"Penghianat?" Galang menaikkan sudut bibirnya.

"Jefri, Cellos tolong ikutin kemana Kevan pergi!" suara Varo membuat mereka berdua dengan cepat meraih jaket dan mengikuti Kevan.

"Kenapa lagi ro?" tanya Ale.

Varo menggeleng, "Jaga-jaga aja bang."

Dilain tempat, Kevan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menuju lokasi yang di-sharelock oleh Lio. Hanya butuh beberapa menit, ia sudah sampai dan memakirkan motornya disamping motor Lio dan sebuah mobil.

"Ada apasih bang?" Kevan yang baru turun langsung menghampiri.

"Markas Batra?" gumam Jefri.

"Ada perlu apa bang Kevan kesini lagi?" tanya Cellos dari kejauhan yang berhenti.

"Lagi?" Jefri menatap temannya.

Cellos mengangguk, "Waktu itu gue disuru ngikutin dia juga kesini."

"Gak mungkin dia ngehianatin Altra kan?"

Cellos mengangkat bahu acuh, "Kita liat aja nanti."

Jefri buru-buru mengambil ponsel lalu memotret Kevan yang sedang bersalaman dengan pria berumur lalu memanggilnya dengan sebutan bos.

"Cabut."

"Kita harus gerak cepat," perintah pria yang berumur 40tahun itu.

"Kenapa tiba-tiba bos?" tanya Kevan.

Lio menepuk bahu Kevan, "Gue liat rencana mereka gabakal lama lagi dijalankan."

Kevan mengangguk-angguk, "Sekarang apa?"

"Kita buat kesepakatan sebelum Aditya ambil langkah duluan," jawab Pria itu.

0o0

"Gimana?" Varo langsung bertanya saat Jefri dan Cellos baru saja datang. 2 lelaki itu masuk kedalam untuk berbicara langsung pada inti Altra terutama ketua nya.

Galang menaikkan satu alisnya, Jefri tanpa basa basi langsung menyodorkan ponselnya. Dilihatnya dengan seksama sampai Galang menzoom laya.

"Itu Kevan?" tanya Irham masih tidak percaya.

Varo mengangguk, "Ini yang kedua kalinya dia ke markas Batra."

"Gue mau liat lang," pinta Irham. Galang langsung memberi ponselnya pada cowok berambut ikal itu.

Matanya menatap seius kearah layar lalu menatap mereka semua, "Dia ngapain?" tanya Irham.

"Ini lagi cari tau dodol," celetuk Rehan.

"Dodol mah buat sikat gigi itu," tambah Ragil.

"ODOL!" seru mereka menjawab, Ragil menepuk tangan seraya tertawa kencang.

Ketua Altra itu melihat layar ponselnya lagi, "Gak mungkin ini om Zio?"

"Om Zio?" Ragil tampak berfikir, "Ayahnya Echa?"

"Biar gue liat," Varo mengambil alih.

"Ini--- bang Lio abangnya Lea gak sih? mirip sumpah dari samping,"

Rehan merebut, "Wah bener gila."

"Anjir iya sih, ini om Zio sama abangnya Lio" Ragil merebut juga.

"Mereka ngapain di markas Batra?" tanya Irham serius.

ONLY MINE (TERBIT)Onde histórias criam vida. Descubra agora