Cinta Adalah Anugerah Terindah

14 0 0
                                    

Siapakah yang sanggup menolak cinta?

Yang hadir tak terduga menyusup dengan paksa di kekosongan hati

*************

Aku baru sadar bahwa Aku ini gay sejak kelas 2 SMP, saat itu temanku si Heri datang menemuiku yang sedang asyik sendirian di kelas menyalin catatan fisika.

"Ssst.....,Di....." Heri berbisik, sambil duduk di sebelahku.

"Hmmm...." Jawabku sambil melanjutkan pekerjaanku tanpa menoleh.

"Sssst, Di, liat sini dong ....." nadanya sedikit maksa, tapi masih terus berbisik.

Kutolehkan wajahku ke arahnya. Dia sedang menunduk sambil melihat sesuatu di bawah meja. Aku penasaran. Kudekatkan kepalaku sambil bertanya : "Apa itu, Her?"

Kulihat dia sedang memegang selembar foto wanita sedang duduk ngangkang memperlihatkan barangnya yang penuh dengan bulu jembut.

"Hiii,... kamu dapat dari mana itu, Her?" tanyaku, agak sedikit jijik.

"Bagus nggak?" Tanyanya.

"Ah, .... bagusan punya cowok?" Kataku polos, sambil tetap mengamati foto itu.

"Kalau punya cowok, kan kita juga udah punya, tiap hari juga liat, apa anehnya?" Katanya, juga sambil tetap memandang foto itu. "Kita kan bukan homo.... kalau cowok tuh harusnya lebih suka sama yang seperti ini." Lanjutnya. Nada suaranya seperti memberi nasihat.

"Kamu lebih suka yang mana sih sebenernya?" tanyanya menyelidik.

Aku diam beberapa saat, karena perasaanku agak aneh. Akhirnya aku jawab : "Aku lebih suka yang bersih dan sopan?" kataku diplomatis, sambil mengalihkan perhatianku untuk meneruskan pekerjaanku.

"Oo, gitu ya.... sori deh. Aku lupa kalau kamu tuh seksi rohani, hehehe...." Heri ngeloyor pergi ke luar kelas.

Tapi sejak saat itu aku mulai berfikir, ada yang aneh nih dalam diriku. Kenapa aku lebih suka melihat cowok cakep ketimbang cewek cantik? Aku mulai flashback ke masa SD beberapa tahun sebelumnya.

RAHMAN - teman SD yang ganteng ******

Kelas 5 SD, saat pubertas menjelang hidupku. Waktu itu ada anak baru namanya Rahman pindahan dari Medan, dan dia sangat tampan dengan penampilannya yang sangat rapi. Waktu pertama melihatnya terus terang aku bingung sekali, kenapa terasa ada yang lain di dadaku dan mataku selalu ingin menatap wajahnya yang putih bersih itu. Untung saja dia tidak menyadari sikapku karena bangkunya yang agak jauh dari posisiku. Tapi sejak itulah aku selalu terbayang-bayang wajahnya dimanapun aku berada. Bahkan dalam mimpi basahku yang pertama kelas 5 SD (muda banget yah), wajahnya si Rahman inilah yang terbayang kuat di pikiranku.

Tapi tentu saja aku tidak ada keberanian untuk menceritakan apa yang terjadi pada diriku saat itu, kepada siapapun, bahkan kepada sahabatku si Budi sekalipun. Sebelumnya aku tidak pernah punya ketertarikan sekuat itu, padahal teman cowok aku cukup banyak, karena aku memang hobby basket, sepak bola dan main skateboard. Aku biarkan perasaan itu mengendap dalam hatiku, kunikmati saja walaupun dengan rasa heran dan bingung. Waktu itu aku belum sadar bahwa diriku adalah gay. Gay dengan tingkah laku yang sangat straight, karena dari luar aku tampak seperti seorang anak laki-laki yang normal.

Yang lebih aneh dari diriku saat itu adalah, setiap aku berhadapan dengan Rahman, aku selalu menjadi sangat pendiam. Antara malu yang begitu kuat dan keinginan untuk sekedar menyapa dan mengenalnya lebih dalam campur aduk di dalam hatiku. Sehingga aku sering agak salah tingkah bila dia berada diantara teman-teman cowokku yang sedang bercanda denganku. Padahal dengan teman cowok yang lain aku biasa saja, tak pernah bersikap seperti itu. Belakangan baru aku sadar bahwa itulah cinta monyetku yang jatuh saat aku masih sangat belia. Saat dimana aku belum mengerti kenapa harus ada cinta muncul di hati? kenapa harus berdebar-debar setiap dia berada di dekatku? Kenapa aku selalu berusaha mencuri-curi pandang hanya untuk sekedar menangkap sosoknya? Dan kenapa aku selalu gelisah setiap dia tidak hadir di kelas? Tapi kubiarkan semua itu berjalan dengan sendirinya, sampai aku lulus dari sekolah dasar dan melanjutkan sekolah ke smp negeri favorit di kotaku. Dua tahun berada satu kelas dengannya tanpa pernah aku sekalipun menyapanya.

Begitulah pengalaman masa SD ku. Selanjutnya kulewatkan masa SMP dan SMA-ku dengan berbagai macam profil laki-laki yang pernah menjadi idolaku lewat silih berganti dalam masa remajaku, mulai dari teman sekolahku yang lain, sampai bintang-bintang film seperti Brad Pitt, Kenny Logins, Marcellino dan lain-lain. Tapi itu hanya kupendam di dalam hatiku saja, tak ada seorang pun yang tau bahwa aku ini gay.

MY PARTNER - jantung hatiku ....  Where stories live. Discover now