"Saya mencari Tuan Baskara, beliau berada di mana?"

"Tuan Baskara berada di lantai dua, vip room nomor 4. Silahkan menuju kesana," ucap pegawai itu.

Calluna sempat merasa aneh, namun ia tetap melangkah menuju tujuannya. Menaiki tangga menuju lantai dua, beberapa jajaran ruangan vip dengan privasi yang tak perlu diragukan lagi. Namanya juga resto berbintang, tempat yang biasanya para pebisnis pakai untuk berdiskusi tender mereka.

Calluna tiba di vip room nomor 4, ruang bilik yang berada dipaling ujung lorong. Kembali kernyitan ia berikan. Namun, segera tangannya mendorong pintu tersebut. Papanya mungkin membutuhkan pertolongannya untuk segera.

Ruangan itu sepi, ia melangkah ke dalam, suara pintu tertutup kembali. Calluna berbalik dan menemukan seorang pria dengan tubuh gembul tengah menatapnya penuh senyum. Calluna masih berpositif thinking meski hatinya sudah merasakan hal tak enak.

"Apa anda melihat Papa saya ada disini?"

"Ternyata benar kata Baskara, dia akan membawa putrinya yang cantik dan seorang artis itu kemari." Senyum penuh bahagia pria itu, cukup membuat Calluna merasa takut dengan kalimat tadi. Terlihat seringai penuh rasa puja dan bangga seolah bisa mendapatkan apa yang ia mau.

"Jika tidak ada, saya mohon permisi." Calluna mencoba menuju pintu, namun sial pria itu menghalangi, sungguh sekarang Calluna merutuki sikap cerobohnya. Harusnya tadi ia tak usah percaya dengan telfon tadi. Biarkan pria tua itu mati dan membusuk.

.......

"Tunggu dulu, aku sudah membayar biaya investasi dengan papamu, dengan syarat ia akan mengatur jadwalmu agar menemaniku seharian ini." Pria itu meraih tangan Calluna dengan segera ditepis olehnya.

Ia merasa jijik sekarang, terlihat sekali jika pria itu haus belaian. Ingatkan padanya untuk memberi pelajaran pada tua bangka itu karna menjebak Calluna.

"Itu bukan urusan saya. Urusan anda dengan papa saya."

"Jangan galak-galak cantik, nanti aku akan menambah uang jajan untukmu." Sebelum tangan menjijikan pria itu menyentuh wajahnya kembali Calluna menepisnya.

"Anda jangan kurang ajar, ya." Tunjuk Calluna pada wajah pria itu, sudah hilang semua sopan santunnya.

"Saya mohon menyingkir sebelum saya melaporkan anda pada pihak berwajib."

"Uuu... Takut, silahkan lapor jika kamu bisa lolos dari ruangan ini."

Pria itu akan mendekat dengan segera Calluna memukul wajahnya dengan tas miliknya, membuat pria itu sedikit oleng. Calluna segera melangkah menuju pintu namun naas kembali ia lengannya diraih lalu didorong hingga terjatuh.

"Jika dengan cara lembut tidak bisa maka mari dengan cara kasar. Wanita arogan sepertimu harus dibungkam. Aku tak akan menyia-nyiakan uang 200 juta investasi pada perusahaan abal-abal milik papamu." Pria itu menjilat bibirnya merasa menang saat melihat Calluna yang tersungkur.

Kembali akan mendekat pada Calluna. Kali ini Calluna semakin brutal, ia harus lolos. Calluna memukul kembali dengan tasnya. Mencakar dan menendang hingga terkena tubuh pria itu.

"Ssst..." Pria itu mengaduh saat tendangan Calluna mengenai lengannya.

Calluna segera bangkit dan berlari ke pintu dan syukurlah ia berhasil ke luar, namun baru sampai ambang pintu tarikan rambutnya membuat meringis. Ia tak kehabisan akal dengan berpegangan dengan pintu. Mencoba menggapai apapun dan memukul pria itu.

Tarikan semakin kuat, ia masih berusaha berpegangan, matanya melirik ke sekitar untuk menemukan benda yang dapat menolongnya.

"To.. lo...ng." teriak Calluna berharap ada yang mendengar.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Where stories live. Discover now