Part 18

789 83 2
                                    

"Aku tahu kau pasti akan berkata sepeti itu padaku, Lady mawar."

Roseanne tertegun, seperti mengenali panggilan yang diberikan oleh Victor. Ia memperlambat langkahnya dan berhenti sebelum akhirnya menoleh ke arah pria itu, memastikan perkataan yang baru dilontarkannya.

"Aku seperti mengenali panggilan itu. "

Roseanne tampak berpikir sejenak sementara Victor yang tersadar dengan perkataannya hanya bergeming dan mematung di tempat.

"Kau"

Roseanne menunjukkan kalung yang ia sembunyikan dibalik balutan dress memanjang itu. Permata berwarna putih bening itu memantulkan netra milik Victor yang berwarna biru muda.

"Kau adalah pemilik toko bros itu bukan? "

Victor tersenyum menjentikkan jarinya dan memutar tubuh gadis itu untuk terus berjalan menuju ke kereta kuda yang akan dinaikinya. Sementara Roseanne masih mempertanyakan kejelasan dari sosok Victor.

"Aku selalu bertanya mengapa tidak ada pesanan yang datang ke kediaman Feliceu, Rupanya pemilik toko tersebut adalah seorang penyihir yang berkelana dari masa pemerintahan Kaisar I hingga Kaisar saat ini."

Roseanne memandang penuh selidik kepada pria dihadapannya. Meskipun ia tak pernah mencurigai pria itu akan berbuat jahat padanya namun tetap saja ia harus berhati-hati agar tidak meninggal untuk yang kedua kalinya.

Victor kembali membahas hal lain untuk menghindari percakapan bahwa Victor tidak hanya menyamar menjadi penjual bros melainkan pernah sebagai tukang kebun Kediaman Feliceu.

Di sela gelak tawa mereka, seorang pria dengan tergesa-gesa mencari keberadaan seseorang yang ia tunggu sedari tadi. Mata Pria itu menangkap sosok yang ia amati sedang tersenyum dan sesekali memainkan ujung rambutnya yang berkilau.

Ada rasa yang tidak dapat digambarkannya ketika melihat pemandangan itu. Aneh. Ini tidak seperti biasanya. Mengapa ia memperhatikan gadis itu dan mengapa ia terus merasa sesak?

Instingnya mengatakan bahwa ia harus segera mengakhiri pembicaraan kedua orang itu. Ia berjalan sembari menggenggam pedang yang dibawanya sedari tadi. Dengan dipenuhi rasa aneh, ia pun menyela pembicaraan mereka.

"Roseanne, ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan. Ikutlah denganku"

Pria itu menggandeng Roseanne, bersamaan dengan Victor yang berusaha melepaskan genggaman pria itu.

"Apa yang sedang kau lakukan"

Roseanne menatap pergelangan tangannya. Tangan yang menggenggamnya tadi sangat dingin.

"Ini adalah urusanku dengannya"

Kini kedua pria itu saling bertatapan, tak ada di antara mereka yang mau menghindari situasi tersebut. Raven kemudian menatap Roseanne, memberikan sinyal padanya untuk segera ikut dan mendengarkan perkataannya.

"Urusanmu dengannya sudah selesai"

Raven terkejut mendengar perkataan itu. Seakan menyadarkannya pada kenyataan bahwa tidak ada apa-apa lagi di anatar mereka berdua. Namun ia enggan untuk mengalah dan membiarkan Roseanne ikut dengan Victor.

The Villainess Wants To Meet A Good EndingWhere stories live. Discover now