10

1.1K 155 13
                                    


"Abang, apakah guru abang tidak akan marah kalau Berlian ikut?" Berlian baru kepikiran hal itu ketika mobil yang disetir oleh Adelard sebentar lagi akan sampai ke sekolah tempat Adelard menuntut ilmu.

Adelard terlihat terkekeh mendengar pertanyaan polos itu. "Siapa yang berani memarahi adik abang hmm?"

Berlian terlihat terkesima dengan kekehan Adelard yang terlihat sangat tampan dimatanya. Adelard menyadari tatapan adiknya namun ia membiarkan saja, ingin sekali rasanya mencubit pipi yang terlihat sangat halus itu.

Berlian juga merasa sangat senang karena mendengar deklarasi yang diberikan Adelard tanpa sadar jika sebenarnya Adelard telah mengakui Berlian sebagai seorang adik yang nyata.

"Kita sampai," ujar Adelard menyentak Berlian dari lamunannya.

Berlian segera menatap ke depan dan betapa terkejut ia ketika melihat betapa besarnya sekolah tempat Adelard berlajar, dan telihat banyak sekali siswa siswi yang terlihat menatap ke arah mobil milik Adelard. Berlian mengkerut takut menatap keramaian dihadapannya, tanpa sadar tangannya menarik ujung baju seragam milik Adelard. "Abang.. Ian mau pulang saja," pinta Berlian dengan tatapan memohon. "Naik Taxi juga tidak apa-apa," lanjutnya lagi.

Adelard mengernyit heran mendengar permintaan tiba-tiba itu, ada apa dengan adiknya mengapa terlihat ketakutan seperti itu? Adelard memperhatikan lagi dengan lebih seksama dan ia mendapatkan jika tatapan adiknya mengandung rasa takut.

"Tidak apa-apa, abang akan selalu bersama mu hari ini, hari ini sekolah mengadakan Class Meeting, jadi akan ada banyak sekali makanan nanti." Kalimat bujukan cenderung menenangkan itu berhasil membuat Berlian kembali bersemangat.

"Benarkah?"

"Ya, jadi ayo kita turun." Adelard keluar lebih dulu untuk membukakan pintu adiknya.

Banyak siswa-siswi yang menatap penguasa sekolah itu dengan penuh minat, mereka agak heran ketika melihat Adelard yang berjalan ke arah pintu penumpang, mereka mengira-ngira apakah Adelard membawa seorang kekasih pada kursi penumpang mobilnya.

"Ssst apakah itu kekasih Adelard?"

"Mungkin saja karena tumben sekali Adelard lama keluar dari mobilnya."

"Apakah dia akan menjadi target bullying Erika selanjutnya."

"Diamlah apa kalian ingin nama kalian hanya tinggal kenangan di sekolah ini."

Bisikan-bisikan itu segera berhenti ketika mendengar teguran itu, hampir saja mereka melupakan jika sangat terlarang membicarakan Adelard yang tidak-tidak jika masih ingin aman sekolah disini.

"Ohh astaga imut sekali bocah itu!"

"Siapa itu mengapa bisa secute itu!"

"Heh mawar hidung mu mengeluarkan darah!"

"Wajar dia mimisan dia kan pencinta degem haha."

Seruan para siswi dengan suara tertahan ketika melihat sosok yang sedang digandeng oleh Adelard.

Berlian langsung mendelik tidak suka ketika ada yang bersuara menyebut dirinya imut. "Ishh mereka buta yaa, Berlian kan hensem iya kan abang?" tanya Berlian dengan mempertahankan wajah kesalnya.

Adelard kembali terkekeh mendengar kepercayaan diri sang adik. "Ohh apakah adik abang ini tampan, bukankah benar kata mereka jika adek itu imut?"

Keadaan semakin heboh melihat kekehan maut Adelard yang jarang sekali kelihatan.

Berlian semakin kesal. "Huh gak like sama abang!"

Bocah itu berjalan mendahulu sang abang dengan kaki menghentak-hentak kesal dan itu semakin banyak yang menatap bocah itu dengan tatapan lapar karena terlalu gemas dengan tingkah menggemaskan itu.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: May 03, 2023 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Mi Diamante (On Going)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin