Bab 18.

18 7 0
                                    

"JAKE!." Teriak Edmud menyadarkan Jake.

Seketika, teriakan Edmud membuat Jake tersadar. Menatap yang lainnya dengan raut kebingungan, Jake kembali duduk di samping Samuel. Tangan kanan Jake terangkat menepuk ringan bahu Samuel beberapa kali guna menenangkan Samuel yang sempat terkejut.

"Maaf." Ucap Jake sembari mengedipkan kedua matanya berkali-kali merasa sedikit pusing.

"Kau kenapa?." Tanya Ken.

"Aku juga tidak tahu." Jawab Jake menghela napas kasar.

"Kau yakin tidak apa? Tiba-tiba saja kau memukul Sam." Tanya Ken dengan ragu.

"Seharusnya kau tanyakan itu pada Sam." Sela Pechel mengingat Samuel yang di pukul.

"Yah, aku tadi hanya melihatnya saja lalu.." Ucap Jake kemudian perhatiannya kembali jatuh pada gadis yang masih menatapnya dengan senyum miring.

Sontak Samuel menatap kembali Lili. Ia yakin apa yang baru saja terjadi gadis itu penyebabnya. Setelah beradu tatap, pandangan gadis itu beralih pada Jake. Kemudian tiba-tiba saja Jake bangkit dan melayangkan pukulan padanya. Ia yakin ada sesuatu yang menjanggal pada gadis itu. Dari aura yang sempat menguar dari tubuh Lili, ia tahu gadis itu lebih kuat dari pada dirinya.

Karena Samuel dan Jake yang terdiam sesaat sembari menatap Lili, membuat yang lainnya ikut menatap gadis itu. Lili yang mendapat perhatian dari mereka semua tak menghiraukannya. Ia malah asik menatap Samuel dengan tatapan remeh dan masih dengan senyum miringnya.

"Bodoh." Lirih Lili namun masih dapat di dengar oleh yang lainnya.

"Di mana kau menemukan gadis itu?." Tanya Samuel dengan penasaran.

Ia yakin gadis itu bukan dari daerah sini. Setahunya, tak ada vampir sekuat itu di daerah sini hingga bisa mempengaruhi pikiran orang lain dan mengendalikannya. Ia ragu tak hanya itu saja yang bisa Lili lakukan, tetapi juga bisa lebih. Jika itu benar, maka sudah di pastikan gadis itu adalah turunan vampir bangsawan tertua atau memang vampir bangsawan tertua itu sendiri.

Ken mengetahui apa yang saat ini Samuel pikirkan. Sempat ia merasakan aura yang Lili keluarkan di tengah perbincangan mereka dan ia memilih untuk mengabaikannya. Namun siapa sangka, aura yang gadis itu keluarkan ternyata untuk menekan Samuel. Entah apa penyebabnya hingga Lili begitu membenci Samuel di pertemuan pertama mereka.

"Aku menemukannya di masion di tengah hutan terlarang saat kabur dari kejaran rogue." Jelas Allen.

"Masion hutan terlarang?." Pekik Vera tersentak kaget.

Sontak Vera menatap Lili dengan terkejut. Tak menyangka gadis yang duduk bersama dengan mereka saat ini berasal dari tempat itu. Entah apa yang menimpanya hingga sampai di masion itu dan kehilangan ingatannya. Saat ini, tentu dengan hilangnya ingatan membuat gadis itu menjadi begitu misterius karena identitas dan asalnya yang tak di ketahui. Di tambah dengan kemampuan langkah itu membuat vampir seperti dirinya yang tak memiliki kemampuan apapun tak lepas dari rasa penasaran.

"Kau yakin tidak ingat siapa dirimu?." Tanya Edmud dengan penasaran.

"Dia bukan vampir biasa." Ucap Samuel dengan antusias.

"Maksudmu?." Tanya Allen.

"Apa Damian tak memberitahumu? Aku yakin pria itu juga menyadarinya." Sahut Ken.

"Dia hanya mengatakan bahwa Lili bukan vampir biasa." Sahut Pechel.

"Akan merepotkan jika menjelaskan semua pada vampir baru seperti mereka." Ucap Jake mencemooh.

"Itu sebabnya aku ingin bertemu kawan lamaku. Tanganku sangat merindukan wajahmu." Gumam Pechel sembari menunjukkan tangannya yang sudah mengepal kuat.

Di tengah perdebatan mereka, Lili yang duduk diam mulai berubah tak tenang. Mengerjapkan matanya beberapa kali. Pandangannya mulai berkunang-kunang di ikuti dengan suara mereka yang semakin samar-samar di indra pendengarannya.

MY SOULMATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang