Dua: Menjadi Orang

5 0 0
                                    

Kutatap buku polos yang tadi ku temukan saat jalan-jalan. Ahh.. bagus sekali sih, temanya sangat elegan. Garis-garis yang menghiasi buku itu tampak timbul ketika diraba maupun dipandang, dengan garis warna emas yang membuatnya elegan dan latar belakang hitam.

Hehe, hoki banget sih dapet notebook bagus tanpa beli!

Tapi ini mau kuisi apa ya? Kayaknya besok aja deh, udah malem juga.

Kulepaskan genggamanku dari buku itu dan pergi tidur.

Naray pergi tidur tanpa tahu bahwa ada asap hitam yang keluar dari buku itu.

Menjelang tengah malam, aku terbangun dengan tubuh yang terasa ringan. Hmm.. apakah aku jadi kurusan? Tumben juga aku bangun tapi nggak kebelet pipis.

....

"*nj*ng! Itu siapa di ranjangku!?"

Bukan salah satu anggota keluarga Naray ataupun orang asing yang ia lihat, melainkan dirinya sendiri yang sedang terbaring.

...

J*nc*k, kayaknya aku lagi kena lucid dream, deh..

Ya.. udah sih tinggal bobok lagi aja kan??

Aku berusaha tidak panik dan segera meniduri badanku yang terbaring di kasur. Apa yang kemudian terjadi?
Well, aku pikir aku akan segera bangun seperti di film-film, tapi nyatanya tidak.

Aku langsung terpental tatkala tanganku menyentuh tubuh nyataku. Pusing menyergap kepalaku.

"Argh.." keluhku sambil mengusap kepala karena merasakan nyeri. Dan ketika kubuka mata, rupanya ada asap hitam di sekitar tubuh nyataku yang seperti berusaha membuat dinding pemisah.

Tapi lama kelamaan asap itu pun menjadi semakin banyak. "Buset, itu kenapa notebook-ku keluar asap? Jangan-jangan notebook terkutuk lagi!"

(Ya mangkanya kalau nggak mau dapet benda terkutuk jangan asal mulung dong..)

"Oh! Asap hitamnya mulai pergi dari badanku! Oke!! Ini kesempatanku!" Tanpa berlama-lama, kakiku berlari menuju tubuhku, bersiap untuk membanting jiwa ini kembali ke badannya.

GREP!

Sepasang mata beriris merah bertemu pandang dengan mataku. Tanpa melepaskan cengkramannya, ia menunduk, kemudian halusnya helai rambutnya menyapa wajahku.

"Jangan terburu-buru, Nona." Sebuah senyum getir mengembang di wajahnya, tepat di depan wajahku.

"Bagaimana kalau sebelum anda kembali ke tubuh anda, kita berbicara dulu?" ujarnya dengan senyum yang masih terukir di wajah.

Alisku berkerut, tanda tak suka. Sebuah tinju kulayangkan ke orang itu. Dan apa yang terjadi?

Tanganku terasa sakit, dan aku pun meringis. "Ouch.." Aduh, tanganku seperti menghantam sesuatu yang sangat keras.. aku sampai berjongkok dan mengusap-usap tanganku.

Tapi orang itu malah langsung menggenggam tanganku dan mengajakku berdiri. Tangan orang asing itu terasa dingin, tapi membuat kondisi tanganku jadi lebih baik! Tak sesakit yang tadi.

"Nona," ketika ia mengucapkan satu kata itu, aku terangkat, mengambang di udara, masih dengan tangannya yang membimbingku.

"mari ikuti saya."

WUSHH..

Angin berhembus kencang menembus tubuhku, tapi anehnya.. aku tidak merasakan apa-apa. Yahh, aku nggak goblok sih, aku tahu aku masih dalam bentuk sebuah arwah.

Tapi tetap saja aku masih kena mental. Maksudnya tuh kayak.. ERGHHH!! Bisa-bisanya aku jadi arwah kayak begini!! Terus diajak pergi sama ni cowok yang sama sekali nggak kukenal!

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Girl with a Bad StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang