03. Apology

116 30 4
                                    

_____--_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____--_____

NYATANYA Adelina tidak selemah itu untuk terlalu memikirkan gunjingan seseorang terhadap kekurangan fisiknya. Karena menurutnya, masih ada banyak hal yang dapat dirinya lakukan untuk membuatnya lupa atas semua ucapan orang terhadap dirinya.

Hari itu, hari di mana semua kegiatan sekolah di liburkan-- tepatnya hari minggu, Adelina tampak giat melakukan pekerjaannya dalam membersihkan setiap kotoran yang terdapat di dalam kafe. Dengan pakaian kerja yang dia gunakan, Adelina sesekali terlihat berbincang dengan beberapa rekan kerjanya melalui bahasa isyarat. Tentu keseluruhan teman kerja Adelina paham mengenai bahasa isyarat, karena Adelina sendiri yang mengajarkan mereka sekaligus belajar dari internet sehingga tidak perlu bersusah payah dalam hal berkomunikasi melalui cacatan kecil milik Adelina.

Kafe saat itu masih sepi karena baru saja di buka. Waktu pembukaan kafe tergantung sesuai hari. Jika hari senin sampai jumat, kafe akan buka pukul sepuluh pagi. Maka untuk hari sabtu dan minggu, kafe dibuka pada pukul delapan pagi. Waktu yang cukup pagi karena hari libur merupakan hari semua orang untuk istirahat dalam bekerja, dan mungkin kebanyakan orang akan meluangkan waktu pagi mereka dengan mampir ke kafe seusai berolahraga maupun jalan-jalan pagi untuk menikmati secangkir kopi hangat maupun beberapa cemilan manis yang tersedia.

Adelina menarik napasnya kemudian menggerakkan lehernya ke kanan juga ke kiri. Terlihat di sana jika gadis itu mengusap peluh keringat di pelipisnya menggunakan pakaian lengannya sebelum kemudian melanjutkan pekerjaannya. Pekerjaan dalam membersihkan kafe adalah tugasnya, dan bisa di bilang sedikit melelahkan. Tapi tak apa, Adelina menikmati pekerjaannya.

Dengan telaten dia mengelap setiap meja di sana, sembari meneliti setiap susunan kursi apakah sudah rapi ataukah belum. Jika ada yang tidak rapi, maka Adelina langsung merapihkan barisan kursi tersebut dan akan terus melakukan hal seperti itu sampai benar-benar rapi dan nyaman untuk di tempati pengunjung.

Jika tempatnya bersih dan rapi, maka semua pengunjung akan betah dan akan terus kembali ke kafe ini setiap waktu.

Setelah selesai di bagian depan kafe, maka kini Adelina beralih pula ke bagian belakang. Adelina menghela napasnya ketika mendapati cucian piring yang sudah cukup banyak meski masih pagi. Tapi meski begitu, senyuman manis malah terukir di bibirnya. Dia mengangkat salah satu tangannya ke udara, memberikan kata 'semangat' untuk dirinya dalam bekerja. Maka dari itu Adelina menarik ujung pakaiannya hingga ke lengan, lalu mulai mencuci piring yang ada di wastafel itu dengan semangat.

"Eh, Adel... Nggak usah di cuci, biar aku aja nanti." Rekan kerja yang melihat Adelina tengah mencuci piring langsung mendekat, mencoba menghentikan gadis manis itu tapi Adelina dengan cepat menggeleng. Pertanda dia tidak ingin di ganggu dalam pekerjaannya.

Returning The FavorWhere stories live. Discover now