Akhir Juni 2006 .... LIBURAN KENAIKAN KELAS

9 0 0
                                    

Saat musim liburan tiba, kebetulan sekali bahwa ternyata hanya kami berdua guru yang tinggal di asrama. Aku sendiri malas pulang ke kampungku yang cukup jauh karena harus menyebrangi pulau. Kutunda kepulanganku sampai hari raya nanti. Ternyata Nicky pun beralasan sama denganku, malas katanya untuk nyeberang pulau hanya untuk pulang, sementara nanti harus pulang juga saat hari raya. Dia dari Sigli - Aceh, sedangkan aku sendiri asli Sunda yang lahir dan besar di Bontang – Kalimantan Timur. Tadinya aku berencana mengunjungi beberapa famili di Bandung. Tapi setelah tau Nicky ga pulang, kubatalkan semua rencana itu. Hehehe..... memang kalau lagi kasmaran, rencana yang matangpun bisa berubah.

Maka tidak ada alasan bagi kami untuk tidak saling berbicara. Dan yang membuatku berdebar-debar dia mengajakku tinggal sekamar.

“Sepi nih Di, nggak enak sendirian…., lagipula kamu juga kan juga sendirian. Gimana kalo kamu pindah aja ke kamarku selama liburan.” ajaknya.

Tentu saja aku dengan senang hati menerima ajakannya. Aku pun tinggal di kamarnya, dan ternyata fasilitas kamarnya cukup lengkap, ada televisi dan kulkas.

Hari-hari pertama dikamarnya kulewati dengan perasaan yang campur aduk, antara senang dan tersiksa. Senang karena setiap hari aku bisa berada dekat dengannya dan melihat dia 24 jam penuh, senang juga karena berada di antara hal2 yang berhubungan dengannya. Tetapi tersiksa karena aku harus menahan rasa cintaku yang semakin bergelora setiap aku pandang dia.

Terlebih saat dia di kamar hanya dengan celana pendek tanpa baju, alias telanjang dada. Tampak tubuhnya yang putih atletis dan ramping, dengan bulu-bulu halus menghiasi beberapa tempat. Ahh………. ingin rasanya kubelai dan kukecup kulitnya yang kencang itu. Tapi aku sama sekali tidak ada keberanian untuk itu, karena pengalamanku benar2 nol. Tempat tidur kami terpisah. Setiap kamar terdiri dari 2 buah tempat tidur single.

Tengah malam, terkadang aku bangun dan melihat dia tidur nyenyak. Ada dorongan kuat sebenarnya untuk mencoba menyentuh bagian tubuhnya. Tapi rasa takut akan reaksi dia yang tidak terduga lebih kuat lagi. Jadi kupendam saja keinginan itu. Ohh, beginilah nasib jadi seorang gay.

Setiap hari kami hanya olah raga berdua, nonton tv sambil ngobrol, bercerita latar belakang kami masing-masing, berbelanja sedikit dan tidur, karena tidak ada pekerjaan lain. Semakin lama aku mengenal pribadinya semakin tebal rasa sayangku padanya. Semakin tersiksa juga aku karena tidak bisa mengungkapkan rasa sayangku padanya. Karena dari tanda-tanda prilakunya ataupun obrolannya, ga ada sedikitpun tanda-tanda kalau dia itu gay. Entahlah….. cool banget sih Nicky ini.

Awal minggu kedua liburan selepas hujan lebat kami bermain basket berdua, dia merebut bola dariku dan melompat tinggi sambil melemparkan bola ke dalam ring. Namun ketika dia turun kembali ke tanah, tidak sengaja dia menginjak permukaan lantai yang tidak rata karena berlubang dan jatuh berdebam keras di lantai.

“Aaagghhhh…” dia teriak kesakitan.

“Kenapa Nick ?” tanyaku.

“Aku terkilir nih Di…” Wajahnya meringis sambil memejamkan matanya.

Kuperiksa pergelangan kaki kirinya, perkiraanku sendi-sendi tulangnya terlepas dari tempatnya dan kulihat dari tangan kanannya juga mengucur darah yang cukup banyak. Rupanya tangan kanannya terluka ketika menahan tubuhnya saat jatuh tadi. Kucoba untuk mengangkatnya berdiri, tapi dia kesakitan.

“Aku ngga bisa berdiri Di, sakit sekali nih.”

Kulihat kakinya seperti menggantung2 patah.

“Wah, parah juga rupanya ...., kamu harus ke rumah sakit.” Kataku panik.

Dia diam saja, hanya dari wajahnya kulihat bahwa dia kesakitan. Akhirnya aku pangku tubuhnya, kugendong dengan susah payah ke kamar dan kubaringkan di ranjangnya.

MY PARTNER - jantung hatiku ....  Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora