The Weirds: Never Change

6.4K 527 14
                                    

Keluargaku aneh. Teman-temanku otaknya gesrek semua. Dan aku benar-benar pusing sekarang. Anak-anakku tengah memegang buku harian milikku. Buku dengan semua aibku di dalamnya.

"Ya ampun, jadi dulu nenek sama kakek ngasih anak remaja? Dan itu papa?" Pekikan Nanda terdengar di seluruh ruang keluarga. Seluruh keluargaku tertawa mendengarnya. Astaga.

"Tapi keren juga tuh. Aku mau dong ma, tapi yang cantik ya." Nando kembaran Nanda berkomentar dari ujung kursi di samping Karen. Astaga.

Mereka memang kembar menyebalkan berumur 12. Nanda merupakan jiplakan asli diriku dan begitu pula Nando yang merupakan jiplakan asli Juna, hingga kami seperti adik kakak saat tengah berjalan bersama.

"Stop it, kids. Or your mom gonna kill ya'. How? Mungkin aja nanti dia gak akan ngajak kalian kemana-mana dan ngunci kalian di kamar. Atau nanti kalian bakal dipisahin," Juna merangkulku dan memberikan jus jambu kepadaku. Aku mengangguk, setuju. Mereka berdua gak pernah mau dipisahkan. Jadi kalau ada yang bilang kaya gitu mereka akan selalu menghampiri satu sama lain. Kemudian, "No! Dont! Jangan pisahin kami lagi."

Yah, sebenarnya waktu itu saat Juna ke New York membawa Nando sementara Nanda berasamaku di Inggris keduanya secara tidak sengaja sama-sama terkena demam yang membuat kami cemas. Setelah bertemu lagi baru lah keduanya sembuh. Benar-benar deh.

"Ya udah kalau gitu kami mau adik kandung aja," kata mereka kompak dan aku langsung menyembur jus jambuku ke arah kak Virza.

"Oops?"

"Savaaaa!"

Dan bukan hanya teriakan kak Virza tapi juga tawa dari seluruh keluargaku. Juga si kecil Amora, anak kak Satria dan Keannu si jagoan kak Virza. Rumah terasa seramai dulu walau kami telah menua. Masih selengkap dulu walau kami tak selalu bersama.

"Ih! Masa kak Aurora smsan sama Bobby!" Celetukkan Nanda membuat Aurora menggeram dan berteriak, "BOHONG!"

"KALO BOHONG KENAPA MARAH?" Nanda membalas sambil menjulurkan lidahnya membuatku tertawa. Aduh anakku kenapa jadi kaya gini ya?

Yah. Keluargaku memang aneh, tapi mereka memberikan yang terbaik untukku. Selalu begitu. Teman-temanku memang gesrek tapi mereka yang mengajarkanku untuk terus menghadapi dunia. Mereka yang selalu menemaniku menghadapi semuanya.

Intinya. Gak semua hal yang dianggap buruk itu buruk. Pasti ada sisi baik di tiap keburukan yang ada. Gak ada 100% keburukan karena kenyataannya 50% keburukan 50% kebaikan. Itu lah hidup. Dari mana aku tahu? Karena aku yang selalu mengeluh ini bisa mencapai tempatku sekarang. Aku mengesampingkan ego dan berlari mengejar Juna, tak peduli dengan anggapan bahwa perempuan harus menunggu. Aku bukan orang yang seperti itu.

"I love you." Juna berbisik dan aku menoleh sambil tersenyum. "I love you too."

* E N D *

Selesai!
an: GUE DARE LO SEMUA YANG BACA BUAT TAMBAHIN KE READING LIST, VOTE, DAN KOMEN. GUE TANTANG BUAT KALIAN FOLLOW GUE.
ann: gue udah bikin cerita tentang sabil-satria-yola. Makanya kalo gak mau ketinggalan follow gue hhaha. Dan baca cerita gue yang lain. Oh! Makasih buat kalian yang baca, vote, comment dan tambahin ke reading list. Well, makasih banget karena cerita abal ini bisa masuk whats hot. Sehot gue kali ya? Haghaghag.
Udah lah. Btw, muup gak sesuai harapan. Doain gue buat ukk yak! I love you.

Salam,
-Ritonella.

Diary of MeWhere stories live. Discover now