01

0 0 0
                                    

"Awalan penentu akhir"

"Dena!" panggil seorang perempuan yang sudah menginjak kepala tiga.

Ia adalah Qianta ibu dari Dena.

"Apa?" langkah Dena terhenti. Ia menoleh ke belakang, Qianta langsung mendekati Dena yang sudah di depan pintu ingin berangkat sekolah.

"Ini duit jajan kamu selama satu minggu. ibu dan ayah akan nginap di rumah nenek" ucap nya lalu memberikan beberapa lembaran uang 100 ribu. Dena menatap malas uang itu. Ia pun mengambil uang itu.

"Dena di tinggal lagi?" tatap nya dengan Qianta. "Bocil banget sih lo, mau ikut segala" jawab pria berseragam putih abu abu itu, dengan baju yang di keluarkan nya.

"Gue ga bicara sama lo, anak jalanan" tegas Dena yang tak suka dengan pria itu.

"Dena, jaga perkataan kamu" potong Qianta yang tak suka dengan omongan dena barusan. "Emang kenyataan gitu" ucap Dena dengan santai.

"Kamu sekolah Dena, masih kelas 10 juga, jangan banyak libur nanti kamu tinggal kelas" jawab Qianta.

"Alasan klasik" Lalu Dena pergi dari rumah itu, tanpa berpamitan dengan ibunya. Qianta yang melihat itu hanya menghela nafas pasrah.

"Bocah satu itu ga besar besar" ucap pria tadi sambil menggelengkan kepala nya. "Kamu nunggu apa lagi Reno, sana berangkat nanti kamu telat" ucap Qianta. "Ya Bu!" balas nya, ia menyalami tangan Qianta lalu pergi dengan motor sport nya.

Dia Reno Alvarez, anak kedua dari Qianta dan Rober. Ia mempunyai wajah paras yang tampan yang menggaris keturunan dari ayah nya yang tampan. Ia menginjak kelas 3 SMA Jakarta. Memiliki paras yang tampan yang membuat nya terkenal di SMA Jakarta. Ia terkenal dengan paras nya dan kenakalan nya. Walaupun Reno banyak nakal tetapi Reno sangat pintar di bidang fisika. Reno sering kali menjuarai lomba fisika antar sekolah. Dan turnamen futsal.

Berbeda dengan Dena. Dena tidak suka membawa motor, ia lebih suka membawa mobil, dikarenakan ia masih kelas 10. Ia belum boleh membawa mobil ke sekolah oleh ayahnya. Jadi ia terpaksa naik bus. Ia berjalan ke halte untuk menunggu bus yang jarak nya tidak terlalu jauh. Motor sport merah berhenti di depan nya. Ia membuka helm itu.

"Bocil!, Masih jaman kesekolah naik bus?" ejek nya dengan kekehan kecil. Dena tak menanggapi itu. Ia lebih berfokus dengan handphone nya. Meladeni nya sama saja menghabiskan waktu seperempat harinya.

"Sok cool banget lo Cil" oceh nya lagi. Dena masih saja tetap ga mau membalas ocehan penganggu itu.

"Dena Laxia roberto. Gue ada penawaran nih. Gue akan bujuk ayah untuk lo bisa bawa mobil. Tapi lo harus ngerjain pr gue, gimana cil?" tawar Reno. ia tau Dena tak akan sudi menerima tawaran nya, karena tawaran ini sudah di beri berpuluhan kali oleh nya. Dena yang merasa jengah dengan tawaran itu, Dena menatap malas ke arah laki yang sebentuk berandalan jauh dari kata anak sekolah.

"Lo pasti tau jawaban gue. Dan kalo lo ga mau sekolah lo bisa berhenti sekolah sekarang sebelum lo terlanjur gila dengan tugas lo, berandalan" jawabnya dengan malas, lalu ia berdiri memasuki handphone nya di saku baju nya.

"Waktu gue udah terbuang seperempat hari gue, cuma untuk ngeladenin lo!" ucap nya lalu pergi meninggalkan Reno yang diam masih menatap Dena, matanya masih mengikuti arah pergerakan Dena yang memasuki bus, itu.

"Bocah satu itu, perlu di beri sedikit pengajaran tentang cara bertutur kata dengan elegan" geleng nya, lalu meninggalkan halte itu menuju ke sekolah, ralat. Reno tidak langsung menuju ke sekolah, ia akan mampir ke warung sebelah sekolah nya dahulu untuk menyapa sanak saudara nya yang sudah asik nongkrong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

universeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang