Prolog

697 62 2
                                        

Jadi ceritanya ...

Aku-murid SMA berumur 17 tahun yang frustasi dengan materi ujian, mati mendadak karena tekanan stres, darah rendah, dan asam lambung yang naik karena kopi yang kuminum tengah malam tanpa makan selama tiga hari.

Itu alasan lucu, kan?

Tapi tidak sepenuhnya lucu.

Karena alasannya-

-Hey! Orang gila mana yang menggabungkan Matematika, Fisika, dan Teknologi Komunikasi dalam sehari?!

Alhasil Aku belajar tiga hari sebelum ulangan tanpa makan sedikitpun karena tidak berselera dan hanya minum air atau kopi saja kalau mengantuk.

Itu mengerikan.

Itu sebabnya setelah lelah menatap kertas dihari ketiga, Aku kembali membuka hp yang telah kusegel seharian penuh kemarin untuk belajar.

Yah, setidaknya sudah ada materi dalam kepala, tidak masalah buka hp sebentar, kan?

Kebetulan hari ini komik kesukaanku update!

Menggulir chapter yang telah dibaca, aku dengan antusias menatap dengan senang hati tanpa tau hasilnya akan ngilu.

[The twin' sibling new life] update dengan tulisan [End] didepan kalimat chapter.

"... HEEE?!"

Apa-apaan ini?!

Terlebih ending yang sangat dinantikannya benar-benar ending yang ... buruk!

Bukan maksud menghina hasil usaha authornya, tapikan ...

Bruk!

Nyeri yang merambat dari kening yang terbentur meja perlahan menghilang.

Bahkan pandangannya kosong.

"..."

Wah ... benar-benar.

Bagaimana bisa tidak ada yang berjalan sesuai keinginanku?!

"Ha ..."

Menatap sebentar jam yang menunjukkan pukul 02.00, dia perlahan bangkit-terhuyung sejenak karena darah rendah yang menyerang-lalu kembali menegakkan tubuh sembari meraih cangkir kopi yang tersisa setengah.

Setelah menghabiskan kopi yang sudah dingin, kayaknya langsung tidur aja deh.

Parah kalau mau gamon sama ending yang tidak sesuai ekspetasi dimalam ulangan. Mending tidur biar besok ulangannya lancar.

"Yosh! Mari kita tidur!"

***

Itu ingatan terakhir sebelum terbangun dalam lilitan kain.

'Eh?'

Lah?

Loh?!

Cahaya cerah, ayunan bayi yang mewah, langit-langit tinggi, dan satu aksistensi yang berdiri dengan mata dingin.

"Ung ... ue."

'?... Apa lagi ...'

"Aauung ... uuupya!"

'Ini... suara bayi?!'

'Dariku?!'

Yatuhan, permainan macam apa lagi ini?

"Nama kalian, Arhina, Arhen, dan Ariene." Lalu suara dingin terdengar. Seperti es.

Suara dingin yang memberi nam-

'...'

"Nkya?"

Dia mungkin terlihat seperti bayi polos yang menatap tidak mengerti. Tapi sebenarnya ...

'KAMU BILANG APA BARUSAN?!'

'SIAPA ARHEN, SIAPA ARHINA, SIAPA ARIENE?!'

Isi hati yang mengebu-ngebu membuatnya spontan berbalik ke kiri dan kanan. Menatap dua bayi yang baru membuka mata dengan sayu.

"Kalau diliat-liat, kamu anak yang unik, ya?"

Dia menatapnya lagi. Sejak awal manusia dihadapannya sangat familiar, tapi siapa sangka, orang 'familiar' yang dimaksudnya itu adalah tokoh 'daddy' yang menjadi bahan halunya di dunia nyata?

Syok berturut-turut memukulnya keras.

Aku-yang sekarang dipanggil Arhina, masuk kedalam komik ini?! Terlebih sebagai tokoh tambahan yang jelas aksistensinya tidak ada?!

Hey ...

Jangan bercanda.

Dia menggeram dan mencoba menggeliat.

[Aku tidak bercanda, tuh? Aku membawamu kemari karena kamu cocok.]

'Wah, saking gilanya, sekarang aku mendengar ilusi aneh!'

Dan Kaisar ...

Kaisar Yuriana menarik sudut bibirnya ketika mata keduanya bertemu!

SIAPAPUN, TOLONG AKU!

***

Cerita ini dibuat karena ketidakpuasan dari ending dalam komik:v

Saya penulis pemula, tapi saya ingin membaca cerita yang membuat saya puas, itu sebabnya saya membuatnya sendiri dan membacanya sendiri.

So... jika Anda ingin membaca cerita hasil karangan asal saya, tolong vote karena saya juga haus dengan vote.

Ngerti sayang?ヽ(●´ε`●)ノ

Become a Foreign 'Actist' [minor revision]Where stories live. Discover now