{4}. Awal Kisah Sang Bumantara & Shandya//

Start from the beginning
                                    

-

-

Pulangnya, Lilya tak langsung pulang ke rumah melainkan ke sebuah pemakaman umum yang lumayan jauh jika di hitung dari rumahnya.

Tak lupa juga, Lilya membeli sebuah buket bunga yang sudah di tata dengan sangat rapi. Lilya berjalan mendekati sebuah makam lalu menduduki dirinya di tanah, ia sama sekali tak peduli dengan seragam putih nya kotor.

" Mell, apa kabar? " Tanyanya sambil menaruh buket yang ia pegang itu di di samping batu nisan.

" Baik dong pastinya. " Ia menjawab sendiri pertanyaan tadi.

" Melody, kakak kangennn banget sama kamu. Oiya, kakak masuk ke sekolah impian kamu, kamu pasti gak seneng kan? Sama, kakak juga gak seneng masuk ke sekolah impian kamu, ngebuat kakak merasa bersalah mulu. " Ucap Lilya membuka sesi curhatan meskipun hanya ia dan Tuhan yang dengar.

" Kamu tau gak sih, mamah sama papah berubah banget sekarang, mereka cuman sibuk sama pekerjaan mereka, jadi gak punya waktu buat kakak. Terus, mereka nge-paksa aku buat jadi kamu melody. Ck, beruntung banget ya lo Melody bisa ngerasain kasih sayang nya mamah sama papah sedangkan gw apa? Gw gak pernah sama sekali ngerasain itu. " Ucap Lilya sambil memajukan kedua bibirnya.

Lilya mengedarkan pandangannya ke kiri-kanan dan kebelakang, kemudian mengusap nisan adiknya beberapa kali.

" Udah ya, sampe sini dulu curhat nya, kapan-kapan gw bakal datang sambil curhat ke lo. Dadah melody. " Lilya berdiri dari duduknya menepuk roknya yang kotor oleh tanah. k
Kemudian, gadis yang masih memakai seragam sekolah menengah akhir itu pergi dari pemakaman umum yang terletak di jl. Antapani.

***

Sepi, itulah yang dirasakan oleh Lilya ketika pertama kali membuka pintu rumah itu, ia menghela nafas jengah lalu melangkah kan kakinya dengan gontai.

" Gw kesepian lagi. " Lirihnya sambil melempar tas punggung nya, tanpa mengganti pakaian nya ia langsung merebahkan tubuh nya di kasur dan siap untuk menutup kedua matanya.

Kamar yang tak di bilang besar itu sangat aesthetic jika di pandang dengan kedua mata yang terbuka, Lilya yang sangat menyukai seni merubah kamar nya menjadi sebuah museum seni seperti lukisan. Di Sana juga, terdapat sebuah 2 bingkai poto seorang perempuan yang tak lain adalah Melody dan Lilya.

-

-

Jam sudah menunjukkan pukul 17:17, selama itu Lilya tidur. Perempuan itu melihat jam di dinding ia melotot lalu meregangkan tubuhnya yang terasa mau remuk. Lilya langsung bangun kemudian mengambil handuk untuk mandi,
Berjalan gontai menuju kamar mandi yang terletak di samping kamarnya.

4 menit berlalu. Terlihat lilya dengan rambut basah yang masih berantakan berada di dapur membuka kulkas entah mencari apa.

" Telurnya udah habis? " Tanya nya kepada sendiri nya sambil membuka kulkas tempat biasa mamahnya menaruh telur dan makanan lainnya.

Ia mencari makanan yang bisa ia makan atau masak, tapi nihil tidak ada sama sekali yang tersisa membuat ia berpikir sebentar.

" Beli mie instan, ah. " Lilya berlari untuk mengambil uang sakunya. Ia mengernyit bingung tidak melihat apa-apa di kantung seragam sekolah nya dan tempat biasa yang ia menyimpan uang.

DERMAGA//Where stories live. Discover now