06 | Biarlah tersimpan

Start from the beginning
                                    

     "Aku gak apa-apa, habis jatoh," Laksa buru-buru menjawab.

     Dan gadis itu jelas tak langsung percaya begitu saja.

     "Lo bohong, kan?" selidiknya. "Jangan bilang lo di bully lagi sama Hanta? Iya?"

     Kedua bola Laksa membola, ia lekas menggeleng kuat.

     "Ak-aku—

     "Lo harus ganti baju, kalau gak lo bisa sakit."

     Terlambat, gadis itu sudah buru-buru memotong perkataan Laksa dan lekas menariknya keluar dari kamar mandi umum.

     Laksa tergagu. "Kal-Kala ...

     Dengan emosi yang tertahan, Kala hanya terdiam tak mengindahkan panggilan Laksa terhadapnya. Persis yang di alami mendiang adiknya dulu, ketika pembullyan itu terjadi dan pihak sekolah sama sekali tak tahu menahu.

xxx

     "Ta! Ta! Ta! Lo lihat, dah!"

     Hanta berdecak kesal ketika salah satu temannya menepuk pundaknya berkali-kali di saat ia sedang memainkan pertandingan game. Dan berakhir terdengar sebuah suara berasal dari ponselnya jika ia sudah 'terkalahkan'

     Hanya mengerang frustasi, berdecak semakin kesal lalu berakhir menoyor kepala temannya. "Kalah, kan, guanya!"

     Sembari mengusap kepalanya, lelaki itu menangkap wajah Hanta—mengarahkannya pada koridor sekolah, seolah mengharuskan Hanta melihat sesuatu yang teramat menarik.

     "Noh ... Lihat siapa."

     Sedikit memakan waktu lama, Hanta mengernyitkan dahi yang bahkan alisnya pun ikut bertaut. Setelah itu wajahnya memerah seperti seorang sedang menahan emosi.

     "Sialan!" tukas Hanta penuh penekanan. "Cari muka mulu, bangsat!"

     Beberapa teman Hanta hanya terkekeh, lalu mereka saling merangkul bahu Hanta dan salah satunya pun berkata, "Kenapa? Cemburu lo? Apa jangan-jangan lo mulai suka sama tuh cewek?"

     Buru-buru kepala Hanta menoleh. "Tutup mulut lo, Lex."

     Bukan malah takut mereka malah semakin tertawa mendengar kata yang Hanta lontarkan, yang mana membuat Hanta sendiri merasa kesal dan hampir saja memukul kedua temannya.

     "Lihat aja, gua gak akan pernah biarin dia bahagia selama hidup di dunia."

     "Lo mau apain lagi, tuh, anak?" tanya Alex.

     Hanta tersenyum sinis. "Mau gua anter ke tempat dimana orang tuanya tinggal."

     Mereka tertegun.

     "Ya-ya ... Ngak gitu juga, Ta!"

xxx

     Sudah hampir lima belas menit Laksa hanya duduk di depan ruang ganti lelaki—berdiam diri sembari sesekali mengusap-usap lengannya yang terasa dingin. Juga tak jarang Laksa menerima cibiran dari siswa lelaki yang berlalu-lalang di hadapannya.

Laksa Dan LukanyaWhere stories live. Discover now