Lagu Favorit Taehyung

Mulai dari awal
                                    

Wanita itu menganggukkan kepalanya, kemudian tersenyum tipis, kemudian bangkit berdiri dibantu oleh Jeongguk.

“Maafnya saya, Nak. Saya yang melamun.” Ujar wanita itu sembari membersihkan dress coklat susunya yang sedikit kotor. Jeongguk tetap saja merasa tidak enak.

“Nyonya, maaf saya sedang buru-buru, Adik saya sakit dan saya harus mengantarnya ke rumah sakit sekarang juga. Jadi ini kartu nama saya, jika nanti ada yang Nyonya rasakan akibat perbuatan lalai saya tadi, anda bisa menghubungi saya.” Jelas Jeongguk sembari memberikan kartu namanya pada Nyonya tadi.

“Terima kasih, Nak. Semoga Adikmu cepat sembuh, ya.”

“Terima kasih, Nyonya.” Ucap Jeongguk.

Ia segera berlalu dari tempatnya sekarang, Taehyung yang utama untuk saat ini.

***

Jeongguk harus pergi ke kantornya setelah mengantar Ibunya dan Taehyung ke rumah sakit karena alasan penting yang tak bisa ditinggal. Jadi, pria itu memutuskan untuk langsung kembali ke rumah sakit setelah urusan pekerjaannya selesai.

Like a river flows,
Surely to the sea,
Darling so it goes,
Some things, Are meant to be..

Langkah Jeongguk terhenti di depan ruang rawat 102. Ia terpaku mendegar suara Taehyung yang bernyanyi di temani Ibunya, kemudian dirinya mendengar suara Taehyung yang tertawa kecil di akhir nyanyiannya.

Jeongguk membuka pintu perlahan, Taehyung masih tertawa kecil di dalam pelukan hangat Ibunya. Tangan kurus bocah lelaki itu terpasang infus, terlihat nasal kanula terpasang di hidungnya. Taehyung tampak menyedihkan untuknya, tetapi wajahnya yang bahagia di dalam dekapan Sang Ibu membuatnya menghangat.

“Kau sudah enakan, eoh?” tanya Jeongguk membuat Taehyung dan Ibunya menoleh ke arah Jeongguk. “Lho, kapan kamu sampai?” tanya Nyonya Jeon kepada anak semata wayangnya.

Pria berusia kepala dua itu meletakkan kantung putih berisikan roti dan beberapa susu di atas meja, kemudian menghampiri Ibunya dan Taehyung yang masih saja saling mendekap. “Aku baru saja tiba, dan mendengar Taehyung bernyanyi.” Ujarnya kemudian tangannya terangkat untuk mengelus surai Taehyung, membuat anak itu memejamkan matanya.

“Kau suka lagu itu?”

“Humm, dulu Ayah suka memutarnya saat aku kecil.”

“Oh ya? Ngomong-ngomong di mana orang tuamu?” Jeongguk sepertinya salah bertanya, karena Taehyung tidak merespon pertanyaan keduanya, ia hanya terus memejamkan mata, kemudian kini berpindah ke dalam dekapan Jeongguk. Anak itu memeluk Jeongguk, menyembunyikan kepalanya di balik dada bidang milik Jeongguk.

“Ibu kak Jeongguk dari tadi menemaniku tanpa istirahat. Aku mau beliau istirahat, dan kak Jeongguk mendongengkanku.” Ujar Taehyung. Jeongguk masih terdiam.

“Aku punya buku, kau boleh isi apapun yang kamu mau, Kak.”

“Oh iya? Di mana bukunya?”

Taehyung tampak begitu semangat, kemudian merogoh sesuatu di bawah bantalnya. Ia memberikan Jeongguk sebuah buku diary biru dengan wajah yang begitu ceria meskipun sedikit pucat. Jeongguk menerimanya, kemudian Ia pandangi dengan lamat buku yang kini berada di tangannya.

“Jadi saya boleh menuliskan apapun di sini?” tanya Jeongguk meyakinkan, Taehyung menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Sebuah senyuman manis terukir pada bibir Jeongguk. “Baiklah kalau begitu saya akan menuliskan sebuah puisi untukmu, tapi tidak sekarang. Kau tahu? Saya butuh membuat puisi paling indah untukmu, ya meskipun saya tidak mahir berpuisi.” Ujar Jeongguk sembari mencubit pelan pipi Taehyung yang menirus. Taehyung mengangguk.

***

“Taehyung sakit apa, Bu?” Jeongguk menghampiri Ibunya yang kini sedang menyantap roti di sofa kamar rawat Taehyung. ya, setelah Jeongguk membuat bocah delapan belas tahun itu tertidur, dirinya segera menghampiri Yuna untuk bertanya perihal kondisi kesehatan Taehyung.

Yuna meletakkan bungkus roti miliknya yang sudah kosong itu kembali pada kantung putih, kemudian ia meneguk sebotol air putih dan tersenyum ke arah putra semata wayangnya.

“Tidak buruk, hanya saja yang membuat Ibu sedih—Dokter berkata kalau makannya tidak rutin, Taehyung juga terlalu kelelahan, dan tadi siang ia sempat terguyur hujan deras. Apa orang tuanya benar-benar tidak memperhatikannya? Kudengar dari Jimin, anak ini suka menceritakan tentang orang tuanya yang super sibuk hingga tak pernah bisa datang ke acara sekolah dulu.” Yuna menjelaskan.

Jeongguk terdiam, ia mencoba mencerna perkataan Ibunya sembari memperhatikan wajah damai Taehyung yang tengah tertidur. “Saya bahkan tidak pernah tahu apa yang anak itu alami, Bu. Dia terlalu menyimpan semuanya rapat-rapat. Saya harus bagaimana?”

Hening, Ibu Jeongguk pun tidak semudah itu membuat Taehyung terbuka dengan apa yang Ia alami.

Malam itu, Jeongguk menginap di ruang rawat Taehyung. Ia tidur di samping laki-laki yang begitu dia sayangi, dengan lagu can’t help falling in love yang mengalun indah sepanjang malam.

(Jungkook X Calvin Klein, nangissss ㅠㅠ)

120 Minutes (Kookv)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang