24>

1.2K 156 27
                                    

^Tidak trima komentar negatif! Boleh mengkritik tapi harus utamakan Sopan Santun!

Ini hanya cerita fiksi belaka hasil karangan sendiri^
Jikalau ada kekurangan tolong dimaafkan...
(Sekian trima salah satu member enhypen menjadi jodoh kita)
(Jangan lupa Share cerita ini ke sesama penyuka Sunoo Harem oky)
.
.
.
walaupun ceritannya kurang seru, tapiii TOLONG dibantu Votenya disetiap Chap karna itu berguna banget untuk penulis

(Happy reading)
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hahhh...hahh aku harus pergi kemana agar terhindar dari amukan Ni-ki!" Menolog Sunoo terus saja berlari tak henti-henti mengindar dari Ni-ki. Untung ia dengan jurus tipuannya bisa mengelabui Ni-ki dengan mudah.

Sunoo terus berlari sambil memikirkan tempat yang aman untuknya bersembunyi dari maut sementara waktu. Sunoo sudah berada di Lobi Istana En-der. Sunoo berpikir bahwa jika dirinya masih berada disini pasti tidak akan aman bersembunyi di dalam Istana. Lebih baik keluar dari istana.

Sunoo berlari tanpa menoleh kebelakangnya. Ia harus melewati para Plajurit dulu jika ingin keluar. Ck! Merepotkan.

"Ettsss kau ingin pergi kemana?!" Tahan Plajurit yang waktu itu pernah bertengkar dengannya. Yaitu Jaemin.

"Kau?! T-tolong bukakan gerbangnya aku..ee aku ingin membeli sayuran iya aku harus membeli sayuran oleh kepala pelayan" ucap Sunoo mencoba mengelabui para Plajurit yang menatapnya curiga.

"Benarkah?" Ucap Haechan dengan menyipitkan matanya memandang Sunoo penuh selidik.

Sunoo berdecak kesal. Susah sekali untuk keluar dari Sini. Sunoo mendekat pada Plajurit yang jumblahnya ada tujuh orang itu. Sunoo mencoba membuat wajah serius walau di dalam hatinya tengah panik setengah mati takut Ni-ki menemukannya.

"Jika kalian tak percaya kalian boleh dengar sendiri dari Dongpyo!" Ujar Sunoo menegaskan. Dengan raut wajah serius yang sangat menggemaskan. Beberapa dari Plajurit itu diam-diam di buat tersipu oleh penampilan Sunoo.

Sebenarkanya Mereka tidak menyukai Dongpyo si kepala pelayan yang mempunyai mulut cerewet seperti ember bocor.

Setelah itu para Plajurit itu melirik satu sama lain.

"Baiklah silahkan maafkan kami telah mencegahmu" ucap Jeno lembut. Sunoo tersenyum senang mendengar penuturan dari salah satu Plajurit kekar itu.

"trima kasih!"

Plajurit itu membuka gerbangnya lebar membiarkan Sunoo keluar dari Istana.

Dengan terburu-buru Sunoo melewati gerbang itu lalu pergi mencari tampat persembunyian yang aman.

"Jeno kau yakin dengan ucapannya" ucap Jaemin sedikit kesal pada Jeno yang dengan mudahnya membukakan gerbang untuk Sunoo.

"Bukankah dia ingin membeli sayuran. Kenapa kita mencegahnya" balas Jano.

🍑<<|SUNOO × HAREM|>>🍑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang