6

1.1K 162 18
                                    

Ah, sesak sekali rasanya. Setiap kali Su Rui terbayang akan sesuatu maka ia akan merasakan perasaan sesak pada dada nya. Dia tidak tahu ingatan siapa itu tapi ini sangat menganggu nya.

"Su Rui, nyonya Tien memanggilmu ke tempat nya." Suara diluar pintu mengaburkan lamunan Su Rui.

"Katakan padanya aku akan segera datang."

Su Rui memakai hanfu berwarna abu-abu putih yang sesuai dengan kesuraman suasana hati nya. Dia kembali memakai cadar nya, melangkah keluar menuju ke tempat Nyonya Tien berada.

Disiang hari maka Heavenly akan terlihat seperti penginapan normal tetapi suasana nya akan berubah begitu malam tiba. Hiruk pikuk dan aroma alkohol akan memenuhi tempat ini.

Berdiri di depan pintu kayu oak Su Rui mengetuk. "Masuklah nak."

"Kenapa Ibu memanggilku?" Tanya Su Rui saat melihat Ibunya tengah berdiri sambil memegang sebuah kotak.

"Duduklah disini dulu, ada yang ingin Ibu ceritakan padamu."

Nyonya Tien menggapai tangan Su Rui agar duduk disisinya. "Benda ini ada bersamamu saat aku menemukanmu di depan gerbang." Liontin giok berwarna hijau. "Sepertinya liontin ini berpasangan karena kau akan melihat nya sebagai sayap kupu-kupu jika disatukan."

Awalnya Su Rui tidak menyadari bentuknya karena ukiran rumit tapi ternyata memang benar, liontin ini memang berpasangan.

Dia menerima benda itu dengan bingung. "Ibu pernah bercerita menemukan-mu yang terluka parah di depan gerbang 3 tahun lalu kan?"

"Pada awalnya Ibu benar-benar tidak mengetahui identitasmu dan hanya menduga-duga. Ibu juga tidak berani untuk melaporkan nya mengingat begitu parah nya luka yang kamu terima, bahkan sampai kehilangan ingatan yang pasti membuatmu sangat trauma. Tidak ada nya tanda pengenal yang pasti membuatku kesulitan untuk menemukan identitasmu.

Pada akhirnya aku memilih untuk merawat gadis kecil seperti anakku sendiri, bernama Su Rui. Putri cantik yang selama ini kuidam-idamkan datang dalam wujud dirimu.

Tetapi seseorang yang sejak dulu mencarimu menemui Ibu, sekarang Ibu mengetahui nama asli dari anak yang kuasuh selama ini. Jiao Yishen."

Nyonya Tien membelai rambut Su Rui, melihat gadis kecil ini telah tumbuh dengan sangat cantik menggoreskan hati keibuan nya karena harus melepaskan sang putri pada keluarga sebenarnya.

"Maksud Ibu apa?"

"Kamu adalah putri Jiao Yishen yang hilang 3 tahun lalu karena sebuah insiden perampokan."

Su Rui mendengarkan penjelasan panjang dari Ibu angkat nya tentang asal-usul nya, mengingat Su Rui kehilangan ingatan nya selama ini.

"Lalu Ibu ingin mengusir Rui? Putri Jiao mengalami kecelakaan karena diasingkan. Aku tidak mau menjadi gadis itu, Rui ingin tinggal dengan Ibu." Su Rui menggeleng dia menolak tawaran sang Ibu untuk kembali ke kehidupan asli nya.

"Rui tetap yang paling Ibu sayangi walaupun kamu tidak terlahir langsung dariku." Nyonya Tien memeluk Putri nya erat-erat, padahal dia sudah mempersiapkan diri jika hari ini datang dimana seseorang akan menjemput Putri nya pulang.

Diluar ada dua orang diam-diam mendengarkan pembicaraan. Jiaxu dan Chun Qiu hari ini harus menjemput Jiao pulang atas perintah Raja Jiazhen setelah mendapatkan kabar. Namun, seperti nya orang yang dimaksud sudah tidak tertarik lagi dengan kehidupan bangsawan nya.

"Berikan dia waktu, kita tidak bisa membawanya secara mendadak seperti ini. Terlebih Putri tidak memiliki ingatan apapun tentang kehidupan sebelumnya." Chun Qiu berkata perlahan.

Hari ini dimana terakhir kali mereka melihat Su Rui, saat itu Chun Qiu berusaha menyadarkan Jiaxu yang tenggelam dalam kekecewaan.

"Yang ada dihadapanmu saat itu adalah Su Rui bukan sang putri, dia benar-benar tidak memiliki ingatan apapun sebelum 3 tahun ini. Kau pikirkan saja jatuh dari ketinggian seperti itu sudah sangat beruntung membuat nya hanya kehilangan ingatan dan bukan nya mati!

Sekarang yang dia ketahui bahwa dirinya adalah Su Rui, bukan dirinya yang seorang putri Jiao Yishen.

Aku tahu kau kecewa teman, tapi kendalikan dirimu jangan membuatnya bingung."

Kekecewaan nya berdasar pada kemarahan surat terakhir yang Jiao kirimkan pada nya. Berisi kemarahan nya pada Jiaxu serta kakak-kakak nya, surat kekanakan yang ia pikir hanya sebuah gertakan bahwa dia akan pergi ternyata adalah sebuah kebenaran.

Jiao benar-benar pergi dan menghilang hingga bertahun-tahun kemudian.

Kembali pada keadaan saat ini pintu mendadak terbuka memperlihatkan seorang gadis dengan mata yang seperti habis menangis. "Bisa kita bicara?"

Su Rui bertanya pada Jiaxu, mereka berada di balkon. Chun Qiu menunggu diruangan Nyonya Tien untuk memberikan mereka waktu.

"Aku minta maaf untuk kejadian saat itu." Kata Jiaxu membuka percakapan, "Ya, tidak apa-apa. Kita berdua hanya salah paham." Sahut Su Rui.

Su Rui mengulurkan liontin giok kearah Jiaxu. "Katanya benda ini milikku,
Aku teringat kau juga memiliki liontin seperti ini. Karena ini berpasangan kukira kita memiliki hubungan baik, jadi dapatkah kau sampaikan bahwa aku tidak ingin kembali kesana? Liontin ini juga kukembalikan."

Jiaxu hanya menatap tangan yang terulur itu dengan dingin. "Aku tidak akan menerima kembali hadiah yang telah kuberikan."

"Baiklah, tapi bisa kau sampaikan kata-kataku tadi?" Jiao menarik kembali tangan nya, sementara Jiaxu bersandar pada pilar menjaga jarak.

"Katakan alasan yang tepat agar aku bisa menyampaikan nya."

Su Rui melipat tangan nya, dia menatap pemandangan taman bunga dibawah mereka.

"Aku lebih menyukai kehidupan sebagai rakyat biasa dibandingkan bangsawan. Namun alasan pasti nya, ketika aku mengingat reaksimu saat itu tentang diriku yang saat ini. Aku merasa tidak pantas untuk kembali menjadi seorang putri raja. Rasanya sangat mencoreng jika seorang wanita penghibur kembali menjadi putri yang bermartabat."

"Lagi pula hanya seorang putri yang hilang tidak berarti apa-apa. Aku harap kau mengerti jika aku ingin hidup dengan identitasku saat ini sebagai Su Rui. Dan jika bisa umumkan saja kematianku agar aku benar-benar hilang dan tidak mempermalukan keluarga kerajaan."

Jiaxu mendengarkan dia menghela napas panjang. "Kau berpikir alasan seperti itu akan diiyakan begitu saja oleh keluargamu ya."

Setelah Su Rui pergi Jiaxu bersiul memanggil elang dia melemparkan daging yang langsung ditangkap, lalu meletakkan surat pada tabung di belakang tubuh elang. Walaupun sulit untuk menjinakkan dan melatih nya bukan berarti tidak bisa, berkat elang inilah surat nya selalu sampai ketujuan. Tidak seperti merpati pos yang entah mengapa tidak pernah sampai atau kembali dengan surat balasan.

Surat yang dikirim oleh Jiaxu persis seperti yang dikatakan oleh Su Rui sebelumnya. Balasan yang didapatkan nya dari Raja Yangtze saat ini sesuai dugaan nya.

[Omong kosong. Seret Jiao pulang, biar aku yang menanggung kebencian nya.]

]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Return Of The PrincessWhere stories live. Discover now