Asha tidak tahu saja bahwa mata-mata Zerga ada dimana-mana, tentu saja Zerga tidak akan membiarkan gadisnya itu pergi tanpa sepengetahuan nya. Di sisi lain, Zerga yang mendengar kabar dari anak buahnya bahwa gadis nakalnya itu pergi ke mall segera meninggalkan pekerjaannya. Gadisnya lebih penting daripada berkas-berkas sialan yang membuat nya sakit kepala itu. Ia bergegas menuju lokasi yang tadi dikirim oleh anak buahnya.

Di sisi lain Asha dan Zelin sudah sampai di mall. Saat ini mereka berada di salah satu toko mainan. Asha sedang memilih mainan untuk keponakan sahabatnya itu. Sedangkan, Zelin sedari tadi heboh memilih mainan dengan mulutnya yang tak berhenti berceloteh.

"Gimana kalo ini?"

"Ini?"

"Atau ini?"

"Eh tapi ini bagus jugaaaa!!"

"Arghhh gue bingungg!!"

Asha yang sudah tak tahan lagi dengan suara cempreng temannya kemudian menoyor kepala gadis itu.

"Jangan berisik! Lo tuh milih mainan aja kayak mau milih emas berlian, beli semuanya aja tuh, biar ga bingung" Asha mendengus sebal.

Zelin yang merasa diomeli itu hanya mengerucutkan bibirnya. Ia terlalu excited untuk memilih mainan ini, semuanya terlihat menggemaskan. Bahkan ia sendiri ingin mencoba nya satu, ingatkan bahwa umurnya sudah hampir menginjak kepala dua.

"Kalo ini gimana??" Asha menenteng sebuah kotak besar berisi mobil-mobilan lengkap dengan baterai dan remot nya.

Kini ganti Zelin yang menoyor kepala Asha dengan keras.

"Ponakan gue cewek!"

Asha membulatkan matanya, jika tahu begitu ia sedari tadi tidak akan repot memilihkan mainan untuk anak laki-laki.

"Bilang dulu mangkanya!" Asha merasa geram dengan teman satunya ini, ingin dia gadaikan saja rasanya.

Zelin yang melihat wajah kesal Asha hanya menyengir seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Setelah menghabiskan waktu lama di toko mainan, mereka memutuskan untuk pergi makan, mereka berjalan dengan menenteng paper bag besar berisi mainan.

Saat sedang berjalan, langkah mereka terhenti karena melihat sosok pria tampan yang berdiri tepat di depan mereka. Ah bukan, lebih tepatnya di depan Asha. Karena pria itu lebih tinggi darinya, Asha mendongak untuk melihat siapa pria ini yang berani menghalangi jalannya. Melihat postur tubuh dan aroma tubuh pria itu membuat dirinya mengetahui siapa pria di depannya ini. Dan benar saja, pria tampan ini yang sering menguntit nya. Zerga datang dengan para bodyguard nya yang berada di belakangnya. Matanya menatap tajam Asha. Asha yang ditatap mencoba untuk terlihat biasa saja.

"Pulang!" tangan kekar itu menarik Asha. Asha yang ditarik pun menjadi panik, karena ia sadar bahwa ia salah tak mengabari pria itu.

"EH, temen gue mau dikemanain?!" panik Zelin, ia berpikir pria itu akan menculik temannya.

Zerga menatap tajam Zelin.

Asha yang mulai panik itu memutar otaknya, memikirkan cara agar terlepas dari pria itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjelaskan semuanya.

Possessive Male AntagonistWhere stories live. Discover now