"Aku gak ada hubungan dengan, Garam," elak Calluna.

"Tuh, bahkan kamu udah manggil dia seakrab itu. Kalo kamu masih mau ngelak, lihat postingan Nyonya Mahawira beliau kelihatan eksited sama publishnya hubungan kalian."

"Sheren, kamu tau aku."

"Iya, aku tau. Tapi ini, sulit dibantah, berita itu sukses menutup skandal pelakormu dan Nagara yang belok beberapa tahun belakang ini." Sheren terlihat senang disebrang sana. Bagaimana tak senang jika temanmu sekaligus anak buahmu mendapat pria yang paling diidamkan oleh kaum hawa.

"Aku pusing, nanti aku ke agensi." Calluna menutup sambungannya. Ia memijat pangkal hidungnya.

Kemarin saja ia gagal mendapat jawaban Nagara, karna pria itu diselamatkan oleh dewi fortuna. Cukup ia melebih-lebihkan, tangan kanan Nagara tiba-tiba menghampiri mereka dan mengatakan jika dririnya ada rapat penting, berakhir dengan Nagara yang memaksa salah satu anak buahnya mengantar Calluna pulang. Pria itu cukup baik dengan tak meninggalkan Calluna sendirian di pinggir jalan.

"Masalah apalagi ini. Orang bodoh saja langsung ngeh kalo itu dirinya. Penelope juga jelas-jelas tertulis artis pendatang baru. Meski banyak tapi untuk artis wanita kan hanya beberapa. Udah pasti ketauan. Aduh pusing pala satu ini."

Calluna mengambil kembali ponselnya, ia harus bertemu Nagara hari ini.

"Kamu dimana? Bisa kita bertemu hari ini, ada hal penting yang harus kita bicarakan." Ucap Calluna saat panggilamnya mendapat jawaban.

"Ya, aku ada sedikit waktu. Kita bisa bertemu di Lotte Cafe jam 11 nanti." Balas dari sebrang sana.

***

Berkahirlah dia terdampar disini. Pria itu sudah duduk rapi didepannya .

"Tolong jangan libatkan aku di skandal datingmu!" Sembur Calluna, ia sudah kesal menahan hal ini sejak tadi. Nagara masih saja bersantai ria sambil menyesap secangkir kopi hitam.

"Susah, Calla. Kamu tau sendiri Penelope gak menerima suap untuk membungkam berita. Ditambah dukungan statement dari Mamaku." Nagara menghela nafas, ia tau maksud Calluna. Semua berita masih bisa ia redam namun tidak dengan Penelipe News.

"Terus aku harus gimana? Publik pasti membullyku lagi seperti kemarin." Calluna memijat keningnya. Drama hari ini sangat mengesankan.

"Gak akan! Aku janji itu, gak akan ada satu statement atau komentar buruk yang akan menyinggungmu, aku janji." Nagara meraih tangan Calluna yang berada di meja. Ia mengusap perlahan, netranya mengunci wajah Calluna yang terlihat tertekan.

"Percaya? Bahkan dari awal kamu terus saja ingkar! Lalu bagian mana lagi yang harus kupercaya, Gara," tekan Calluna. Benar, bagian mana lagi yang harus dirinya percaya.

"Sudahlah, memang gak ada ujungnya pembahasan kita kali ini. Aku permisi, sekali lagi tolong jangan libatkan diriku." Calluna berdiri, ia muak sungguh. Segera saja pergi tanpa menunggu ucapan Nagara selanjutnya.

"Calla."

"Calla, tunggu dulu."

Nagara segera mengejar Calluna, ia melangkah cepat menghampiri gadis itu.

"Calla." Tepat didepan cafe, mereka terhenti. Nagara berhasil meraih lengan Calluna.

Namun ternyata bukanlah itu yang menghentikan langkah Calluna. Namun beberapa wartawan yang mengangkat camera dan microfon mencoba memotret wajah mereka berdua yang sial kecerobohan Calluna tak memakai masker dahulu saat melangkah keluar dari ruang vip tadi.

"Tuan Nagara apa benar Nona Calluna yang menjadi teman kencan anda?"

"Apa Nona Calluna dibalik foto kemarin?"

"Tuan apa benar kalian sedang menjalin asmara?"

Nagara segera menyembunyikan tubuh Calluna dibalik punggungnya saat menyadari getaran kecil pada jemarinya.

"Turunkan lensa kalian! Kalian membuat wanitaku ketakutan." Perintah Nagara.

Mereka kompak menghentikan acara memotrenya, namun tak sekalipun beranjak, karna dengan berita hot news ini, bonus mereka semua akan cair.

Calluna masih saja blank, ia bahkan tak kunjung menyadari tentang ucapan Nagara. Bagaimana tak shock jika kalian diberondong dan disodori oleh microfon dan blitz camera.

"Apa benar Tuan Nagara dan Nona Calluna terlibat kencan?" Kembali salah satu dari mereka mencecar pertanyaan.

Calluna dengan cepat menunjukkan badannya. Ia harus menyelesaikan ini.

"Tidak, kami hanya rekan kerja." Sanggahnya, melepas cekalan tangan Nagara.

"Tolong jangan salah paham. Bukan aku wanita itu. Jadi saya permisi, silahkan tanya pada Tuan Nagara, siapa wanita beruntung itu." Calluna menekan setiap katanya. Agar para manusia haus berita itu sadar.

Ia segera pergi menghentikan taksi yang kebetulan lewat. Calluna segera masuk dan menyebut alamat tujuannya. Meninggalkan Nagara dan para wartawan.

Mereka beralih kembali pada Nagara. Memberi pertanyaan berulang.

"Apa itu benar Tuan, siapa wanita beruntung itu, jika bukan Nona Calluna orangnya?"

"Silahkan kalian tanyakan pada Mama saya, beliau tau siapa orang yang beruntung itu. Jangan mengejar Calla dan membuatnya tidak nyaman dengan tindakan tidak sopan Kalian. Jika kalian masih saja tak patuh, saya akan membuat perhitungan pada kantor surat kabar kalian." Setiap kalimat Nagara seolah menegaskan jika memang Calluna orangnya.

Nagara beranjak pergi, meninggalkan wartawan yang sudah puas dengan hasil yang mereka dapat kali ini.

***

Tbc.

Jangan lupa tinggalkan jejak😶‍🌫️

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang