10. The Past

198 31 1
                                    

Gadis itu berdiri di depan gerbang istana milik Ratu, dia mengenakan hanfu cantik berwarna hijau dengan hiasan rambut berbentuk kupu-kupu. Dia ingin menunjukan ini pada ibunya dan berharap mendapatkan pujian.

Tetapi para kasim yang berjaga mengatakan bahwa Ratu Yuqing tidak bisa ditemui hari ini karena masalah kesehatan. Keesokan hari nya ibu sedang istirahat dan hari dimana dia bisa menemuinya Ayah nya menyuruhnya untuk kembali.

"Yuqing tidak bisa bermain denganmu hari ini, pergilah cari kakakmu." Suara dingin itu masuk kedalam indra nya. Ayah menghalangi pintu tetapi dari balik celah pintu yang terbuka Jiao bisa melihat ibunya tengah batuk.

"Baiklah." Kepala itu menunduk begitu pintu tertutup.

"Apa itu Jiao?"  Suara ibunya terdengar meski serak oleh batuk.

"Bukan siapa-siapa."

Kasim yang melihat nya merasa kasihan. "Tuan putri mari saya antar."

Ekspresi kecewa nya menghilang begitu dia mendongak, Jiao mengulas senyum manis. "Tidak usah, terimakasih." Setelah mengatakan itu dia melangkah pergi dari pekarangan Istana ratu.

Langkah-langkah nya membawanya ke ruang belajar para pangeran. Tetapi disana dia melihat jika kak Jiazhen tengah memaki seseorang. Jiao hanya menyaksikan nya dari pintu dan tidak berani untuk masuk sampai akhirnya kedua mata nya bertatap dengan kakak nya. Jiazhen menatap nya kesal lalu mengalihkan pandangan nya, pada saat itu pangeran kedua Yuxuan menghampirinya.

"Jiao kenapa kau kemari?" Kakak kedua nya ini memang paling lembut. Dia bertanya dengan sabar tapi Jiao tahu bahwa dia tidak bisa berhenti melirik kedalam.

"Tidak ada, kalian sedang sibuk?"

"Ya kami sangat sibuk sampai terasa akan gila rasanya, tapi oh maaf.. Pergilah bermain." Kak Yuxuan mencium kening Jiao lalu pergi menutup pintu, tak lama terdengar suara dibanting diikuti bentakan keras.

Jiao menatap pintu yang tertutup itu lama sekali kemudian dia pergi dari sana. Ini terjadi hampir setiap hari, semua orang menjadi sangat sibuk hingga tak lagi waktu untuk bernapas.

Dia tidak marah ataupun kecewa, itu memang resiko yang harus ditanggung seseorang yang memiliki kekuasaan. Dia juga sudah berusaha untuk belajar dengan giat tapi tidak ada apresiasi sehingga Jiao meninggalkan nya.

Memutuskan untuk pergi ke taman yang tidak sering didatangi tetapi disana dia melihat siluet Jaixu sedang berbaring dibawah pohon sementara momo berbaring telungkup didadanya.

"Jiaxu! Ayo kita pergi bermain!"

****

Musim semi telah tiba dan anak-anak telah tumbuh dewasa seperti bunga yang bermekaran. Dedaunan hijau mulai memamerkan diri setelah menghadapi musim dingin yang membekukan.

Hewan-hewan kecil yang sebelumnya melakukan hibernasi mulai keluar dari sarang dan melompat di setiap dahan pohon, menyemarakkan musim itu dari keheningan panjang.

Disisi lain ada sepasang anak manusia yang tengah berdebat dipinggiran danau sejak setengah jam lalu.

"Jiao kau tidak akan berubah menjadi ikan hanya karena menyentuh air!"

"Aku tidak suka air di musim semi! Rasanya sangat dingin sampai menyentuh tulang-tulangku."

"Kau terlalu berlebihan. Wajar jika air nya dingin karena ini masih pagi, tadi kan kau sendiri yang mengajakku kemari." Anak laki-laki itu bernama Jiaxu yang merupakan sahabat dari putri Jiao. Keduanya lahir bersamaan membuat nya menjadi dekat bahkan jauh lebih dekat ketimbang dengan saudara sang putri yang lain.

Return Of The PrincessWhere stories live. Discover now