Ada betulnya juga ucapan Ardan. Pasangan itu memang sudah terlanjur dikenal dikawasan sekolah. Terlebih lagi dengan visual Sandy yang memiliki banyak penggemar pantas saja ini akan menjadi pembicaraan hangat antar murid.

"Bukan kerena lo berdua berantemkan?"

Dhika yang sedari tadi hanya menyimak mulai membuka suara. Dhika curiga jika pertengkaran antara pasangan itu ada hubungannya dengan Ervan yang notabene nya adalah sepupu Naura.

"Nggk. Malah ketua lo semua yang hancurin sendiri hubungannya."

Dhika mangut-mangut mengerti. Dilihat dari raut wajah Ervan seperti sedikit menahan emosi. Jadi, Dhika simpulkan masalahnya pasti cukup rumit.

"Ehh lo bertiga liat Sandy nggk?"

Tanpa sadar seorang gadis menghampiri mereka dengan cukup antusias. Gadis itu menunjukkan garis wajah seperti orang kebingungan.

"Cari sendiri."

Ervan melihat gadis ini dengan tatapan jijik dan sangat tidak bersahabat. Lihat siapa gadis tanpa tahu malu ini.

"Kok lo gitu Van. Kayaknya Sandy dikantin Sya."

"Makasih Dan."

Setelah mendengar perkataan Ardan, dia langsung bergegas keluar dari kelas. Tidak peduli dengan perkataan Ervan tadi.

Dhika yang melihat interaksi Ervan dan Nesya mulai menaruh curiga di benaknya. Ntahlah dia hanya menyimpulkan ada yang terjadi terhadap keempat orang yang dia kenal cukup baik.

---

"SANDY!!!"

Seluruh mata yang ada dikantin langsung menoleh kepemilikan suara. Pemilik suara itu berlari kecil menghampiri orang yang sedari tadi dia panggil.

Tanpa aba-aba gadis itu menggenggam tangan Sandy.

"Gue dari tadi cariin lo."

Sandy menatap genggaman itu lalu menghempasnya. Perlakuan Sandy itu tidak luput dari pandangan orang-orang yang ada dikantin itu.

"Lo nggk usah ganjen jadi cewe!"

Sandy mengucapkan kalimat itu sambil menunjuk wajah yang sangat tidak dia sukai ini. Wajah tanpa dosa dan sangat menyebalkan.

"Apasih San lo kan pacar gue!"

Seketika seluruh murid yang mendengar itu terkejut atas pengakuan tersebut. Peristiwa itu pun tidak luput dari pandangan Shifa dan Naura.

Shifa seketika tersulut emosi mendengar hal itu. Bagaimana tidak? Nesya adalah sahabat masa kecil Naura dan sekarang merebutnya pacar sahabatnya sendiri?.

BRAKK...

Semua mata murid disana beralih menatap gadis yang baru saja menggebrak meja itu. Mereka paham dengan situasi ini.

Shifa menggebrak meja dihadapannya. Menatap tidak percaya kepada dua sejoli ini. Sedangkan Naura hanya menatap kejadian mengejutkan itu.

Tanpa permisi air mata Naura menetes karena merasa dihianati. Tidak percaya dengan penuturan Nesya tadi.

"OHH JADI LO JALANG YANG SANDY MAKSUD?"

Shifa ingin menghampiri Nesya yang memasang muka panik. Namun ditahan oleh Naura. Naura menatap lekat mata sahabatnya lalu mengangguk.

"Biar gue aja Fa."

Naura berjalan mendekati dia orang yang baru saja menghancurkan kepercayaannya. Menatap mata Sandy lalu beralih ke Nesya. Seakan tatapan itu meminta jawaban yang tepat.

"Pantas lo nggk mau kenalin gue ke cewe lo."

Sandy menatap Naura dengan tatapan merasa bersalah. Sekarang dia tidak bisa berkata-kata. Serasa mulutnya tidak bisa digerakkan.

"Dan lo juga Sya! Kok lo tega sama gue?"

Naura menggelengkan kepala. Membiarkan air matanya membasahi pipinya. Tidak tahan lagi dengan kekacauan ini.

"Ini bukan sepenuhnya salah gue Ra! Lo yang terlalu belagu smaa gue."

Nesya mengatakan itu tanpa memasang muka bersalah sedikit pun. Tatapan angkuh yang dia layangkan karena berhasil membuat orang dihadapannya menangis tidak berdaya.

'Gile emang jalang njir."

'Bisa-bisanya dia bilang kayak gitu.'

'Nggk ada rasa bersalah njir si Nesya.'

'Nggk beres nih si Nesya.'

'ANJING PENGEN GUE JAMBAK.'

Masih banyak umpatan serta cacian yang dilayangkan kepada Nesya. Sedangkan orang yang dicacimaki sama sekali tidak peduli.

"SIALAN LO."

Naura tanpa mengatakan apa-apa menjambak rambut gadis itu. Merasa dikhianati oleh sahabat dari kecilnya sendiri. Tidak peduli jika rambut gadis ini rontok ditangannya. Naura menarik rambut itu sekarang ingin dia botakkan saja.

"Ra Stop Ra."

Sandy ingin menghentikan Naura tapi dia tidak tahu bagaimana caranya. Dia takutkan Naura akan berakhir diBK jika ada guru yang melihat. Apalagi saat ini adalah jam istirahat.

Mendengar penuturan Sandy seketika Naura menghentikan aksinya. Menatap tajam kearah laki-laki itu.

"Jadi lo mau bela dia!? Ohh iya lupa pacar lo ya?"

Naura tersenyum remeh melihat wajah Sandy yang panik sendiri.

"Iya pacar gue. Terus lo mau marah?"

"Gue nggk nyangka lo sekotor ini San."

Dengan perasaan yang masih dipenuhi amarah Naura berpaling meninggalkan Sandy yang menatap tajam kerahnya.

Setelah Naura menghilang dari hadapan Sandy kemudian beralih melihat keadaan berantakan Nesya. Tidak ada niat untuk membantu dan ikut meninggalkan kantin sekolah.

'Sialan gue dipermalukan."

----Hai ngab jangan lupa untuk follow akun author untuk mendapatkan notifikasi kelanjutan cerita ya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

----
Hai ngab jangan lupa untuk follow akun author untuk mendapatkan notifikasi kelanjutan cerita ya..

See you ngab...




Semua Tentang Kitaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن