Bab 15

331 88 13
                                    


Pandangan Jaejoong langsung tertuju ke arah depan lobby. Ia cukup terkejut, Yunho mengajaknya ke sebuah hotel berbintang. Secepat ia sadar bahwa ini hotel secepat itu juga ia merasa grogi sekaligus memiliki prasangka tidak baik. Apakah Yunho ingin meng-unboxing dirinya? Tidak, tidak! Mereka baru resmi berkencan hari ini. Jaejoong tidak percaya saja jika Yunho akan melakukan hal itu pada dirinya. Ia bukan wanita sembarangan yang bisa diajak pria itu seenak hati. Paling tidak mereka berkencan cukup lama baru lah ia mau memberikan dirinya kepada Yunho.

Jaejoong melirik Yunho, ia cukup terkejut ketika pintu mobil dibuka oleh seorang pria karyawan di sana. Sementara itu, Yunho sudah turun lebih dahulu, Jaejoong ragu untuk melangkah dari tempatnya setelah turun dari mobil. Karyawan hotel yang bertugas segera masuk ke mobil Yunho. Ia juga melihat jelas pria itu memandangnya dan Yunho menghampirinya serta mengulurkan tangan. Mau tidak mau, Jaejoong menyambut uluran tangan kekasihnya itu.

Jujur, ia sadar sekali tangannya berubah dingin. Ia juga harus melakukan cara andai pria itu mengajaknya check in. Sungguh, ia akan benar-benar membenci Yunho andai melakukan hal itu padanya, sekarang saja perasaannya bak berubah.

"Tanganmu dingin, Sayang. Kau grogi karena ini kencan pertama kita?" Yunho bertanya dengan sangat santai, menurutnya wajar jika Jaejoong merasa grogi karena mereka berkencan resmi untuk pertama kalinya.

Mencoba tersenyum, namun Jaejoong tahu senyumnya hambar. Ia menjawab dengan cepat, "Sepertinya begitu, kita kemana?"

Pertanyaan itu jelas Jaejoong tahu bodoh. Mereka sedang di hotel sekarang, dan ia bertanya kembali. Sial, ia tidak bisa menutupi bahwa ia merasa tidak sabar ingin kabur.

"Kita makan dahulu kan? Di sini ada restoran yang menurutku enak, kuharap kau juga suka setelah merasakan makanannya."

Seketika wajah Jaejoong berubah, ia melongo dan kakinya begitu saja mengikuti langkah kaki Yunho. Memperhatikan pria itu tengah berbincang dengan karyawan wanita hotel, Jaejoong semakin terkejut ketika mereka memasuki area baru dan benar, ini adalah sebuah restoran mewah. Detik itu juga, Jaejoong merasa dirinya sangat malu dengan prasangka buruk kepada Yunho. Wajahnya seketika memerah, dan ia merutuki diri sendiri mengapa sangat mudah menaruh curiga kepada kekasihnya ini.

"Aku sudah memesan tempat untuk kita," Yunho menoleh dan tersenyum.

Jaejoong lekas membalas senyuman Yunho, ia merasa tidak enak karena hal-hal tadi. Ternyata Yunho memang hanya ingin mengajaknya makan saja bukan check in! Uh, ia bisa merasa lega sekaligus perasaan yang tadi berubah kembali penuh diisi dengan cinta kepada pria itu. "Aku tidak tahu bahwa di sini ada restoran mewah, Oppa."

Sungguh, ia sosialita tetapi baru kali ini tahu bahwa di hotel berbintang ini ada sebuah restoran semewah ini. Well, dasarnya saja ia tidak pernah berkunjung ke hotel ini, toh untuk apa ke hotel jika ia memiliki mansion dan kamar serta pelayanan melebihi hotel. Ia juga seketika melupakan bahwa di area hotel berbintang tentu ada restoran sebagai penunjang. Benar-benar, Jaejoong merasa bodoh karena terfokus pada hotel saja.

Ia bisa bersikap santai sekarang dan mengumbar senyum manis saat Yunho menarik sebuah kursi untuknya. Duduk dengan nyaman, Jaejoong langsung diberikan buku menu yang ada dan ia rasa meminta rekomendasi Yunho adalah hal yang tepat.

"Aku tidak tahu apa yang terbaik di sini, jadi bisakah Oppa memilihkan untukku?"

Yunho mengangguk pelan, kemudian menjawab, "Apa saja yang ada di sini menurutku terbaik, Sayang. Kau bisa pesan apa saja yang kau inginkan."

Kalimat tentang bisa pesan apa saja yang diinginkan sudah lama tidak didengar oleh Jaejoong dari seorang pria. Ia memang sudah lama tidak berkencan, dan hal itu cukup membuat jiwanya yang haus kasih sayang pria merasa disirami dengan air hujan.

"Apa saja? Uumh bagaimana jika aku pesan semua, kau mau membayarnya?" Jaejoong terkekeh pelan ketika mengatakan demikian, tetapi ia juga menunggu sekali jawaban Yunho.

"Tidak masalah, asal kau senang!"

Ah, Jaejoong senang sekali mendengar itu, ia rasa bibit-bibit cintanya akan segera bersemi jika Yunho begitu terus. "Aku bercanda, Oppa. Aku pesan apa yang kau pesan saja, tapi aku ingin dessert ini!" Jaejoong menunjuk salah satu menu yang ada.

"Apa saja, Sayangku," sahut Yunho, dan pandangannya bertemu dengan pandangan Jaejoong, membuat senyuman manis yang terukir dengan sendirinya.

Kencan pertama harus sempurna!

---

Syukurlah setelah makan selesai, prasangka Jaejoong kepada Yunho juga tak muncul lagi. Pria itu juga membawa Jaejoong ke daerah Sungai Han yang ramai akan pengunjung dan tempat wisata. Jaejoong bisa menikmati pemandangan bagus jembatan. Mereka berjalan kaki menikmati udara dan pemandangan cantik yang ada sembari bergandengan tangan. Trend kencan di Sungai Han tidak pernah ada hentinya. Mungkin tempat ini juga bisa dijadikan pilihan bagus untuk anak remaja yang baru mulai mengenai cinta.

Ada beberapa truck penjual makanan dan juga minuman, ada juga tempat taman wisata yang ada beberapa fasilitas umum untuk dinikmati.

Jaejoong dibelikan Yunho secup kopi panas dengan rasa machiatto. Ia senang, bahkan dengan kencan di sini saja ia merasa senang.

"Aku tidak tahu harus mengajakmu kemana lagi, kurasa mall akan segera tutup, dan aku tidak akan membawamu ke tempat-tempat lainnya, mungkin kau bisa tentukan dimana kita akan kencan selanjutnya," jujur saja Yunho memang tidak terlalu ahli mencari tempat untuk berkencan, tetapi ia ingin terlihat keren dengan mengajak kencan lebih dahulu dan menentukan tempatnya. Lagi pula, ia tidak tahu apakah Jaejoong akan peka atau tidak untuk memperdalam hubungan mereka. Sebagai pria, ia tentu harus mengambil langkah lebih dahulu.

"Tidak apa-apa, kemana saja aku suka. Ke sini pun aku suka, yang penting Oppa ada bersamaku!" tidak muluk-muluk, Jaejoong hanya ingin bersama kekasihnya saja meski di tempat low budget sekaligus. Ia memang pemilih tapi baginya memaksakan kehendak tidak akan berhasil dalam hubungan.

"Lain kali mungkin aku akan membelanjaimu ke mall," Yunho tersenyum, harapannya jelas hendak melihat sang kekasih senang saat bersamanya.

"Ke mall? Bukan pilihan yang baik, Oppa. Kau tidak tahu aku, jika melihat apa saja aku bisa membelinya, kau akan bankrut, hihihi."

"Yakin bahwa pacarmu akan bankrut hanya karena membelikanmu sesuatu yang kau mau? Untuk apa aku bekerja jika bukan untuk dibelanjakan wanitaku, lagi pula aku berniat serius denganmu."

Jaejoong segera menoleh mendengar itu, ia tersipu malu. Yunho adalah pria idamannya, tidak perhitungan dalam uang. Namun, belum tentu itu benar kan? Ia sering melihat pria tidak tahu malu yang akan mengungkit pemberian jika hubungan berakhir. "Aku tidak ingin terlalu menghabiskan uangmu, aku takut saja jika kita tidak bersama maka-"

"Tidak! Aku tidak mau mendengar itu! Aku sudah lelah berkencan, memulai hubungan baru, kandas, dan begitu terus. Sudah kukatakan aku serius denganmu, aku akan mengatakan kepada ayahku agar hubungan kita segera di resmikan dan mempersiapkan semua hal untuk bersama!"

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Happy Yunho Day!

Happy Birthday My Favorite person, Jung 'Fucking Hot' Yunho.

Happy Birthday My Favorite person, Jung 'Fucking Hot' Yunho

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

.
.
.

Princess In LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora