☁️ 3. Sekolah ☁️

0 0 0
                                    

Suara omelan seorang gadis terdengar dari arah dapur, Zelda tengah kesal kepada Novan karena susah di bangunkan untuk sarapan dan pergi Sekolah.

"Novan! Bangun. Sekolah, woi!" teriak Zelda.

"Ini laki gue kenapa sih? Malah males-malesan lagi," gerutu Zelda seraya berjalan menuju kamar dan terkejut melihat Novan yang tengah memakai seragam.

"Kenapa? Udah puas teriak-teriaknya?" tanya Novan.

"Ya gue kira Lo belum bangun. Yaudah, buruan sarapan gue tunggu!"

"Eh jangan pergi dulu," ucap Novan seraya memegangi tangan Zelda dan menariknya.

"Kenapa?"

"Pasangin dasi."

"Dih, modus. Gak mau gue!"

Lisan dan perbuatan memang tidak sinkron, walaupun menolak Zelda tetap melakukannya. Novan hanya tersenyum gemas melihat kelucuan istrinya ini.

Tidak lama dasi sudah di pasang dengan rapi, Zelda segera membawa sepatu Novan dan dirinya sedangkan Novan membawa tas miliknya dan Zelda ke dapur.

"Nanti istirahat gue jemput Lo ya ke kelas?" ucap Novan seraya menatap Zelda.

"Gak, gue gak mau. Nanti fans Lo nyamperin gue, terus aneh-aneh lagi," ucap Zelda seraya menuangkan nasi di piring Novan dan dirinya.

"Gak bakalan gue biarin, nanti gue umumin kalo Lo pacar gue!"

"Iya dah, serah Lo."

Keduanya melahap makanan masing-masing dan menghabiskannya. Setelah selesai sarapan, Zelda membawa piring kotor ke wastafel dan mencuci tangannya. Novan dan Zelda memakai sepatu dan tasnya bersama.

"Yaudah ayo naik," ajak Novan.

"Lo agak lain ya jadi cowok, motor Scoopy warna item, helm bogo item, Hoodie lu pun item kek mau ke pemakaman," ucap Zelda seraya mengunci pintu.

"Daripada Lo, Hoodie biru apaan."

"Jangan hina gue Lo, gak bakalan gue kasih makan Lo!"

"Ampun, nyai!"

"Sini liat gue dulu!" ucap Zelda yang sudah berada di samping Novan.

Novan menghadap Zelda dan betapa terkejutnya Novan mendapatkan ciuman mendadak di bibirnya. Zelda tersenyum tanpa dosa dan naik ke atas motor seraya memasangkan helm yang serupa dengan Novan.

"Buruan, ayo berangkat. Nanti telat loh," ucap Zelda seraya menepuk bahu Novan. Novan yang masih bingung pun mengangguk dan langsung melajukan motornya.

Zelda tersenyum dan merasakan jantungnya berdebar-debar kembali, ia sudah tidak habis pikir kenapa ia bisa menciumnya.

☁️☁️☁️

Sesampainya di Sekolah, Zelda turun dan melepaskan helmnya dan menyimpannya di spion motor. Novan pun menyusul, ia masih merasakan jantungnya berdebar-debar setelah di cium tadi.

Novan mengusap kepala Zelda lembut. "Jangan lupa, nanti gue jemput ke kelas ya!"

"Iya, Novan."

"Panggil sayang dong," goda Novan.

"Pala lu sepuluh," kesal Zelda seraya mencubit tangan Novan.

Tiba-tiba muncul beberapa anak laki-laki dengan pakaian yang di keluarkan menghampiri Novan dan Zelda.

"Cie Novan punya cewek baru," goda laki-laki gondrong bernama Deni.

"Berisik lo, udah sana kalian duluan aja," usir Novan.

Zelda mencubit lengan Novan, "jangan begitu sama temen sendiri, gue duluan ya." pamitnya seraya beranjak pergi.

"Hati-hati, jangan lupa ya!"

"Iya!"

"Ganggu banget si lu!" ucap Novan kepada Deni.

"Cuman Lo yang gak tau, kalo cewek tadi itu istrinya Novan," jelas Rega kepada Deni.

"Hah?"

"Udah jangan ngobrol sama si tolol, nanti malah darting," ucap Bobby.

"Wah, kalian parah ninggalin gue," ucap Deni baru sadar.

"Tuhkan, tolol Lo kurang sinkron," hardik Rega.

"Buset, ga!"

Novan menghela nafas berat, ia sudah tidak sanggup bersahabat dengan orang-orang yang sama saja tololnya, kecuali ia sih, ganteng.

Zelda yang mendengar obrolan teman-teman Novan tertawa pelan, se-absurd itu pertemanan suami dan teman-temannya.

“ Hal-hal kecilmu itu membuat jantungku berdebar-debar tak karuan. ” - Novan.

To be Continued...
_______________________________________________________

See you💗

Blog Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang