****

"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang!?"

Alarick menatap Tara dengan tatapan meminta maaf

Melihat rasa bersalah di mata alarick, Tara memalingkan wajahnya tidak tahan. "Lupakan. Sebagai gantinya, kau panggilan staylish untuk datang segera, aku akan mandi dengan cepat"

Alarick mengerutkan keningnya seakan tidak setuju dengan permintaan Tara "hanya pertemuan keluarga. Dan tidak banyak orang yang hadir"

Tara terlihat menimang "tapi bukankah ini pertama kalinya aku bertemu dengan mereka secara resmi? Jadi aku harus berpenampilan bagus"

Alarick mendengus "untuk apa? Kita hanya menemui nenek"

"Tapi bukankah kau bilang sepupumu akan menetapkan tanggal pernikahannya. Pasti ada keluarga mempelai wanita juga kan?"

"Aku sebenarnya tidak ingin hadir. Tapi nenek..."

Tara menghela nafas. Dia tau apa tujuan wanita tua itu. "Tentu saja. Kau anggota keluarga mereka, jadi penting bagi pihak wanita tau siapa anggota keluarga mereka"

Alarick terlihat tidak peduli. dia bahkan tidak berniat membawa Tara kesana, Karena itulah semalam dia tampak berpikir keras. Tapi karena bujukan Tara hari ini, dia setuju untuk hadir.

"Baiklah sudah di putuskan. Aku akan mandi" Tara berbalik ingin memasuki kamar mandi. Segera dia berbalik saat mendengar langkah kaki di belakangnya.

"Untuk apa kau mengikutiku?"

Ekspresi Alarick terlihat sangat polos "kita sudah terlambat"

Kembali. Ekspresi Tara kembali kesal. Wanita itu memelototi Alarick. "bukankah ini karenamu?"

Alarick mengangguk mengakui kesalahannya.

Melihat tampilannya yang diam dan terlihat penurut, Tara menatap Alarick curiga.

"Lalu. Kenapa kau masih berdiri disini?"

Alarick mengerutkan bibirnya, seakan sulit mengatakan apa yang akan di ucapkannya.

"Kita sudah terlambat." Suara itu penuh penekanan

"Lalu apa yang..."

"Jadi akan lebih cepat jika kita mandi bersama."

Brakkk

"Tidak!"

Di balik pintu. Wajah Tara sudah memerah. Pria itu, setelah dia merasakannya selalu mengambil kesempatan setiap waktu untuk memanfaatkannya.

Hmppp. Sepertinya dia harus memberi jadwal untuk hubungan mereka kedepannya. Agar tetap sehat dan saling menguntungkan.

Akhir-akhir ini pinggangnya serasa akan patah karena ulah pria itu. Tapi Tara tidak tau, apa yang di rencanakannya tidak akan berjalan dengan mudah.

Tentu saja. Alarick yang baru merasakan rasa 'daging' mana bisa melupakannya begitu saja. Dia seperti harimau rakus yang ingin memakannya lagi dan lagi.

****

Semua orang membeku melihat dua orang di hadapan mereka.

Wajah reta yang awalnya kemerahan kembali memutih terlihat dengan mata telanjang. Bibirnya bergetar seakan sedang menghadapi bencana.

"K-kau...kau..." Reta menunjuk dengan jari gemetar.

Wanita itu menatap pria di sebelahnya bingung, saat melihat keanehan semua orang.

Mata Zeus yang memerah menatap lantai seakan menenangkan ketakutan di hatinya. Tangannya yang mengepal bahkan kini jatuh lemas di kedua sisinya.

"Itu bukan dia" suara itu terdengar seperti bisikan. Tapi karena suasana yang memang hening, semua orang bisa mendengarnya. Terkecuali dua orang yang sedikit jauh dari mereka.

Setelah suara Zeus terdengar, semua orang memerhatikan wanita itu lebih intens. Saat itulah mereka benar-benar melihat jika dia memang bukan dia.

Reta terhuyung kebelakang sambil memegang dadanya. Sepertinya dia lega saat lepas dari krisis.

Dia tidak peduli wanita seperti apa yang ingin di mainkan anaknya. Tapi jika keduanya berseteru hanya karena satu wanita. Reta tidak bisa membayangkan bencana apa yang akan menimpanya.

Hanya dia yang tau. Di balik ketenangan dan kerendahatian Zeus, dia sebenarnya memiliki bakat melebihi kakaknya dan sikap kejamnya yang jarang keluar membuatnya gemetar saat memikirkannya.

Bisa dibilang, sifat Zeus sedikit mirip dengan anak pembawa sial itu, karena itulah reta sedikit tidak menyukainya dan sering memihak pada anak pertamanya.

Tapi untuk wanita ini, Zeus bahkan mengancam akan membuat mereka mengalami banyak masalah. Karena itulah, Calio yang bahkan memiliki status lebih tinggi di keluarga itu tidak berani menyingungnya.

"Semuanya kembali dan duduk. Kalian berdua...Calio setelah ini aku ingin berbicara denganmu" suara teredam dari wanita tua itu membuat semua orang kembali sadar.

"Baik nenek" Calio mengangguk patuh. Tidak ada ekspresi sombong seperti biasanya di wajahnya.

Yoselin yang melihat langsung mengerti jika wanita tua itu yang memegang kendali atas keluarga. Karena itulah orang pertama yang akan dia senangkan lebih dulu adalah wanita tua itu.

Semuanya kembali dan duduk di posisi masing-masing. Keadaan canggung terasa di ruangan itu.

Apalagi saat melihat wajah Yoselin, semua orang memiliki ekspresi rumit di wajah mereka.

Jesi yang memilki mata tajam langsung memerhatikan wajah yang terasa familiar itu.

"Bukankah dia yang beberapa hari ini viral?"

Buk

Belum selesai mereka di kejutkan oleh pernyataan jesi. Suara benda jatuh itu sukses membuat semua orang melihat kearah di mana suara itu berasal.

"Kalian akhirnya datang" suara di sertai senyum wanita tua itu terdengar seperti tidak ada gejolak. Seperti tidak ada masalah yang akan terjadi.
.
.
.
.

Ehh belum kebongkar ternyata plot twistnya 🤣🤣

Hayo disini siapa yang udah nebak?

Disini udah jelas banget loh aku kasih petunjuk wkwkwk

Iyalah. Yang pinter pasti udah ketebak plot twistnya.





I Live Again For My HusbandWhere stories live. Discover now