Bab 24

525 86 8
                                    

Memilih cincin pertunangan sudah, mempersiapkan pesta pertunangan pun sudah. Tidak muluk-muluk, hasil diskusi dua keluarga mengenai pertunangan, adalah dirayakan secara sederhana dan hanya akan di hadiri oleh keluarga dan beberapa kolega bisnis, pesta pertunangan juga diputuskan tertutup. Sejujurnya, bagi Yunho pribadi, mengenai pertunangan mau ada pesta atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh. Ia hanya mementingkan bahwa hubungannya dan Jaejoong baik-baik saja dan terus berkembang.

Sampai sekarang ia merasa hubungan mereka cukup berkembang, mau dikatakan berkembang pesat, ia sendiri masih belum bisa menahan kecemburuan mendasar yang artinya ia masih terlalu takut wanita itu lepas darinya. Bagi, Yunho semua hubungan bisa dikatakan berkembang sangat pesat dan baik, jika ia bisa lebih menahan diri dalam urusan cemburu, seperti hubungannya yang sudah-sudah, ia bisa mengelola diri dari menutupi perasaan cemburu tak terlalu nampak. Sayangnya, perasaan itu seolah tak terkontrol ketika Jaejoong didekati pria lain. Bahkan, ketika Changmin berada didekat Jaejoong saja, ia bisa merasa cemburu, padahal dengan jelas ia tahu itu konyol sekali.

Yunho tersenyum ketika mengingat wajah Jaejoong, ia nyaris saja bermalas-malasan karena ingin bermanja dan bermesraan dengan wanita itu. Tetapi, ia harus menahan semua itu bukan? Toh, mereka sebentar lagi akan resmi bertunangan. Yunho harus kembali fokus bekerja dahulu, ia hendak mengajukan cuti kepada ayahnya, untuk melakukan photoshoot pre-wedding. Meski belum berbicara ke tahap ini dengan Jaejoong, tapi setiap wanita tentu ada keinginan melakukan hal itu. Lagi pula, ia ingin memberikan yang terbaik untuk wanita yang kelak akan menjadi istrinya.

Mengambil sebuah dokumen, Yunho mulai memeriksa dengan seksama. Baru saja ia hendak membubuhkan tanda tangan persetujuan, ia dikejutkan dengan keributan yang terdengar dari arah luar ruangannya.

Yunho hendak mengabaikan hal itu, tetapi kebisingan itu semakin meningkat. Ia pun menggeleng, dan berdiri dari kursinya. Melangkah menuju keluar ruangan, Yunho terperangah ketika membuka ruangannya dan melihat ke arah karyawannya sedang berkumpul, bukannya dimeja masing-masing dan mengerjakan tugas.

"Yunho Oppa!"

Panggilan itu membuat telinga Yunho lebih terjengit. Ia memandang ke sumber suara. Ya, siapa lagi yang berani memanggilnya dengan sebutan itu selain Jaejoong. Sebelah alis Yunho terangkat, bukankah mereka sepakat bahwa akan profesional di depan banyak orang, tapi Jaejoong malah seperti sengaja. Bukan ia marah, hanya heran saja.

"Aah Sayang, aku mentraktir teman-teman kantor kopi dan juga cemilan, aku juga membawakan mereka sepatu pantofel sesuai ukuran mereka sendiri," dengan polos Jaejoong mendekat kepada Yunho, ia tidak peduli dengan panggilannya yang mencengangkan banyak orang kepadanya dan Yunho, sudah saatnya mereka tahu bahwa diantaranya dan Yunho memang lebih dari atasan dan bawahan.

Pandangan mata tiap orang tertuju kepada Jaejoong, dengan berani juga wanita itu menggandeng lengan Yunho. Apakah benar rumor selama ini bahwa boss mereka mengencani karyawan magang? Gosip itu sudah menyebar sejak jobdesk Jaejoong tidak menentu setelah sebulan bekerja. Ditambah, seringnya wanita itu dipanggil ke ruangan sang CEO dan pergi bersama setelahnya. Tadinya mereka mengira bahwa Jaejoong akan menjadi selingan untuk pria kaya seperti CEO mereka. Menganggap kebaikan Jaejoong sekarang sebagai hasil memoroti pria itu juga ada dalam gagasan mereka.

Semua itu terbukti memang benar, iya kan? Jaejoong berkencan dengan Yunho, well mereka masih menganggap bahwa ini hanya main-main saja bagi Yunho. Tersenyum ketika menyadari keheningan yang ada di sini, masing-masing dari karyawan tertawa pelan.

"Je, kau—"

"Aku sudah selesai magang, Oppa. Aku tidak mau lagi menjadi bawahanmu, Papa memintaku untuk memulai berkarir di perusahaan, dia bilang kau bisa bankrut jika menikah denganku kelak, jadi aku harus memiliki penghasilan sendiri! Selain itu, aku ingin mentraktir mereka karena masa hukumanku sudah selesai, aku akan meminta kartuku dengan limit sedia kala kepada Papa, untuk saat ini aku hanya bisa membelikan ini untuk para teman-teman yang baik selama aku bekerja di kantormu, anggap saja sebagai rasa terima kasihku," Jaejoong menjelaskan dengan santai, ia tahu kekasihnya ini tidak akan marah, ia sedang berbaik hati kepada karyawan pria itu.

Astaga, Yunho nyaris lupa bahwa Jaejoong sudah harus selesai bekerja. Ia memandang sang pacar dengan lembut dan mengangguk, ada sedikit lucu dengan pernyataan Jaejoong, wanita itu menyebut dirinya akan bankrut? Sungguh, ia bahkan bisa membiayai sang kekasih dengan anak mereka kelak meski memiliki banyak anak. Tapi, mungkin calon mertuanya hendak mendidik Jaejoong lebih baik. "Baiklah, tidak masalah. Ke ruanganku jika kau sudah selesai, Darl."

Mengangguk, Jaejoong mengecup pipi Yunho dengan mesra. Ia segera mendekat kembali kepada teman-teman kantornya, ada yang aneh dari mereka, semua memandangnya tidak percaya dan mereka seolah hening hanya menatapnya dan Yunho saja. Ia menoleh ke arah belakang, pacarnya pun sudah melangkah kembali ke ruangannya, mengapa teman-teman masih tetap terdiam, apa karena sungkan dengan Yunho, ataukah mereka tidak menduga bahwa ia berkencan dengan boss mereka. Ah, ia kan memang menyembunyikan perihal kencan mereka.

"Je...Je, kau benar-benar mengencani Pak Jung Yunho?" Geumbi bertanya tak percaya, suaranya pun bergetar.

"Ah, iya. Kami akan bertunangan, aku minta maaf karena tidak bisa mengundang kalian ke acara pertunangan kami, acaranya tertutup dan hanya dihadiri oleh kerabat dan kolega dekat saja," Jaejoong menjawab dengan polos. Namun, ia semakin terperangah karena jawabannya memicu reaksi berlebih dari mereka. Ada yang tersedak lalu terbatuk, ada yang terbelalak, dan juga ada yang sangat terkejut.

"Astaga, kau sudah berpacaran resmi dengan Pak Jung tapi kau merahasiakan dariku, aku sebenarnya sudah menduga ini sejak awal, benarkan apa yang kubilang?!" Karina terlihat biasa saja, ia sudah mengira bahwa diantara boss dan Jaejoong ada apa-apanya, karena ia sekretaris Yunho jua lah, ia bisa menebak dengan baik, dan sebagai teman Jaejoong pun ia tidak ingin ada keributan di kantor. Biarlah, ia saja yang menikmati romansa kantor diam-diam mereka yang menggemaskan.

"Ta-tapi Je, kau yakin bertunangan dengan Pak Jung? Kau tahu kan, Pak Jung siapa dan kau siapa? Bagaimana mungkin pekerja seperti kita bisa naik kelas semudah itu, apakah—"

"Jeje bukan seperti kalian, Jeje putri tunggal J-One Group yang sengaja di training bekerja di sini oleh ayahnya, tidak ada istilah naik kelas yang kalian kita!" Changmin muncul dari arah ruangannya, ia mengambil satu box kotak sepatu dengan namanya dan juga kopi yang ada. Lumayan, ia mendapat hadiah dari calon istri Yunho.

Mendengar penjelasan Changmin, semua teman-teman kantor Jaejoong semakin syok, mereka menatap tak percaya Jaejoong, bagaimana bisa Jaejoong menyembunyikan identitasnya selama ini? Mereka kira semua barang branded yang dipakai Jaejoong setelah sebulan bekerja adalah hasil dari memoroti sang CEO, ternyata gosip mereka salah, wanita ini adalah anak konglomerat perusahaan sebelah.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Btw, guys siapa yang minat beli pdf ini, udah ready ya pdfnya, jadi langsung kirim aja kalau udah payment, makasih.

.
.
.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Princess In LoveWhere stories live. Discover now