O1 | first time

Magsimula sa umpisa
                                    

+62 857-9321-7423 : Gue langsung ke inti aja y, takut keburu masuk kelas.
+62 857-9321-7423 : Jadi gue disini sbg ketua osis, minta kalian semua buat ikut rapat ntar sore abis sekolah. Ini berkaitan dengan acara internal sekolah yang bakal segera diadakan. So kalian semua, apalagi yang baru join, please banget jangan ada yang pulang dulu nanti, klo kelasnya dah selesai langsung aja ke ruang osis. Paham?
+62 857-9321-7423 : Atau ada pertanyaan?

+62 852-2321-7435 : Gak ada, Kak.

+62 878-9397-9241 : Btw pada save-save an dong, kita bakal jadi rekan nanti.
+62 878-9397-9241 : Gue Dinda XI IPA 2

Renatta : Udah ku save Kak Dinda

Kak Dinda XI IPA 2 : Thank you, Ren.

Rena menghela napas lega saat grup itu akhirnya sepi. Sumpah! Sedari tadi dia tak tahu cara bernapas yang baik dan benar, semua karena dia gugup setengah mati. Dia beruntung kali ini, sebab orang-orang sepertinya menyambutnya dengan baik. Jujur ia sempat takut tadi.

Gadis itu sudah akan menyimpan ponselnya di kolong meja saat getar datang untuk yang kedua kali. Bukan grup, melainkan sebuah chat pribadi dengan nomor asing.

+62 852-2321-7435 : Save gue, Raja XI IPA 3

•••

“Ini kita berenam doang yang jadi kandidat pengurus OSIS selanjutnya?”

“Kita pengurus inti, setahu gue seksi-seksi masih dirundingin pembina sama pengurus senior.”

Raja menatap orang yang baru saja menjawab pertanyaanya. Setahunya dia adalah Kenzo, seangkatan dengannya dan mencalonkan diri menjadi wakil ketua OSIS.

“Ini kita ngapain ditahan di sini sih, Ja?” Juan ada di sana. Dia memang ikut OSIS bersama Raja, menolak ajakan Jean dan Haikal untuk masuk basket. Cowok itu duduk dengan malas. Pasalnya mereka masih ditahan padahal rapat telah selesai.

“Bahas soal acara sekolah, melanjutkan rapat tadi," jawabnya enteng.

“Kan tadi udah clear, mau bahas apa lagi?”

Kali ini, lelaki dengan rambut hitam kecoklatan itu mengembuskan napas. “Juan, apa lo gak nangkap kejanggalan yang baru aja terjadi?”

Semuanya diam. Termasuk Rena yang sempat setuju dengan Juan.

“Sadar gak, sama keanehan para anggota senior tadi? Kenapa mereka tiba-tiba ngasih tugasnya ke kita, cuma dengan penjelasan singkat pula. Sementara kita semua gak ada pengalaman apa-apa.”

Semua kompak menggeleng.

“Gue nangkapnya mereka lagi nguji kita lewat acara ini. Sebagai calon pengurus OSIS, mereka pengin lihat apakah kinerja kita pantas buat jadi penerus sebelum pelantikan nanti.”

“Tapi kan, ini acara non-resmi, cuma lomba kecil-kecilan. Tadi kata Kak Mahen juga anggap aja ini acara hiburan sebagai refreshing habis UTS kemaren." Dinda menyuarakan pendapatnya.

Raja menjentikkan jari. “Justru karena itu, di sini titik ujiannya, Din. Ini acara non-resmi, kalau kita gak nangkap tujuan terselubung ini mungkin mereka ngira kita bakal gak serius karena bukan acara gede kayak Pensi. Nah, gue pengennya kita harus tetap serius—maksudnya, kerahkan semua kerja keras kita buat suksesin acara ini.”

“Kayak kalimat semuanya dimulai dari bawah, gitu?”

“Bener.” Cowok itu tersenyum puas pada Juan yang menangkap maksudnya.

Glacier | Renjun ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon