The Weird Number 3: Si Ketua Osis Banyak Fans

10.4K 699 16
                                    

Aku tengah berjalan di koridor menuju kelas saat beberapa anak kelas sepuluh memblok jalanku. Aku memberengut, kesal. Apa mereka tak tahu, ada tugas bahasa yang belum aku selesaikan?

"Minggir dong," kataku sewot. Iya lah, udah tinggal 15 menit sebelum bel masih aja di hadang.

"Kakak, nitip ini ya buat Kak Satria. Sekalian salam," kata seorang yang memakai bando merah muda. Saat melirik name tagnya ternyata namanya Gigi Laspeyres, mampus! Itu nama apa rumus menghitung inflasi?

Aku ingin berkomentar, tapi sayang waktuku tak banyak. Jadi aku hanya mengangguk singkat dan mengambil bungkusan merah muda dari tangannya. Aku sempat mendengar dia menjerit tertahan kemudian sepertinya dia berloncatan kecil.

"Sabil, oy! Pinjem lks bahasa," teriakku saat baru membuka pintu kelas. Beberapa anak sudah sibuk dengan pekerjaan mereka dan aku dengan hebohnya berjalan ke meja Sabil untuk mengambil lksnya. Setelah itu baru lah aku berjalan ke mejaku yang berada di pojok dekat jendela. Untungnya aku sudah mengerjakan esainya, jadi tinggal PG dari 1-50, huft. Kekuatan super datang lah! Dengan kekuatan super cepat PG terselesaikan dalam waktu lima menti, keren kan aku?

"Dih, cokelat dari siapa tuh?" Sabil tiba-tiba sudah duduk di tempat Anny -yang omong-omong belum masuk juga- yang terletak tepat di samping kananku.

Aku mendengus kemudian memandangi bingkisan merah muda yang jelas-jelas merupakan cokelat mahal. "Dari adik kelas, hm si Laspeyres."

"Hah?"

"Iya namanya Gigi Laspeyres."

"Lo dikasih ama cewek? Anjir, lo udah BELOK? JADI SELAMA INI LO LES ... hmmp," aku cepat-cepat menutup mulut Sabil sebelum dia berkomentar lebih banyak.

"Bukan toil, ini buat Kak Satria," setelah aku menjelaskan dia mengangguk paham.

Sabil memberengut, "Kaya bakal dimakan aja ama dia, mending kita yang makan deh"

Aku mengangguk, selama ini aku lah yang menjadi 'tong sampah' Kak Satria saat dia mendapatkan berbagai macam kudapan lezat dari fansnya. Omong-omong kakakku yang satu ini memang tampan. Tinggi, pasti. Alis tebal, bulu mata panjang yang lentik dan mata yang lebar? Oh, dia punya ketiganya. Bibir merah, hidung mancung dan lesung pipit? All checked. Belum cukup itu semua, rambutnya berwarna cokelat gelap. Matanya? Hazel yang akan terlihat berwarna emas saat terkena sinar matahari. Kulitnya agak kecokelatan karena dia anak basket yang aktif. Dan tentunya bahu kakakku itu lebar. Jadi ya, bayangkan saja sebanyak apa fansnya.

Sepertinya fisik yang sempurna masih kurang cukup karena dia pandai memainkan alat musik drum. Suaranya juga lumayan, walau dia tak pernah mau menunjukkannya. Otaknya? Peringkat satu di Tripalas sepertinya sudah membuktikan pertanyaan itu. Charming? Ya pasti dong, kalo enggak kakakku ini gak akan jadi ketua osis kan?

Tapi ada satu yang tidak diketahui orang banyak. Kakakku itu kaku. Dia cuma terlihat berwibawa di depan anak buahnya. Coba kalo disuruh deketin cewek, paling langsung jadi manusia terbego sedunia. Ngomong a-i-a-i alias jadi gagu. Pokoknya dia itu kaku banget deh kalau sama cewek, tapi entah kenapa kalau sama temen sekelasnya biasa aja. Yah, gen aneh kan sudah menurun di keluarga kami.

Dan fakta yang menjadi boomerang hingga saat ini adalah dia alergi cokelat. Menyedihkan? Tidak, menurutku malah sangat menguntungkan. Aku jadi memiliki persediaan cokelat. Tiap hari makan kue cokelat, dari jenis cupcake, brownis sampai lava cake pasti ada aja yang memberikannya pada kakakku.

Yah, orang sempurna punya beberapa kekurangan yang mungkin bagi sebagian orang aneh. Tapi untungnya aneh merupakan sesuatu yang wajar bagiku. Sejak kecil aku sudah disuguhi pemandangan aneh, sehingga hal aneh disekitarku sudah terlihat wajar.

Misalnya, saat Mike bersin hingga ingusnya keluar itu sangat biasa. Kak Virza pernah bersin hingga keluar ingus beserta nasi. Bayangkan, nasi! Dan saat itu kami tengah makan malam. Jangan tanya bagaimana aku karena aku langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan makan malamku. Atau saat Kak Satria berendam di kamar mandinya kemudian keluar dan berteriak karena matanya perih. Saat ditanya dia menjawab, "Pas mau berendem aku masukin sabun cair dan pas nahan napas matanya aku buka."

Keluargaku dan keanehannya.

"Omong-omong, gue bawa ini buat kakak lo." Sabil memberikan empat buah nori dalam kemasan kepadaku. Dia mengedipkan mata sebelah kanan kemudian berkata, "Gue perhatiin kayanya dia gak suka yang manis. Terus pas gue ke rumah lo bawain ini kayanya dia suka."

Tunggu, "Lo gak suka dia kan?"

Sabil tak menjawab, hanya berlalu dengan lks mmiliknya. Tapi, sungguh aku melihat wajahnya bersemu. ASTAGA! KENAPA SAHABATKU HARUS SUKA SAMA SI KASAT MATA? HUEEEEEEEE

* * *

Akhirnya, dilanjut juga wkwk

Sabar ya Sava aku turut berduka kekw

Jadi, ada yg mau jadi pacarnya Satria gak? Hehe

Salam, Ritonella

Diary of MeМесто, где живут истории. Откройте их для себя