33. MOMMY

939 74 4
                                    

Masih ada nggak,yang nungguin grape-eh maksudnya nungguin cerita grape?

...

Setelah pulang sebentar, kini Jimin sudah berada di ruangan sang kekasih tercinta. Dan beberapa menit yang lalu, sang bunda baru saja pulang.

Menurut ucapan Jungkook tadi, kedua orang tua Yoongi akan pulang dan datang kerumah sakit_dimana sang putra dirawat.

"Hyung nggak ada niatan buat bangun gitu?"

"Nggak mau ketemu sama orang tua Hyung? Kata Kookie, mereka bakal datang"

"Nchiim kangen sama Hyung. Pengen dipeluk"

Jimin mengelus sayang rahang tegas Yoongi, benih kristal mulai meluncur dari kelopak matanya.

Padahal belum satu hari, Jimin sudah merasa kangen dan kesepian. Apa Jimin bisa melalui harinya tanpa Yoongi? Apa bisa Jimin bahagia dan tertawa tanpa Yoongi?

Dalam benak Jimin berpikir, apa begini rasanya ditinggal koma? Jimin ingat dulu, ketika dirinya koma. Apa Yoongi merasa apa yang Jimin rasakan? Ini sungguh menyiksa, pikir Jimin.

"Maaf, Nchiim mau jengukin Jihyun dulu. Katanya Jihyun sudah sadar"

Jimin mengecup lama kening Yoongi sebelum keluar dari ruangan Yoongi. Sebenarnya Jimin tidak mau meninggalkan Yoongi sendiri, namun Jimin juga merasa tidak enak kepada Jihyun.

Jimin berjalan menuju ruangan Jihyun yang tak jauh dari ruangan Yoongi. Disana sudah ada Seokjin, saudara Kim dan Jungkook. Mereka sedang berbincang hangat.

Kedatangan Jimin disambut dengan senyum hangat dari mereka, Jimin tentu membalas senyuman dari sahabatnya.

"Maaf baru datang jenguk" ucap Jimin berjalan ke brankar Jihyun

"Gwenchana. Pasti Hyung tadi temanin king--Yoongi Hyung" ucap Jihyun setengah keceplosan

"King? Kenapa kamu manggil Yoongi dan saudara Kim dengan sebutan King?" tanya Jimin

Jimin baru ingat, sejak digedung terbengkalai, Jihyun selalu memanggil Yoongi dan saudara Kim dengan sebutan King. Padahal awal bertemu, Jihyun memanggil dengan sebutan Hyung.

Awalnya Jimin tidak terlalu peduli, mengingat kondisi yang jauh dari kata baik dan tenang membuat Jimin tidak banyak tanya.

"Oh itu? Itu panggilan sayang hehe. Soalnya mereka itu King baik hati, ramah dan baik" ucap Jihyun tersenyum geli

'Baik hati? Ramah? Baik? Bullshit! Yang ada mereke itu, king yang kejam dan sadis, terutama pada musuhnya. Maaf Hyung, aku berbohong. Jika Yoongi Hyung belum jujur, maka aku tidak punya hak untuk membocorkan identitas mereka' batin Jihyun merasa bersalah

Pada dasarnya Jimin itu polos, jadi Jimin percaya saja dengan ucapan Jihyun. Jihyun bernapas lega, sedangkan saudara Kim dan Seokjin merasa geli sendiri dan rasanya ingin tertawa mendengar alasan Jihyun yang bertolak belakang dengan kenyataan.

Jungkook? Sama seperti Jimin, dia juga percaya. Keduanya memang mudah percaya, mungkin faktor tumbuh bersama.  Jadi sifat mereka, sebelas dua belas.

Lama berbincang, semuanya pamit keluar saat seorang pemuda masuk ke dalam ruangan Jihyun. Entah siapa pemuda itu? Pacar atau sahabat!

...

Jimin kembali keruangan sang kekasih yang masih setia tidur. Sahabatnya sudah pulang sejak keluar dari ruangan Jihyun. Mereka akan datang nanti malam atau besok.

"Selamat sore kesayangannya Nchiim" sapa Jimin setelah duduk di samping brankar Yoongi.

"Disana mimpi apa? Sepertinya sangat indah hingga Hyung tidak mau bangun"

MINE MR.ARROGANT ||YOONMIN||Where stories live. Discover now