Bayu tertawa, melihat ekspresi amar, kemudian ia mengusap punggung sang ayah dengan penuh kasih sayang, terkadang amar memang tampak begitu lucu ketika ekspresif seperti sekarang.

Bayu jadi teringat masa kecilnya, saat amar waras ia adalah sosok ayah yang jenaka dan di sisi lain ia sanggup menjadi sosok lelaki panutannya yang penuh kharisma.

Masa kecilnya yang indah ketika ayahnya masih sehat dan siti masih hidup, sedikitpun bayu tidak pernah kekurangan kasih sayang, amar dan siti berhasil mendidik bayu sejak kecil, membiasakan bayu bergesekan dengan masalah kecil yang selalu bisa bayu selesaikan sendiri, membiarkan sang anak bertanggung jawab atas minuman yang tumpah, menangis ketika sedih dan mengusap air matanya sendiri, menjadikan bayu lelaki tangguh yang tidak mudah runtuh meskipun di terjang ombak.

"Terimkasih pak, bapak sama ibu sudah mendidik dan menyayangi bayu, bapak sehat ya pak biar ibu senang di sana".


________________



    Sebuah dering ponsel memaksa sarah untuk keluar dari alam bawah sadarnya, nampaklah nama dewi di layar pipih tersebut yang mengajukan panggilan video call, kemudian dengan amat sangat terpaksa sarah pun mengangkatnya sambil mengucek matanya.

"Good morning bu bos, gilaaaaa masih tidur aja lo jam segini" goda dewi dari sebrang telfon.

"Ganggu tau ga lo". Seperti biasanya kejutekan sarah hanya menjadi lelucon untuk dewi sekarang ia bahkan hanya terkekeh.

"Lo ga liat gue dimana? Nihhh gue bawain lo salad kesukaan lo, buruan buka pintu!". Kini sarah baru sadar bahwa sedari tadi dewi berada di apartemennya, dan sekarang ia sudah berada di depan unitnya.

Melihat apa yang di bawa dewi sarah pun bergegas bangun untuk membuka pintu.

"Woaaaa apa nihhh, thanks ya" dengan tidak sopannya sarah langsung menyambar bingkisan yang dibawa dewi ketika ia membuka pintu.

Tapi tubuh sarah sama sekali tak membukakan jalan untuk dewi masuk.

"Ekhem".

"Apa?"

"Ini gue ga di suru masuk!?". Ucap dewi jengah.

"Ngapain? Ko ga langsung pulang aja?" Kata sarah dengan polosnya.

"Gue mau masuk duluuuuu!".

"Pulang aja gihhh" entah mengapa mereka malah main dorong dorongan di depan pintu, hingga dewi bisa memaksakan diri untuk masuk ke apartemen mewah ini.

Dewi begitu takjub ketika melihat isi dalamnya, sampai ia berkacak pinggang sambil geleng-geleng kepala.

"Astagaaaa tuhaaaaan, jadi ini tempat tinggal seorang perawan! Apartemennya ibu direktur" Dewi tau betul hal ini akan terjadi, sampah bekas makanan di meja, cucian piring yang dibiarkan begitu saja, buku-buku di sofa berserakan.

Sedangkan si empunya wilayah malah melengos ke dapur begitu saja, ia sudah tak sabar ingin membuka makanan ini.

"Sarahh, gue udah duga lo ga akan bisa tinggal sendirian, lo udah biasa di layanin dirumah lo jadi mending pulang deh sar". Tegur dewi, wanita sebayanya itu kemudian menyambar celemek kedap air kemudian ia langsung mencuci dan membersihkan semua yang kotor meski mulutnya tidak akan berhenti mengoceh selayaknya emak emak.

Bayu putra AmarWhere stories live. Discover now