𝐘 𝐎 𝐔 𝟒

79 42 19
                                    

Hari ini genap dua hari Haerul bersikap dingin kepada Wulan. Ntah apa sebabnya Wulan juga tidak tahu,setiap kali Wulan mencoba menanyakan alasan pasti Haerul akan menjawab bahwa dia baik-baik saja dan hanya ingin seperti itu untuk sementara.

Wulan juga tidak bisa memaksa untuk Haerul membuka mulut,yang ada Haerul akan semakin marah dan lebih mendiami Wulan. Sangat berat rasanya jika Haerul seperti ini apalagi saat mereka berada dalam satu ruangan tanpa komunikasi seperti biasanya.

Beberapa teman Wulan menanyakan tentang hal itu tapi mau bagaimana lagi? Wulan hanya bisa menjawab bahwa Haerul sedang ada masalah makanya sikapnya lebih dingin dari biasanya.

Kemarin Anggi bahkan sempat bertanya pada Wulan apakah dia dan Haerul 'selesai' atau hanya ada masalah biasa,Wulan masih menjawab dengan jawaban yang sama. Ntah Wulan harus membujuk Haerul dengan cara apa lagi agar dirinya ingin bicara.

Jujur saja Wulan sedikit takut jika Haerul akan kembali seperti Haerul yang selalu mem-bully nya dan itu benar-benar sangat tidak diinginkan oleh Wulan. Tapi aneh,saat Haerul berbicara dengan teman-temannya dia nampak seperti biasanya.

Tunggu. Apakah memang benar dugaan Wulan bahwa semua ini adalah prank? Tapi apa peduli Wulan,bukannya memang dia tidak terlalu percaya dengan Haerul selama ini? Kalau begitu dia tidak perlu sedih kan?

Untuk apa dia sedih padahal dia juga belum sepenuhnya percaya dengan Haerul.

Segala jenis overthinking hinggap dan bersarang di kepala Wulan saat itu sampai-sampai dia sering kedapatan melamun oleh Risma dan Risky.

Risma merasa sedikit iba dengan keadaan Wulan sekarang. Tapi dia tidak boleh menekan Wulan untuk 'harus' menceritakan masalahnya pada Risma,dia akan menunggu Wulan siap lalu mendengarkan cerita dari sahabatnya itu.

* * *

Siang ini,ntah keberuntungan apa yang Wulan dapatkan dirinya berpapasan dengan Haerul di lorong perpustakaan. Wulan sedikit ragu untuk menyapanya tapi dia tetap memberanikan diri untuk melakukannya,

"E-erul.."

Mendengar namanya dipanggil membuat Haerul berhenti tepat disamping Wulan,jantung Wulan berdebar lebih cepat dari biasanya. Atmosfer di lorong ini terasa sedikit membuatnya merinding.

"Kau..m-masih marah?" Wulan menunduk dalam-dalam,dia tidak sanggup untuk menatap netra hitam milik Haerul kali ini

Haerul terdengar menghembuskan nafas dingin,memberi jeda beberapa detik lalu menjawab pertanyaan Wulan. "Memangnya kenapa?"

Wulan kian menunduk,kali ini dia benar-benar merasa takut. Jangan sampai Haerul membentaknya disini,bisa runtuh air matanya saat itu juga.

"Aku minta maaf,tapi aku tidak tau kau marah karena apa. Kau hanya terus menghindar dari ku seolah aku punya kesalahan yang sangat fatal kepada mu, setidaknya jika kau memang tidak suka denganku langsung selesaikan saja.."

"Jangan membuatku overthinking seperti ini. Aku pusing jika harus terus memikirkan apakah kau suka dengan ku atau tidak,jangan menggantung ku."

"Katakan sekarang jika memang kau hanya bercanda hari itu." Ujar Wulan panjang lebar,dia hampir tidak bernafas saat menjelaskan kegelisahannya

Haerul sedikit kaget dengan penjelasan Wulan,padahal maksudnya bersikap dingin adalah karena dia cemburu bukan seperti yang Wulan katakan.

𝐘 𝐎 𝐔 [Haerul untuk Wulan]Where stories live. Discover now