"Iya gue langsung pulang, nanti kalau gue sampai rumah gue telpon Lo" kata Aska.

Fayra mengangguk, "hati-hati ya ka turunnya" ucap Fayra pada Aska yang sudah bersiap untuk menuruni pohon mangga di sebelah jendela kamarnya.

"Iya cantik, abis ini langsung kunci jendelanya ya" perintah Aska, "Eh gue lupa, gue kemarin nitip temen gue bunga edelweiss yang Lo mau beberapa hari lalu" lanjut Aska.

"Serius Ka?" Tanya Fayra.

"Dua rius sayang ku," kata Aska yang langsung membuat Fayra salah tingkah, "besok gue anter ke sini. Lo tunggu aja, jangan kunci jendela Lo biar gue nggak susah-susah buat masuk" lanjut Aska.

"Siap, makasih banyak Ka" jawab Fayra dan memberikan senyum hangat pada Aska.

...

Aska menuruti ucapan Fayra, malam tadi Aska tidak ikut balapan bersama gengnya, laki-laki itu memutuskan untuk pulang.

Pagi ini seperti pagi-pagi biasanya, Aska akan sarapan dulu sebelum menjemput Fayra.

"Pagi bunda," sapa laki-laki itu pada ibunya.

"Pagi juga anakku" jawab Hani yang sedang menyiapkan sarapan pagi di meja makan, "semalem kamu pulang jam berapa nak?" Tanya Hani pada Aska.

"Jam 1 bun" jawab Aska dan mulai mendudukkan dirinya di kursi tempat mereka sarapan.

"Malam banget sayang, habis dari mana?" Tanya Hani.

"Tenang Bun, Aska nggak aneh-aneh kok. Aska nemenin Fayra aja semalem" kata Aska dengan santai.

"Kamu nemenin di mana?" Tanya Hani.

"Di rumah Fayra kok ma" kata Aska.

"Kata kamu mamanya Fayra galak, kok izinin kamu bertamu malem-malem?" Tanya Hani sedikit bingung.

"Diam-diam ma, aku masuk lewat pohon mangga di sebelah jendela kamar Fayra ma. Jadi aku nemenin Fayra di kamarnya, mama Fayra nggak tau kalau ada aku" jawab Aska.

"Aduh nak, anak gadis sama perjaka berduaan di kamar malem-malem nggak baik sayang" tutur Hani pada anaknya.

"Lagian Aska nggak ngapa-ngapain bun, Aska cuma ngobatin luka Fayra aja" jelas Aska agar mamanya tidak makin salah faham.

"Iya-iya bunda percaya, emang luka Fayra belom kering sayang?" Tanya Hani.

Aska menggeleng, "aku ngobatin lukanya yang baru lagi" jawab Aska dengan santainya.

"Masa yang kemarin blom sembuh udah ada lagi" tanya Hani kebingungan.

"Udah Aska bilang kan Bun, mama Fayra tuh psikopat"

"Hustt! Ngomong apa sih kamu. Nggak boleh ngomong gitu, mama yakin kalau Fayra denger pasti anak itu sakit hati" tutur Hani pada anaknya.

"Iya-iya bun, nanti juga bunda benerin omongan Aska hari ini" kata Aska.

...

"Kemaren es Doger gue Lo abisin, sekarang ketoprak gue. Anjing Lo Jay!" Maki El pada Jay yang dengan tidak ada salahnya malah menyengir.

"Ah udah lah Jay, males gue sama Lo!" Ucap El dan meninggalkan Jay.

"Bang El, maap. Jay ganti nih" kata Jay mengejar El yang berjalan menuju kamar yang berbeda di markas Aodra.

"Udahlah nggak mood gue" kata El.

Bagaimana tidak, itu tadi ketoprak pemberian dari Feli. Untuk mendapatkan ketoprak itu El harus berdrama dulu, dan dengan tidak merasa bersalah Jay malah menghabiskannya.

Kalau saja itu bukan pemberian Feli, pasti dengan ikhlas El membiarkan ketoprak itu untuk Jay.

Jay terus mengejar El dan berusaha membujuk laki-laki itu, "Lo diem atau gue makin marah sama Lo!" Sentak El kesal.

"Iya-iya bang, gitu aja merajuk" ucap Jay.

"Kenapa bang?" Tanya Gavin melihat wajah murung El, "tanya aja nih kembaran Lo!" Ucap El.

"Dih! Siapa? Jay? Ogah gue punya kembaran model orang-orangan sawah begitu" kata Gavin, "gue juga ogah punya kembaran burung onta kek Lo!" Kata Jay.

"Udah diem, berisik Lo berdua" kata Rion yang sedari tadi hanya menyimak obrolan tidak bermutu Gavin dan Jay.

"Aska belom ke sini El?" Tanya Rion.

"Blom Yon, tapi gue udah ngasih tau Aska. Dia harus hati-hati lewat gang itu" jawab El, "Tapi gue yakin Aska nggak bakal kenapa-napa" lanjut El.

Rion pun mengangguk setuju.

Sedangkan Aska yang memang sedang melakukan berjalanan menuju markas Aodra pun merasa terganggu dengan banyaknya pasukan geng motor yang sangat Aska kenali itu.

"Gue harus main cantik, kalau nggak gue bisa habis sama mereka semua" batin Aska di balik helm full facenya.

Bayangkan saja, Aska di kejar lebih dari 30 orang. Dan dia hanya sendiri, bukannya takut tapi di pikir secara logika orang sehat pun Aska sudah pasti akan tumbang kalau dia nekat melawan pasukan geng Alvin tersebut.

Aska langsung menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, berusaha secepatnya menghindari pasukan dari geng Alvin.

Laki-laki itu tadi sengaja tidak lewat jalan yang biasa dia lewati menuju markas Aodra, karena dia tadi ada janji dengan seseorang untuk mengambil bunga edelweiss yang dia titipkan pada salah satu anak geng Aodra.

"ASKA BERHENTI LO! ATAU GUE BIKIN LO NGGAK BISA LIHAT HARI ESOK!" Teriak Alvin yang berada paling depan di antara pada pasukannya.

Aska bukanya takut mendengar teriakan dari Alvin tersebut, laki-laki itu malah semakin mempercepat motornya.

Kita dan Takdir (On Going)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora