"Mau, ya?"

Calluna akhirnya ikut. Ia berganti pakaian tak lama. Lalu melangkah mendekati Nagara yang tengah duduk di sofa.

"Sudah, ayo jalan."

Nagara berdiri di depan Calluna lalu menatap gadis itu dari atas kebawah.

"Sebentar masih ada yang kurang," ucap Nagara.

Calluna menatap bingung, ia merasa sudah benar tampilannya tak ada yang kurang. Hingga ia merasakan sebuah topi bersarang di kepalanya. Calluna mendongak menemukan wajah Nagara dengan senyum yang tersungging.

"Sempurna," puji Nagara. Kemudian tangan pria itu meraih lengan Calluna. Menariknya ke luar menuju parkiran apartemen.

***

Mobil berisi dua manusia berbeda kelamin tersebut terhenti di sebuah bibir pantai dengan jajaran pedagang dan masyarakat umum yang tengah berkunjung. Cukup berani untuk sekelas mengajak artis.

"Kamu yakin? Ini terlalu ramai, bagaimana jika mereka ...."

Telunjuk Nagata tertempel di bibir Calluna menghentikan kalimat selanjutnya yang akan terlontar.

"Believe, me."

"Semua akan aman, ayo keluar. Mereka hanya akan tau kita pasangan yang tengah berlibur. Lihatlah, lagipun mereka juga terlalu sibuk dengan dunia masing-masing.

Memang dari balik kaca Calluna bisa melihat mereka sibuk, namun ia masih terlalu takut dengan gosip yang akan berhembus kencang.

"Makannya tadi aku memberimu topiku." Tunjuk Nagara ke kepala Calluna.

"Jadi keluar?"

Keduanya keluar, Calluna masih saja memepet pada Nagara. Segera pria itu meraih tangan Calluna dalam genggamannya membuat tubuh perempuan tersebut sejajar dengan Nagara.

Pria itu menggandeng Calluna menikmati area tepi pantai yang ramai dengan penjual dan beberapa pedagang yang menyewakan barangnya.

"Mau naik sepeda?" Tawar Nagara, menunjuk jajaran pedagang yang tengah menyewakan sepeda listrik.

Calluna menggeleng, "Aku gak bisa naik sepeda."

"Tapi kalo bonceng sepeda bisa, kan?"

"Bisa," jelas bisa, jika hanya duduk siapapun akan bisa.

Nagara mendekati tempat persewaan sepeda tersebut. Setelah bercakap sebentar, ia diberikan kunci. Nagara lalu menaikinya melajukan sepeda itu didekat Calluna.

"Ayo naik." Nagara mengedikkan bahu pada belakang sepeda.

Calluna ikut naik, ia berpegangan pada pinggiran baju Nagara. Meski Nagara bisa, dirinya juga memiliki rasa takut jika Nagara tak sengaja terjatuh nanti.

"Itu bukan pegangan, Calla. Pegangan harusnya, begini." Nagara menarik lengan Calluna agar melingkar di pinggangnya.

"Modus!" Seru Calluna namun tak melepas ikatan lengannya.

Sudut bibir Nagara terangkat, saat mendengar balasan dari Calluna. "Siap, lets go!"

Sepeda listrik tersebut melaju perlahan, mengelilingi setiap jalanan pantai. Sesekali Nagara menghindar beberapa pengunjung yang menghalangi jalan.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Where stories live. Discover now