☁️ 4. Makan Siang Bareng ☁️

0 0 0
                                    

Raut kesal terpampang jelas di wajah Zelda sekarang, berbeda dengan Novan yang tengah menikmati makanannya. Zelda terganggu dengan suara bisikan-bisikan di sekitarnya.

"Kenapa gak di makan Nasgornya?" tanya Novan menatap Zelda.

"Gimana mau makan coba, ganggu banget tau tatapan semua itu!" jawab Zelda kesal.

"Cuekin aja sih, lagian udah biasa juga di liatin," ucap Novan enteng.

"Iya itu Lo yang biasa, gue mah enggak!"

"Mau di suapin?"

"Yang bener aja,Van!"

"Hehe...udah makan aja, jangan terlalu di pikirin."

"Iya dah, serah Lo."

Dengan terpaksa Zelda memakan nasi goreng seafoodnya dengan lahap. Perutnya sudah tidak bisa di ajak kompromi, ia kesal, ia lapar, itu semua gegara Novan. Sungguh menyebalkan sekali, memang.

Setelah menghabiskan makanan masing-masing, Zelda menatap punggung Novan dengan jantungnya yang berdegup kencang. Kenapa baru sekarang ia di pertemukan dengan Novan, kenapa tidak sejak awal saja?

Tiba-tiba Zelda teringat sesuatu tentang Novan dan membuatnya terkejut. Ternyata dulu, dia sering bertemu dengan Novan, karena pertemuan perwakilan murid setiap kelas.

Huft, ternyata dirinya sendiri yang tidak menyadarinya. Zelda merasakan dingin di pipinya dan menatap pelaku yang sudah menempelkan sebuah kotak susu di wajahnya.

"Udah bayarnya?" tanya Zelda seraya mengambil susu kotak tersebut.

"Udah, ayo pergi," ajak Novan dan diangguki oleh Zelda.

Zelda dan Novan berjalan beriringan di koridor, keduanya menjadi pusat perhatian sekarang. Walaupun risih, Zelda harus tetap tenang.

"Nanti pulang sekolah langsung belanja bulanan ya?" bisik Zelda.

"Oke, tapi ke rumah dulu ya."

"Kenapa gak sekalian aja pulang Sekolah?"

"Aku mau bawa mobil, takutnya banyak bawaan."

"Oke, siap!"

"Yaudah sana kembali ke kelas," ujar Zelda seraya mendorong tubuh Novan.

"Iya, gue ke kelas ya. Lo belajar yang bener!"

"Lo juga," ucap Zelda seraya melambaikan tangannya dan di balas oleh Novan.

Keduanya berpisah dan kembali ke kelas masing-masing. Tidak ada yang tahu hubungan mereka kecuali teman dekat saja.

Sesampainya di kelas, Zelda menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul. Setelah mendudukkan diri di bangkunya, gadis yang di sampingnya menepuk pundak Zelda keras.

"Cie seneng banget, lakinya jauh-jauh ke sini buat makan sama istrinya," goda gadis tersebut.

"Diem Lo Rim, iri bilang aja." celetuk gadis bernama Tania.

"Iya, gue iri. Kenapa emang? Masalah?" cerca gadis bernama Rima itu.

"Udah, udah kenapa malah beratem sih Lo pada," lerai Zelda.

"Gimana Zel? Lancar tadi?" tanya Ziya, gadis yang sedari tadi diam saja.

"Lancar, cuman risih aja sama bisikan setan," ucap Zelda seraya menggelengkan kepalanya.

Ziya terkekeh, "cowok Lo famous, bahkan nih dua orang aja nge-fans sama cowok Lo. Jadi gak aneh sih," ucapnya seraya menunjuk Tania dan Rima.

Tania dan Rima menatap Ziya tajam, kenapa harus di bawa-bawa, lagian itu dulu kan?

"Tetap tenang walaupun banyak saingan hahaha," ucap Zelda tertawa.

"Gue udah gak nge-fans lagi sama cowok Lo Zel, gue lagi ngecrushin si Alex di kelas sebelah," ucap Tania tiba-tiba.

Zelda menatap Tania dan tersenyum seraya menepuk pundaknya, "kalem aja, gue gak marah kok. Semangat ya, Pepet terus tuh cowok biar kepicut sama Lo."

"Lah? Lo suka sama si Alex?" tanya Rima terkejut.

"Kenapa emang?" tanya Tania bingung.

"Gue suka sama temennya anjir," jawab Rima.

Ziya menepuk dahinya, ternyata selera mereka berdua selalu sama dan selalu saja mendapatkan yang sama. Zelda tertawa, betapa lucunya ekspresi Ziya yang tertekan harus siap mendengarkan kedua orang itu bercerita.

"Capek gue!" teriak Ziya.

"Hahaha..." tawa Zelda meledak.

“ Rindu sekali ” - Zelda

To be Continued...
_______________________________________________________

See you💗

Blog Story Kde žijí příběhy. Začni objevovat