Mendengar ucapan anaknya Hani langsung menggelengkan kepalanya, " sayang kamu nggak boleh ngomong gitu, mana ada orang tua yang begitu. Jangan ngomong sembarangan lagi ya, kalau Fayra denger pasti dia sakit hati"  tutur Hani pada anaknya.

"Bunda nggak tau, keluarga Fayra emang jahat sama Fayra Bun"

"Aska udah ya, nggak boleh kamu ngomong kaya gitu. Kamu kan nggak tau yang sebenarnya terjadi, udah kamu naik sana, bersih-bersih ya" perintah bundanya.

Hani tidak suka dengan ucapan anaknya barusan, mana ada orang tua yang seperti itu. Mau sejahat apapun mereka tidak mungkin tidak khawatir jika anaknya tidak pulang sama sekali.

"Iya Bun, Aska naik dulu ya" pamit Aska dan mulai beranjak menuju kamar miliknya.

Sedangkan di tempat yang berbeda sekarang Fayra sedang menghubungi sahabatnya Feli.

"Sorry Ra bukannya gue nggak mau, tapi adik gue alergi kucing Ra"  ucap Feli di sebrang sana yang merasa bersalah tidak bisa membantu sahabatnya.

"Santai aja fel, sorry ya malem-malem ganggu Lo" kata Fayra.

"Santai aja kali Ra, kaya sama siapa aja" jawab Feli.

"Yaudah fel gue tutup dulu ya" ucap Feli.

Setelah panggilannya terputus dari Feli Fayra segera bersiap untuk tidur, tak lupa terus memantau keadaannya Moly yang masih lemas.

Baru saja memejamkan mata, handphone milik Fayra kembali berdering.

"Pasti Aska nelfon gue malam-malam gini karena gue pulang nggak bilang dulu sama dia" tebak Fayra dan benar, setelah dilihat yang menghubungi dirinya adalah Aska.

"Iya ka? Ada apa?" Tanya Fayra setelah menerima telfon dari Aska.

"Lo kenapa pulang nggak bilang gue dulu? Emang luka Lo udah sembuh" tanya Aska di sebrang sana.

Benar-benar tebakan Fayra tidak meleset sedikitpun.

"Mama gue udah nyariin" jawab Fayra seadanya.

"Lo nggak usah boong Ra, gue udah tau semuanya" kata Aska.

"Nggak usah sok tau, Lo nggak tau apa-apa tentang gue Ka. Lo itu cuma orang baru, jadi stop Lo ikut campur urusan gue" ucap Fayra.

"Dan Lo stop ngelarang gue buat ikut campur urusan Lo, karena status gue sekarang pacar Lo. Gue berhak tau apa pun tentang pacar gue"

"Gue nggak butuh itu!" Sentak Fayra pada Aska di sebrang sana.

"Gue ke sana sekarang" hanya kata itu yang terakhir Fayra dengar setelah itu panggilan mereka terputus.

"Sorry Ka," ucap Fayra lirih.

Gadis itu merasa bersalah karena bisa mengeluarkan kata-kata jahat tersebut pada kekasihnya yang memang berniat baik.

Sebenarnya Fayra hanya tidak ingin Aska tau, sudah cukup Feli saja yang tau tentang kehidupan keluarganya, dia tidak mau semakin banyak orang yang akan membenci mamanya setelah mengetahui kehidupan pribadinya.

Aska sudah tau tentang keluarga Fayra, bukan Aska kurang ajar karena ikut campur urusan pribadi pacarnya. Namun tatapan sayu dan luka-luka yang selalu ada pada tubuh kekasihnya membuat Aska ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.

Dan ya Aska berhasil mengulik kehidupan pribadi pacarnya itu, walau belum terlalu banyak. Tapi yang Aska tau memang mamanya tidak pernah berlaku adil pada anaknya.

Dan luka-luka yang di miliki Fayra masih terus Aska cari tau penyebabnya.

Tiba-tiba saat Fayra sedang asik melamun, pintu jendela kamarnya di ketuk dengan pelan. Namun Fayra terus mengabaikan ketukkan pintu itu, karena dia tau seseorang yang berada di balik jendela itu adalah kekasihnya.

Bukannya Fayra jahat, atau tidak punya kasihan pada Aska yang sudah jauh-jauh datang kerumahnya. Tapi Fayra teringat dengan luka yang berada di dahinya yang ternyata masih juga mengeluarkan darah walau tidak sebanyak tadi.

Akhirnya Fayra hanya mengabaikan suara ketukan jendelanya, sampai hampir 1 jam. Akhirnya karena tidak tega dengan Aska yang masih kekeh mengetuk-ngetuk jendelanya. Akhirnya Fayra memutuskan untuk membuka jendelanya.

"Ngapain sih Lo kesini?" Kesal Fayra pada Aska.

Sedangkan Aska yang mendapat pertanyaan dari gadisnya pun tidak langsung menjawab, laki-laki malah melihat Fayra dari atas sampai bawah.

"Are you okey?" Tanya Aska yang melihat tampilan Fayra yang acak-acakan dengan darah yang mengalir dari dahinya.

"Nggak jelas Lo, gue nggak papa" jawab Fayra, namun mata gadis itu tidak dapat berbohong setelah mendengar pertanyaan Aska barusan.

Kata-kata itu benar-benar asing di telinga Fayra, kata-kata yang selalu Fayra harapan. Dan sekarang, Aska mewujudkan harapan Fayra.

Aska sendiri yang mendapat jawaban tidak memuaskan dari Fayra tanpa basa-basi langsung menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

"Keluarin sampai Lo tenang"

Kita dan Takdir (On Going)Where stories live. Discover now