Prolog

19 3 2
                                    

ΔΔΔ
.
.
.
.

Cerita ini mengisahkan seorang anak perempuan yang bernama Libra. Libra lahir dan tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, tinggi, dan pintar di keluarganya.

Ketika ia dilahirkan, ekonomi keluarganya masih berkecukupan. Ia masih di sayang layaknya anak semata wayang. Namun semua itu berubah ketika ibunya mengandung adiknya.

Kala itu..


***
 
 

Di rumah kecil yang sederhana, terdapat Libra yang masih berumur 6 tahun sedang menonton televisi dengan ibunya yang sedang melipat baju.

Tiba-tiba pintu terbuka memperlihatkan ayah Libra datang sambil menenteng kantung plastik berisi jajanan. Libra langsung menyambut girang kedatangan ayahnya.

"Ayah! Ayah! Ayah bawa apa?! Lily mauuuu!"

Libra, seorang gadis kecil yang kerap dipanggil Lily ini berseru sambil berjinjit, berusaha mengambil kantung plastik yang berada di tangan ayahnya yang terangkat.

"Ini ayah bawa sate, buat ibumu. Lagi ngidam sate katanya, hahaha." jawab Ayahnya diakhiri tawa kecil.

"Ngidam?" tanya Libra dengan wajah bingungnya.

"Iyaa Li, maaf ibu ga ngasih tau kamu ya. Kamu pasti kaget." ucap ibunya di belakang.

Libra menengok ke arah Ibunya, sedetik kemudian Libra kecil pun terisak dan menangis histeris.

"Huwaaaaa ibu ga sayang Lily lagi!!
Katanya ibu gak mau punya anak lagi! Kenapa malah hamil lagi?! LILY GASUKA PUNYA ADIK! LILY GAMAU PUNYA ADIK!!"

Ayah dan ibunya pun langsung berusaha menenangkan Libra kala itu.

"Lily dengar ibu ya nak? Lily kan sendirian ya? emang gak kesepian main sendiri aja? Kan enak kalau punya adik, ramai, Lily juga jadi punya teman bermain kan?" ucap ibunya.

Setelah dibujuk oleh ibunya, akhirnya tangis Libra surut. Ia lalu dipeluk oleh ibunya.

Kemudian beberapa bulan lepas, Akhirnya ibunya melahirkan adiknya ke dunia.

Libra menatap bayi yang tengah berada di gendongan ibunya. Semua orang yang berada disana, keluarga dan saudaranya menatap kelahiran bayi itu dengan ceria. Hanya wajah Libra yang muram, Libra menatap tak suka ke bayi yang merupakan adiknya itu. Ia takut seluruh perhatian orang tuanya diambil oleh adiknya itu.

Benar saja, setelah kehadiran adiknya, semua perhatian orang teralihkan ke adiknya. Ayah dan ibunya juga seolah tak melihat keberadaan Libra. Walaupun serumah tapi Libra seperti tidak dianggap. Yang dulunya dibimbing ini itu, dituruti semua kemauannya, kini ia hanya bisa terdiam. Mau minta sesuatu ke orang tuanya pun, tidak akan dituruti lagi karena ekonomi keluarganya yang menurun ketika adiknya lahir.

Kala itu Libra masih SD, tetapi Libra dibiarkan melakukan semua sendiri. Berangkat sekolah sendiri, pulang sendiri, makan sendiri, mandi sendiri, hingga kadang dia berjualan untuk menghasilkan uang untuknya sendiri. Hingga ia remaja sampai SMA juga selalu begitu. Ia jadi terbiasa hidup mandiri dan sendiri.

Watak tak peduli dan abai orang tuanya itu tumbuh di dalam diri Libra. Kian beranjak remaja. Rasa peka terhadap orang lain itu tidak ada di dirinya. Jadi ia tidak peduli dengan teman dan semacamnya. Kadang memang terbesit rasa sedih dan kasihan terhadap dirinya sendiri. Namun rasa itu hilang dengan sendirinya. Ia tumbuh menjadi remaja perempuan yang dingin, datar dan tidak terlalu peduli dengan lingkungan sekitar.

Seumur hidupnya ia habiskan di rumah. Walaupun ia hanya berdiam diri saja, tetapi ia tak punya kegiatan lain. Ingin keluar rumah? ia tak punya teman. Ingin kumpul dengan keluarga? percuma, ia hanya dianggap angin lewat. Kedua orang tuanya hanya membuka suara ketika ingin bertanya hal penting saja, begitupun dengan Libra.
 


   
 
***
 
 
 
Sampai dimana ia bertemu dengan seorang lelaki di sebuah toko buku tua. Semenjak itu kehidupannya mulai berubah setelah bertemu dengan lelaki itu.

Sampai ia menemukan sesuatu yang luar biasa.

Jika orang lain mendengarnya pun tidak akan percaya sebelum merasakannya sendiri. Libra merasakan itu sendiri. Ia seperti percaya tidak percaya. Ajaib sekali dunia ini. Hingga akhirnya, ia termakan oleh keajaiban itu. Setiap hal pasti mempunyai sebab akibat.

Ia tak tahu, perbuatan yang dilakukannya itu berakibat fatal sekali.

Bagaimana ini? Bagaimana cara dia mengembalikkan semuanya seperti awal lagi?

.
.
.
.

ΔΔΔ

LIBRAWhere stories live. Discover now