01 | Bully

3.9K 285 25
                                    

🎶 Playing song : Dear Cloud - Remember 🎶

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

🎶 Playing song : Dear Cloud - Remember 🎶

HAPPY READING

“Kata Abang, kejahatan tak semestinya di balas dengan kejahatan.”

LAKSA DAN LUKANYA

     “Woy, dungu!”

     Langkah kaki kecilnya terhenti ketika makian itu terlontar. Kedua bola matanya menatap sekitar, ia takut salah dengar. Tetapi, tidak ada siapa-siapa di koridor sekolah selain dirinya. Jadi, umpatan itu sudah di pastikan tertuju kepadanya.

     “Lo gak denger kita panggil?!” sentak salah seorang remaja di belakangnya.

     Ia lekas menggerakkan dan membalik badannya, sembari mencengkeram erat dua sisi tali tasnya yang menggantung di samping badan.

     Lamat-lamat kepalanya mendongak penuh takut. “Sa-saya, Kak?" tanyanya gugup.

     Komplotan tiga lelaki berseragam acak-acakan itu tertawa, “Ya kalau bukan lo, siapa lagi?!”

     “Udah yatim piatu, bego lagi! Hahaha!” mereka kembali menertawainya.

     Malahan, dirinya hanya diam tak membalas perbuatan keji tiga remaja di hadapannya—yang sudah mengejeknya.

     “Maaf, Kak, saya tidak dengar tadi,” gumamnya lirih.

     Sayup-sayup ia melihat jika ketiga lelaki itu berjalan ke arahnya dengan langkah angkuh, membuatnya kembali menundukan kepala dan tak berani mengangkatnya lagi. Tangannya meremat tali tasnya semakin erat.

     “Nih, kerjain tugas kita!” salah satu dari mereka lekas melemparkan sebuah buku ke arahnya, membuatnya sontak terkejut dan berakhir buku itu jatuh di atas lantai.

     “Elah! Nangkep buku gitu aja gak bisa! Ambil!”

     Tubuhnya pun lekas berjongkok dan mengambil buku itu. Tapi baru saja tangan kanannya hendak meraihnyav, sebuah kaki yang di balut sepatu putih bergerak dan menendang buku itu hingga terlempar jauh. Dan lagi-lagi ketiga remaja itu pun tertawa dengan begitu lantangnya.

     Wajahnya sama sekali tak memperlihatkan jika dirinya benar-benar marah. Malahan, dengan senang hati ia berjalan sedikit merangkak guna mengambil buku itu.

Laksa Dan LukanyaOnde histórias criam vida. Descubra agora