12

205 30 1
                                    

Istana itu begitu megah dikeliling oleh tembok besar yang tampak angkuh. Bukan untuk mengaguminya dia malah berpikir bahwa tempat itu seperti penjara yang dihiasi oleh marmer dan permata, seberapa mewah nya tempat itu rasanya dia hanya akan terikat tanpa bisa keluar.

Kereta mereka dihentikan oleh tentara yang berjaga ketika Jiaxu turun dan memberikan identitas kedua mata mereka membelak lebar tertuju pada kereta. Setelah itu baru gerbang istana terbuka lebar untuk nya.

Kembali rasa nyeri mendera dada Su Rui, dia merasa tidak nyaman dan gelisah karena akan bertemu dengan orang yang bagi nya terasa sangat asing tapi merupakan keluarga biologis.

Dia keluar dari kereta dengan bantuan dari Jiaxu yang memegangi tangan nya, mengerti jika dirinya masih belum terbiasa. Mata nya menyipit ketika sinar matahari yang cerah memapari nya, ketika dia dia mulai terbiasa sekeliling nya menjadi jelas. Bangunan-bangunan megah dan orang-orang yang berdiri diatas tangga seolah tengah menyambut nya itu tampak seperti lukisan.

Perasaan dingin merambati punggung nya membuat nya agak menggigil walaupun sekarang tengah hari. Berhadapan dengan orang-orang itu terasa seperti membangkitkan perasaan kecewa dan marah disudut hati nya, tetapi yang paling mendominasi adalah perasaan sedih.

Sementara itu wanita cantik yang duduk di kursi roda itu menatap nya tanpa berkedip. Su Rui menghindari tatapan nya dengan sengaja, dia bisa mendengar suara tercekat dari wanita itu.

Jiaxu maju untuk memecahkan kecanggungan, dia menghadap pada Raja. Membungkuk singkat. "Salam pada putra surga. Pencarian telah diselesaikan, kini sang Putri telah kembali dengan selamat."

"Kerja bagus Jendral."

Kini pada gilirannya Su Rui hanya maju selangkah tubuh nya seakan-akan memiliki ingatan sehingga bisa bergerak sendiri untuk melakukan penghormatan. "Saya memberi salam kepada yang mulia Raja dan keluarga kerajaan Yangtze."

Sebelum Su Rui bisa bangkit tubuh nya sudah lebih dahulu di tarik oleh pelukan ketat. Bahu nya terasa basah oleh air mata dia bisa mendengar suara tangisan dari wanita yang memeluk nya ini.

Melalui bahu nya dia bisa melihat tiga orang pria yang menatap kearahnya tanpa ekspresi. Su Rui berpikir pastilah yang memiliki aura tidak menyenangkan dan kening tertekuk itu adalah Ayah nya.

Pandangan nya teralih begitu kedua pipi nya dipegang, wanita masih belum berhenti menangis kini sibuk mencium wajah nya. "Jiao .... Bagaimana mungkin bayiku yang manis sudah tumbuh sebesar ini? Kenapa kau sang pucat dan kurus apa yang selama ini terjadi pada Jiao-ku?"

Dia dipanggil dengan nama yang asing. "Ibu merawatku dengan baik yang mulia." Ketika Rui mengatakannya wanita cantik itu berhenti bergerak, air mata nya berhenti tetapi kedua mata nya menjadi jauh lebih sedih dibandingkan sebelumnya.

Raja Jiazhen melangkah maju, "Baiklah karena Jiao baru saja sampai sebaiknya dia beristirahat lebih awal. Ibu juga melewatkan waktu untuk minum obat."

"Ah benar, nak kau harus beristirahat dengan baik kita akan bertemu lagi saat makan malam."

(Disini saya akan tetap menyebut Yongle sebagai Raja.)

"Kau akan membuat tubuhmu lelah jika menangis seperti itu istriku." Tegur Raja Yongle ketika melihat Yuqing yang masih terisak menutup wajah nya dengan tenang.

"Aku tahu jika Putriku melupakan aku, tapi rasanya tetap saja sakit ketika dia menyebut wanita lain sebagai ibu dengan lembut dan Jiao memanggilku sebagai yang mulia."

"Kau ingin aku menegurnya?"

Yuqing langsung menyambar tangan suaminya, dia menatap nya dengan amarah yang sungguh-sungguh. "Berjanjilah kau tidak akan pernah melakukan nya. Tidakkah kau lihat bagaimana caranya menatap kita tadi? Seperti orang yang ditarik paksa untuk datang dan ingin segera lari. Jangan membuat Jiao membenci kita lebih dalam dari ini."

"Sudah cukup dia menghilang selama bertahun-tahun, jangan buat dia pergi sekali lagi."

*****

Sementara itu Rui masih terjebak diantara dua pria yang mengawasi nya dengan tajam. Dia yakin bahwa dua orang ini adalah saudara laki-laki nya karena ada perasaan enggan dan kesal begitu berdekatan dengan mereka.

Pangeran Yuxuan melangkah maju dengan wajah tersenyum lebar. Dia melebarkan tangan nya untuk memeluk adik kecil nya yang lama menghilang tetapi belum sempat ia menggapainya Jiao sudah melangkah mundur.

Sikap nya menciptakan jarak yang jelas untuk mereka dan tidak mengizinkannya melanggar batasan itu. Sikap Su Rui yang sebelumnya agak ramah pada permaisuri kini berubah dingin.

Yuxuan menatap telapak tangan nya yang terasa berat, hati nya tentu saja mencelos atas sikap penolakan adik nya. "Jiao-jiao.. kau membenci kakak?"

"Maaf yang mulia, saya tidak mengingat apapun. Namun, yang pasti nama saya adalah Su Rui." Ucap Rui formal. Tangan nya terlipat di depan tubuh nya dan kepala nya agak menunduk menunjukan sifat rendah hati kepada penguasa. Sekaligus mengatakan bahwa nama aslinya adalah Su Rui berarti dia tidak mengakui keterlibatan ikatan darah sebagai Putri yang asli.

Meskipun dia menunjukan sikap rendah hati tetapi di mata kakak sulung dia seperti kucing yang diam-diam menunjukan cakar nya, siap untuk menyerang siapapun yang menyentuh nya.

Sejak dulu Jiazhen tidak menyukai semua pemberontakan yang dilakukan oleh adik nya dan merasa bahwa sebagi seorang putri dia sangat kekanak-kanakan. Jadi begitu Jiao menunjukkan karakter asli nya, permusuhan antar saudara itu kembali menyala.

"Ternyata karaktermu sama sekali tidak berubah, tetap seperti pembangkang." Ucap Jiazhen mengkritik perilaku adiknya dengan senyum meremehkan.

Dia baru saja sampai dan orang ini sudah mengajak nya bertengkar. Disaat seperti ini dia merasa bahwa Raja yang baru diangkat adalah orang yang kompeten dan masuk akal jadi merupakan kebohongan.

Rui tertawa kecil, meskipun bibir nya tersenyum kedua mata nya menyorot malas. "Benarkah? Tapi yang mulai Raja ketahuilah bahwa sifat lemah lembut tidak cocok untuk bertahan hidup diluar sana. Ditempat saya tinggal keramahan hati hanya akan membuat anda dibuat mati berkali-kali, karena itu saya merasa bersyukur dengan sifat ini saya dapat bertahan pada neraka ini."

Sebelah alis Jiazhen terangkat naik. "Kau mengatakan nya seperti neraka tetapi memaksa untuk tetap tinggal disana dan membuang identitas sebagai putri."

"Ah~ apa anda salah paham dengan neraka yang saya maksud? Sebenarnya maksud saya adalah tempat ini." Permainan kata yang dilakukan oleh Rui pastilah menjengkelkan untuk orang yang tampak angkuh dan ber-ego tinggi dihadapannya kini. Tetapi seolah tidak terpengaruh Jiazhen malah mengetuk kipas ke telapak tangan nya dengan ekspresi santai.

"Aha, jadi kau berharap bahwa kehidupanmu disini akan seperti di neraka? Akan ku kabulkan jadi nantikan lah."

Tatapan kedua saudara yang baru bertemu itu seakan-akan mengibarkan bendera perang untuk masing-masing pihak. Pangeran kedua Yuxuan menyentuh dahi nya, seperti nya sakit kepala sudah menderanya.

Sementara Jiao diantar menuju kediaman nya, Yuxuan menegur si sikap si sulung saat mereka kembali ke ruang kerja. "Kakak bukankah senang dengan kembali nya Jiao? Kenapa kau malah mengajak nya bertengkar seperti itu?

Dia mengangkat bahu nya acuh meskipun begitu ada senyum diwajahnya. "Entahlah, menurutku jika dia bisa melawanku artinya dia sehat."

Sebenarnya mereka merasa khawatir melihat tubuh ringkih Jiao yang tampak ketika keluar dari kereta. Dan akan jatuh apa bila tertiup angin tetapi melihat cara nya yang bersemangat untuk melawan Jiazhen sudah pasti dia memiliki kekuatan.

"Walaupun ingatan nya hilang seperti nya alam bawah sadar nya masih sangat membencinmu saudaraku."

"Hanya karena dulu kau sering memeluk dan berkata manis padanya, apa kau kira dia tidak menyimpan kebencian padamu? Seseorang yang mengatakan banyak hal manis tetapi tidak menghabiskan banyak waktu untuk nya adalah omong kosong." Jiazhen mendecih meninggalkan saudara nya yang tercengang dibelakangnya.

Yuxuan mengejar langkah saudara nya berusaha membela diri. "Aku begitu karena ulah Ayah yang semena-mena melemparkan tanggungjawab."

"Kau pikir aku tidak?" Hanya identitas sebagai putra mahkota yang membedakannya dengan budak, kenyataan nya di usia muda dia dipaksa oleh Ayah mereka untuk menjalankan tanggung jawab kerajaan sedangkan pria tua itu sibuk memonopoli istri nya.

****

Return Of The PrincessWhere stories live. Discover now