(12) fight.

17.5K 2.4K 267
                                    


Hares melihat jam yang bertengger di pergelangan tangan-nya masih menunjukkan pukul empat pagi.

Ia kemudian melirik ke arah Jeo yang masih terlelap dengan wajah yang terlihat damai.

Kini Jeo yang memeluk Hares seperti guling.

ㅤㅤ
Hares tersenyum tipis. Tangannya bergerak mengelus pelan surai Jeo sambil melepaskan pelukan Jeo.

Setelah berhasil terlepas tanpa membangunkan-nya, Hares membenarkan posisi tidur Jeo lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Lo mimpi indah ya?" gumam Hares pelan. Takut membuat Jeo terbangun.

Hares mengelus lembut pipi Jeo tanpa mengusik tidur pemuda tersebut dan memandang lekat wajah Jeo yang terlihat damai.

Tanpa sadar Hares mendekatkan wajahnya, berniat mengecup pipi Jeo.

Namun akal sehatnya segera kembali.
ㅤㅤ

"Lo gila, Rangga Haresa." ujarnya memaki dirinya sendiri lalu segera bangkit dari ranjang.

Hares terdiam sebentar masih memandang Jeo yang terlelap dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Gue pasti udah gila." ujar Hares menggelengkan kepalanya lalu segera pergi meninggalkan kamarnya.

ㅤㅤ

ㅤㅤ

ㅤㅤ

"Udah selesai ngen nya?" tanya Arthur ketika melihat Hares keluar dari kamarnya.

Hares menatap Arthur kesal.

"Kayaknya mereka nggak ngen deh, gue ga ada denger ah ah dari dalam." ujar Ajun dengan wajah bingung nya.

"Jun kampret, lo mau nguping orang nge-W?" umpat Arthur sambil menenteng secangkir coklat panas.

Hares me rotasikan bola matanya. Tak habis pikir dengan dirty mind teman-temannya ini.

"Gue kira lo pada udah pulang." tutur Hares santai walau terkesan mengusir.

"Yang lain emang udah pada pulang kok, tinggal kita berdua aja disini." sahut Ajun tak merasa tersinggung sedikitpun.

"Terus kenapa kalian gak pulang?" Hares tersenyum ramah kepada kedua teman-nya, kode keras.

ㅤㅤ
"Karna kita ga mau pulang, kenapa emang?" sahut Ajun tanpa beban.

"Bener Res, apart lo udah kayak rumah gue rasanya. Betah gue disini." timpal Arthur sukses membuat Hares menghela nafas.

Sepertinya ia tak bisa mengenyahkan kedua temannya ini dari hadapannya.

ㅤㅤ

ㅤㅤ

PIPPP

ㅤㅤ

Suara sandi apart milik Hares yang terbuka membuat ketiganya menoleh ke arah pintu dengan serentak.

Lalu detik berikutnya raut Hares berubah datar dan tak bersahabat melihat seseorang yang barusan memasuki ruangan itu.

Sosok itu tak lain adalah Jaeren.

ㅤㅤ

Ajun dan Arthur merasa heran merasakan atmosfer tak mengenakkan yang terasa antara Hares dan Jaeren.

Dengan instingnya, kedua orang itu memundurkan tubuh mereka menjauh dari Hares dan Jae.

"Jun, biasanya kalo gini mau betumbuk kan?" tanya Arthur pada Ajun.

ANTAGONISWhere stories live. Discover now