mainan.

Haechan tertawa melihat aksi Renjun yang sangat menggemaskan. Ia pun mensejajarkan tubuhnya. "Oke kita selesai. Ayo kita pulang." Ujartidak kuat melihat tingkah menggemaskan wanita mungilnya ini.

Renjun yang mendengar itupun tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Dengan cepat ia merentangkan kedua tangannya untuk digendong. Sedangkan Haechan yang melihat itupun hanya menggeleng dan menuruti kemauannya dia dengan menggendongnya ala Koala.

Renjun langsung menenggelamkan kepalanya dicuruk leher milik Haechan. Mencium harum parfum maskulin yang sangat melekat pada tubuhnya, yang sangat sopan masuk kedalam hidungnya. Walaupun dia ini habis berkeringat, tidak ada bau masam didirinya.

"Chan! Haechan! Aku mau itu!" Pekikan yang ia berikan, sukses membuat pria yang sedang menggendongnya pun terhentak kaget. Untung saja pria ini memegang dirinua dengan sangat erat. Kalau tidak ? Mereka berdua sudah jatuh.

"Kamu mau apa, sayang?" Pertanyaan dengan tutur kata yang sangat lembut, serta suara yang sangat berat yang Haechan berikan untuk kekasih mungilnya yang tengah berada dalam gendongannya. Ia juga langsung memusatkan pandangannya ke arah tunjukkan tangan mungil milik wanitanya.

"Itu! Aku mau itu!" Seruan yang diberikan oleh Renjun dengan semangatnya, seraya menunjuk kedai donkatsu yang buka selama 24 jam itu dan tidak jauh dari komplek perumahaannya.

NO BOUNDRIES - HYUCKRENOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz