Bab 14

18 6 2
                                    

Melangkahkan kakinya menuruni satu-persatu anak tangga. Berjalan menghampiri dua pria yang tengah asik menikmati teh panas di sana. Kemudian duduk di samping Pechel. Menyandarkan punggungnya ke sofa. Menatap dua pria itu secara bergantian. Sedangkan, dua pria itu balik menatapnya dengan tatapan berbeda.

"Hahahaa.. lihat ekspresi wajahnya!. Kasian sekali." Gelak tawa memecah keheningan.

Pechel terus menertawakan gadis di sebelahnya. Sesekali ia memukul-mukul meja berusaha menahan tawa. Hingga cangkir teh bergetar dan berbunyi. Berbeda dengan Pechel, Damian membuang muka. Pria itu mengalihkan perhatiannya dan kembali melihat ponsel. Mengabaikan Pechel yang terus mengejek dan mencemooh Lili.

Melihat dari ekspresi wajah Lili yang kusut, membuatnya menebak-nebak. Merasa yakin saat ini gadis itu menahan kesal karena Allen yang kabur meninggalkannya. Sangat terlihat jelas, mengingat Allen yang tak pernah berinteraksi dengan lawan jenis, sebenarnya sangat pemalu.

Alih-alih meminta bantuan dan saran pada Pechel yang sudah profesional jika menyangkut hubungan percintaan, Allen malah sering meminta saran padanya untuk membuat Lili nyaman dengannya. Karena ia juga tak pernah berpengalaman mengenai hubungan seperti itu, alhasil ia memberi saran seperti apa yang Emily katakan padanya.

"Jangan melihatku seperti itu. Memang benarkan Allen meninggalmu?. Wajar saja, dia tidak pernah dekat dengan lawan jenis selain Emily." Ucap Pechel dan mengecilkan suaranya di akhir ucapannya.

Lili mengurai kerutan di dahinya. Menatap Pechel dengan tatapan menunggu. Ucapan Pechel berhasil memancing antusiasnya. Tentu jika menyangkut Allen, rasa tertarik dan penasaran tak terelakkan. Ia ingin mengetahui dan mengenal semua mengenai pria itu. Allen benar-benar membuatnya penasaran, mengingat setiap ia ingin mendekati pria itu, Allen selalu gugup dan menjauh.

Melihat kedua mata yang sedikit berbinar, membuat Pechel tanpa sadar memukul punggung Lili dengan enteng seperti biasa yang ia lakukan pada Allen di sela tawanya. Berbeda dengan Allen yang akan meringis dan mengadu kesakitan. Sebaliknya, Lili diam tak berkutik di tempat. Gadis itu masih terus menatap Pechel dengan tatapan penasarannya.

"Kau.." Geram Damian tersentak melihatnya.

Hampir sama dengan Allen, Damian juga sama protektif jika menyangkut Lili. Hanya saja, tak separah Allen. Bukan hanya pada Lili saja, Emily pun tak lepas darinya. Mungkin, sebagai yang paling tertua di sini. Ia merasa harus melindungi dan menjaga mereka dengan baik karena ia yang menciptakan keluarga kecil ini.

Melesat mendekat. Mencengkram kerah baju yang Pechel kenakan. Sekilas kedua netra hitam miliknya berkilat merah. Menandakan ia sedang menahan amarah. Menurutnya, apa yang Pechel lakukan pada Lili sangatlah keterlaluan, mengingat Lili adalah seorang gadis. Sebagai seorang pria, tak seharusnya Pechel menyakiti Lili. Walaupun pukulan di barengi dengan candaan sebelumnya tak membuat  kesakitan bagi seorang vampir.

"Sorry, aku salah."  Cicit Pechel tak berani melawan.

"Minggir." Terdengar suara lirih.

Sedetik kemudian, tubuh Damian tersentak menjauh. Sontak, Pechel menyatukan kedua alisnya keheranan. Pandangannya teralih melihat kejadian di depannya. Lili mencengkeram erat kerah kaos bagian belakang Damian. Kemudian menariknya dengan cepat. Hingga membuat Damian tersentak mundur dan terjungkal. Kini pria itu sudah duduk mengenaskan di lantai.

Seketika, kedua mata Pechel melebar ketika melihat Damian masih duduk termangu. Sama seperti dirinya, Damian sama terkejutnya. Pria itu masih duduk sembari berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Untuk pertama kalinya seseorang berani menyentuhnya. Bahkan Emily saja berpikir dua kali sebelum menyentuhnya, walau hanya berjabat tangan.

MY SOULMATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang