YM 14

181 20 0
                                    

"Sudah enam bulan kau pulang, tapi kau langsung tidak menjenguk keluargaku. Apa kau tahu ibuku sentiasa merinduimu. Jika kau marahkan aku, tidak perlu lakukan itu pada keluargaku." Marah Boruto.

"Maaf."

"Kau hanya mengirimkan kabarmu hanya tiga kali saja. Setelah itu kau hilangkan diri kau terus dari kami. Apa kau tidak berasa bersalah melakukan itu pada keluarga yang telah banyak membantumu." Marah Boruto lagi.

"Katakan saja apa yang kau mahu katakan. Aku memang layak menerimanya."

"Kau itu seperti tidak tahu berterima kasih pada orang Sumire, aku seperti tidak pernah mengenalimu. Sumire yang aku kenal sangat pedulikan perasaan orang lain. Kau bukan lagi Sumire yang aku kenal."

Boruto merasa kesal melihat wajah Sumire seperti tidak terkesan dengan kata-kata. Jika sebelum ini Sumire pasti akan menangis jika dimarah dengan keras. Tapi Sumire didepannya ini tidak menunjukkan sebarang reaksi.

Seperti Mitsuki, Boruto melirik dari atas hingga ke bawah tubuh Sumire, gadis ini benar-benar berbeda sekarang. Pernampilannya agak seksi, dapat Boruto lihat dadanya yang sedikit terbuka dan gaya rambutnya sedikit moden tidak seperti dulu.

"Kau bukan lagi Sumire yang aku kenal." Sinis Boruto lalu terus meninggalkan Sumire yang masih lagi berdiri di belakang cafe itu menghadap ke sungai.

"Shikadai, kita pulang sekarang." Ajak Boruto.

"Esok saja kita pulang. Aku lelah."

"Iya Boruto, esok saja. Ini sudah malam bahaya jika pulang malam ini juga."

...

"Kau seharusnya tidak memarahinya Boruto. Kita tidak apa yang terjadi sebenarnya. Pasti ada sebab kenapa Sumire menghilangkan dirinya." Kata Mitsuki

"Kau tidak perlu membelanya Mitsuki, sepatutnya sebagai temanku, kau tidak merahsiakan padaku tentang kepulangan dia disini."

"Iya aku tahu, aku mengaku salah mengenai itu. Tapi itu juga adalah permintaan darinya sendiri. Aku sebagai temannya harus menghormati permintaannya."

"Apa karena kau sudah terpesona padanya."

"Boruto, kau tidak perlu salahkan orang lain. Kau sepatutnya lihat dulu pada dirimu, kenapa kau ingin menyalahkan orang lain, sedangkan kau juga bersalah, bukankah kau juga yang membiarkan dia pergi dengan kata-katamu itu." Shikadai yang diam dari tadi kini mula berbicara. Dia dan Mitsuki tahu tentang segalanya karena Boruto telah menceritakan semuanya pada kedua mereka.

Boruto mendiamkan dirinya saja. Benar, dia sebenarnya memarahi dirinya tapi dia melepaskan marahnya pada teman-temannya.

...

"Maaf mengenai semalam." Ujar Boruto

"Tidak mengapa. Aku memang layak menerimanya."

"Apa Kawaki menjagamu dengan baik sewaktu di sana."

"Iya, dia menjagaku dengan sangat baik sekali."

"Kenapa dia tidak pulang bersamamu."

"Boruto sampaikan salam ku pada paman dan bibi termasuk Himawari. Aku akan menjenguk mereka nanti jika ada kelapangan."

"Baiklah. Aku pergi dulu." Boruto berjalan menuju ke mobil yang dari tadi menunggunya di depan rumah sakit tempat Sumire bekerja.

Boruto yang merasa tindakannya malam tadi agak keterlaluan segera memutarkan mobilnya ke rumah sakit untuk bertemu dengan Sumire.

...

"Sumire." Sumire berpaling kearah suara yang memanggilnya. Air matanya tiba-tiba keluar tanpa di duga.

YÓÚÑG MÀSTÉRWhere stories live. Discover now