Prologue

43 6 0
                                    

Memandang mu dari kejauhan adalah sebuah candu sekaligus kerinduan yang tertahan. Namun, saya sadar jika tidak memiliki hak untuk memandangi seseorang yang bukan muhrimnya.
Iqbal Auzhavini



OMORFOS GANG'S Kelas XI

{Awal Perkenalan}



Koridor Utama Airlangga menjadi ramai setelah kedatangan segerombolan Siswa-siswa yang begitu terkenal di seantero Airlangga. Siapa yang tidak mengenal Omorfos?

Geng motor Besar yang disegani sekaligus ditakuti dan menjadi benteng utama pelindung bagi SMA Airlangga, yang diketuai oleh Gerry Alexandre beserta tujuh anggota intinya. Geng motor yang selalu menjadi pusat perhatian bagi siswi-siswi nya.

Karena didalamnya terdapat tujuh Anggota Inti Omorfos yang sangat terkenal bukan hanya karena prestasi mereka di bidang akademik dan non akademik. Tetapi juga karena ketampanannya yang begitu terkenal bahkan hingga ke luar sekolah. Namun, kali ini kita hanya akan tertuju pada Iqbal Auzhavini. Lelaki tampan dengan sebutan Gus untuknya.

Iqbal Auzhavini. Lelaki tampan, dingin, namun lemah lembut dan sangat menghormati perempuan. Lelaki yang selalu menjaga pandangan nya dari yang bukan mahramnya. Lelaki yang sangat menjadi ibadahnya. Suaranya yang merdu saat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an membuat nya semakin digilai oleh kaum hawa terkhususnya bagi yang memiliki tipe idaman cowok yang islamiable, pasti sangat mengaguminya.

Ia tidak pernah merespon semua gadis yang selalu menyatakan perasaan padanya. Ia selalu menyikapi nya dengan dewasa dan bijak. Iqbal tidak pernah membalas nya dengan kata kasar ataupun merendahkan mereka. Tetapi, Iqbal menjawabnya dengan jawaban yang tidak menyakiti hati mereka. Itulah yang membuat banyak gadis semakin menyukai nya. Ada beberapa yang Confess kepada nya, dan ada beberapa yang diam-diam mengaguminya.

"KAK IQBAL!"

Sontak Kedelapan Inti Omorfos menghentikan langkah kaki mereka. Mereka sangatlah memegang rasa kesetiakawanan yang sangat tinggi. Maka dari itu, mereka harus masuk kelas bersama-sama tidak boleh ada yang duluan. Jika ada salah satu Inti Omorfos yang telat, mereka akan menunggu. Tetapi, walaupun mereka Anak Geng Motor, mereka tidak pernah telat.

Iqbal yang dipanggil spontan langsung membalikkan badannya kebelakang untuk sekedar melihat siapa gadis yang memanggil nya itu. Saat ia tahu, cowok itu lantas mengerutkan dahinya.

Dirasa orang yang ia panggil berhenti, gadis itu langsung berlari menghampiri Iqbal tanpa mempedulikan pandangan beberapa siswi-siswi yang menatap nya sinis dan ada yang menatapnya dengan tatapan tak yakin jika Iqbal menerima gadis itu. Semua pandangan tertuju kepada Iqbal dan gadis itu.

"Ada apa?" Sahut Iqbal dingin.

Gadis dengan badge name Aulia Rahmania Syafa itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tercetak jelas raut wajah nya yang ragu dan terus menunduk. Sementara Iqbal memandang ke arah lain, ia tak ingin terlalu lama memandangi wajah seseorang yang bukan mahram nya, hukum nya nanti dosa.

Gadis berkerudung yang memiliki lesung pipi itu ragu-ragu mengulurkan tangan nya memberikan sebuah kotak bingkisan kepada Iqbal, "Aulia ada sesuatu untuk kakak. Aulia harap, kakak bisa terima ini dari Aulia. Kakak mau terima, kan?"

Netra mata Iqbal beralih menatap kotak bingkisan itu, ia menghela nafasnya. Sebenarnya ia tak suka jika ada yang memberinya bingkisan seperti ini. Kesannya nanti ia yang terlihat seperti cowok yang tidak modal. Didalam Islam pun tidak diajarkan untuk seperti itu. Maka dari itu ia tidak mau.

"Kenapa kasih ke saya?"

"Karena Aulia kagum sama kakak, apalagi waktu kakak ikut MTQ satu bulan yang lalu. Dengar kakak baca ayat suci Al-Quran, hati Aulia rasanya adem banget. Pokoknya suara kakak bagus banget, merdu di telinga Aulia," papar gadis itu.

"Lalu?"

"Aulia mau kasih ini sebagai hadiah karena kakak udah menang dan bawa nama SMA Airlangga di kancah nasional lomba MTQ tingkat SMA Nasional lagi, Kak. Jadi, Aulia mohon kakak terima hadiah ini dari Aulia ya, kak?" Pinta gadis itu.

"Terima aja lah, Bal! Kan bisa bagi-bagi ke kita-kita," celetuk Rian Alfa Pradipta, sahabat nya yang sangat non akhlak itu.

Ck. Batinnya berdecak.

"Baik saya terima,"

Iqbal mengambil bingkisan hadiah itu meski ia ragu.

Dari kejauhan ada seorang gadis yang melihat kejadian itu. Hatinya seperti tergores sedikit, ada rasa ngilu yang ia rasa.

"Kayak nya udah terlambat," gumam gadis itu seraya tersenyum miris melihat kotak bingkisan hadiah juga yang ada di genggaman tangannya. Rasanya sangat sakit melihat hal itu di depan matanya. Satu tetes air mata mengalir jatuh.




Lanjut ke Part 1

IQBAL AUZHAVINI जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें