Chapter 8 : Uciha

100 10 12
                                    

.
.
.
.
.

Happy Reading^^

Kening Sasuke mengerut ketika membaca satu pesan singkat dari Itachi, kakak kandungnya yang baru saja mengiriminya pesan setelah sekian lama.

"Kakak sialan!" umpatnya membuat Naruto yang sibuk dengan ponselnya mengalihkan pandangannya pada sahabat sekaligus teman sekamarnya itu.

Dalam satu kamar diisi oleh dua orang dan secara kebetulan kedua pembuat onar satu kamar seperti sekarang. Sekarang posisi mereka adalah Naruto yang rebahan di kasurnya, tapi kepalanya menoleh pada Sasuke yang duduk di sofa biru gelap yang berada di samping kasurnya.

"Kenapa, Sasuke?" tanya pemuda berambut pirang itu.

"Itachi baru saja mengirim pesan setelah sekian lama,"

Naruto menarik satu alisnya setelah mendengar jawaban Sasuke. "Kenapa kau kesal? Harusnya kau senang kalau kak Itachi mengirim pesan setelah sekian lama, pasti dia sibuk dan berusaha menyempatkan untuk memberi kabar padamu." terang Naruto.

Jujur saja, dia sedikit iri dengan Sasuke yang masih memiliki kakak yang masih perhatian padanya. Tidak seperti dirinya, kakak kandungnya itu tidak pernah memberi kabar padanya sedikit pun. Di antara saudara kandung dan sepupu-sepupunya, cuman Sakura yang masih sering menghubunginya. Sementara yang lain hanya menghubunginya bila perlu saja. Gak tau diuntung!

"Ck. Masalahnya itu, dia ternyata pindah tugas sementara ke Suna selama seminggu..tanpa memberitahuku terlebih dulu!"

"Apa!" seru Naruto.

"Iya. Kalau gitu aku bisa minta tolong pada Itachi untuk meminta izin pada Izumi dan ikut Itachi ke Suna,"

"Memangnya untuk apa kau ke sana?" tanya Naruto yang heran dengan ucapan Sasuke tadi.

Sasuke berdecih dan menatap datar pada sahabat bodohnya itu. "ya tentu saja untuk keluar dari tempat pelatihan ini, bodoh! Lumayan, kan bisa ikut Itachi jalan-jalan ke Suna."

"Iya, sih. Tapi di sana kak Itachi, kan kerja? Buat apa kau di sana, jadi pengangguran dan beban Itachi?" ejek Naruto lalu kembali fokus pada ponselnya.

Sasuke melempar bantal kecil yang berada di dekatnya ke kepala pemuda Namikaze itu sebagai balasan dari ejekan si pirang bodoh itu.

"Lebih baik aku menjadi penggangguran dan beban Itachi dibandingkan dijadikan babu oleh wanita gila itu." keluh Sasuke yang mengetik balasan di ponselnya.

"Siapa wanita gila yang kau maksud?"

Sasuke menoleh pada wajah bodoh Naruto yang sedang bingung.

"Siapa lagi kalau bukan Ketua di tempat ini," jawab Sasuke yang kembali fokus pada ponselnya.

Wajah Naruto yang semulanya bingung berubah kesal karena Ketua favorite-nya dikatai wanita gila oleh Sasuke. "Ck! Dia bukan wanita bodoh, Sasuke!"

Sasuke yang mendengar seruan wajah Naruto menoleh pada sahabat popoknya yang sekarang berubah menjadi sangat serius. Tapi anak bungsu Keluarga Uciha itu hanya menatap datar wajah serius Naruto. "Dia memang wanita gila!"

Naruto bangun dari tidurnya dan berjalan mendekati. Dengan wajah serius dengan menarik kerah baju yang. Sasuke pakai.

"Hey, Uciha! Hanya karena kau adalah keluarganya, bukan berarti kau boleh menghinanya seperti tadi! Dan aku juga tidak terima kalau kau menghina perempuan yang kucintai!" ucap Naruto dengan tatapan menusuk pada Sasuke.

Uciha's Love Story : We Will Conquer YouWhere stories live. Discover now