3

2K 296 2
                                    

Matanya masih terpejam, tidurnya semakin nyenyak karena elusan-elusan- lembut dikepalanya. Posisi tidurnya terlihat begitu nyaman dengan posisi tidur seperti janin dalam kandungan.

Tidak lupa jempolnya dihisap nya membuat acara tidurnya semakin hikmat.

Sedikit getaran terjadi membuat acara tidurnya terganggu, matanya mulai terbuka namun usapan tak dihentikan tetapi karena telah merasa puas dengan tidurnya akhirnya ia tetap memaksakan membuka matanya.

"Tidur lah lagi sebentar lagi kita akan sampai," ujar Charles sembari menahan kepala Berlian agar ia tidak bangkit dari posisi tidurnya.

"Euhh mau bangun." Tanpa disadari oleh Berlian sendiri dia merengek kesal pada Charles karena dilarang-larang untuk bangun padahal kan dia sudah tak ingin tidur lagi.

"Cepat tidur lagi!" Berlian menatap kesal pada Charles yang terus memaksanya untuk kembali tidur.

"Ishh sudah gak ngantuk," decak Berlian mumukul-mukul tangan Charles yang terus menahan kening mulusnya.

Charles menghela nafas, jujur saja ia sama sekali tidak paham bagaimana mengurus seorang anak kecil apalagi yang bentuknya seperti Berlian memiliki wajah babyface tapi tidak dengan sifatnya yang sangat bar-bar.

Berlian sama sekali tak takut saat ditatap tajam oleh Charles yang tatapannya sudah setajam bilah pedang.

Charles membiarkan sang adik bar-bar untuk duduk di atas kasurnya. Wajah bantalnya begitu polos, membuat Charles yang sulit merasakan emosi memiliki gejolak untuk menguyel-uyel pipi yang terlihat begitu mekar itu.

"Aduhh." Berlian tiba-tiba memegang perutnya dan meringis membuat Charles yang masih tepat berada di sebelahnya terkejut.

"Ada apa?" tanya Charles dengan menghadapkan tubuh bocah ke hadapannya.

Berlian masih memegang perutnya dengan erat. "Sakit perut kak," ucap Berlian sembari meringis.

"Bagaimana bisa! Mike! Panggilkan dokter!" teriak Charles meneriaki Mike yang kini menggantikan dirinya mengurus dokumen bisnisnya.

Berlian membekap mulut Charles yang begitu berisik itu. "Ishh apaan sih Ian cuma mau eek," dengus Berlian kesal melihat reaksi berlebihan Charles.

Charles tercengang dia pun jadi ikutan kesal pada Berlian yang mengeluh sakit dengan ekspresi seakan nyawanya akan dicabut.

"Ishh cepetan udah diujung ini!" Geram Berlian sambil menarik-narik rambut Charles karena melihat sosok dewasa itu sama sekali tak bergerak.

"Hahh baiklah-baiklah," ucap Charles dengan pasrah, dia mengangkat Berlian dengan luwesnya tanpa terlihat merasakan sebuah beban berat.

Mereka sampai dibilik toilet.

"Udah kak sampai disini aja," ujar Berlian sambil memberontak minta diturunkan.

"Tidak, kaki dan tangan mu sakit memang bisa?" Charles tetap berjalan masuk dengan Berlian yang berada dalam gendongannya, Berlian pun tak dapat membantah karena realitanya tangan dan kakinya rasanya sudah tidak ada bentuknya apa lagi rasa sakitnya yang tiada kira.

"Tapi Ian malu kakak... udah gede juga," gumam Berlian dengan pipi dikembungkan kesal.

"Hahh baiklah kakak akan menunggu di luar jika tidak bisa segera panggil." Akhirnya Charles memilih pasrah jika dipikir-pikir adiknya juga memerlukan privasi apalagi yang menyangkut hal seperti ini.

Berlian menatap punggung lebar Charles yang terlihat berjalan keluar.

"Huhh akhirnya bisa sendiri juga," lirih Berlian pelan.

Jujur saja semenjak bangun tadi Belian menahan getaran takut pada tubuhnya saat berdekatan dengan Charles. Charles masih terlihat begitu jahat dimatanya, membuat Berlian begitu ketakutan ketika bersama Charles. Alasan buang air besar hanya alasan sementara untuk sembunyi dari Charles yang menakutkan.

"Keknya gue butuh mandi, biar fresh nih otak," gumam Berlian ketika matanya menangkap sebuah bathup diujung sana.

Dengan susah payah dia berjalan ke arah bathup yang terlihat menggoda dan sudah terisi dengan air.

"Uwahh siap meluncur."

Byurr

"Anjir ini Aer ngapa kek air es, ahh bodo lahh yang penting mandi." Berlian mencari-cari keberadaan sabun mandi namun disitu entah mengapa hanya ada produk mandi untuk bayi saja.

"Iyuhh masa gue yang ganteng sejagat raya make sabun baby, gak lepel." Mulutnya menghujat si sabun tapi tangannya tetap bergerak menuangkan satu botol sabun ke dalam Bathup.

"Heummm wanginya enak juga." Bocah berumur 15 tahun itu terlihat begitu bahagia akhirnya bisa merasakan mandi, setelah hampir seminggu tak mandi gara-gara ibunya sebelumnya yang mengejar-ngejar dirinya untuk menjadi gigolo club' malam, boro-boro untuk memikirkan mandi saat itu, yang ia pikirkan saat itu hanyalah berpikir bagaimana dengan masa depannya yang akan hancur hanya karena ibunya.

Tok tok

"Dek udah selesai?"

"Gawat gue lupa ama si abang-abang galak," gumam Berlian dalam hati merasa sangat panik.

Berlian memutuskan untuk menyelesaikan acara mandi dadakannya, dia ingin bangkit berdiri namun itu terasa sangat sulit. "Akhh dasar luka sialan!" Bentak Berlian tanpa sadar.

Charles yang mendengar di dalam sana Berlian membentak dengan mengucapkan kata 'luka' memutuskan langsung masuk saja dan betapa murka nya dia melihat Berlian yang sedang mandi dengan air es itu. Mereka sudah memasuki wilayah Spanyol dan kini di Spanyol sedang musim dingin dan tentu saja membuat suhu air yang sebelumnya normal suhunya akan menjadi turun drastis.

"Berlian.. kamu kembali membuat kakak marah." Charles menggeram rendah seketika bulu kuduk Berlian meremang takut, belum lagi tatapan setajam elang milik Charles yang begitu menakutkan.

"A-ampun kakak I-ian gerah banget j-jadinya mandi," ujar Berlian dengan suara terdengar bergetar hampir menangis, ia takut jika salah satu anggota tubuhnya akan dipatahkan lagi oleh Charles.

"Tidak ada saat sampai rumah nanti kau harus dihukum, sekarang cepat bangun." Charles melenggang begitu saja meninggalkan Berlian yang masih berada di dalam Bathup.

"Kakakk.. Berlian gak bisa bangun." Rengek Berlian dengan air mata yang menetes keluar. Lama-lama dia merasakan tubuhnya hampir membeku, karena terlalu lama berendam.

Tanpa kata Charles kembali berjalan ke arah Berlian dan segera menggendong sang adik yang sudah bergetar kedinginan.

Charles segara menyelimuti adiknya dengan selimut tebal setelah memakaikan baju hangat disertai dengan minyak telon agar menghangatkan dan menghalau udara dingin yang terus menabrak kulit halus adiknya.

Mike datang menghampiri. "Tuan muda, segera pakai sabuk pengaman anda sebentar lagi kita akan mendarat.

Charles segera duduk dibangkunya sementara dia mendudukan sang adik di sebelahnya dan memasangkan sabuk pengaman ditubuhnya.

"Uhh kakak... Dingin hatcuu."

Charles segera memakaikan selimut yang memang tersedia disetiap kursi pesawat.

"Sstt tunggu sebentar lagi." Charles mengusap kepala Berlian sebelum duduk di kursi nya sendiri untuk memakai sabuk pengaman untuk dirinya sendiri.

"Kakak... Ini kok ginjal Ian seperti mau kabur."

.
.
.
.
TBC

Mi Diamante (On Going)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα