5. Bayi Besar

40 3 2
                                    

"Ay! Darimana aja?" Tanya seseorang di seberang telfon.

"Aku habis dari toko terus keluar sama Widia, ini baru pulang." Sabina menjelaskan kepada sang pacar.

"Jam segini baru pulang? Berani nakal kamu sekarang?!"

Sabina menghela napas sabar padahal ini masih pukul 21.17 "masih jam sembilan Azhar belum terlalu malem kok."

"Udah berani ngelawan hm?"

"Iya-iya maaf."

"Aku mau kesana."

Mata gadis itu melotot. "Ngapain udah malem?"

"Mastiin kamu udah ada dirumah." Jawab Azhar santai.

"Aku udah dirumah Azhar aku pap in nih kalo ga percaya." Ucap Sabina.

"Ngga! Pap kan juga bisa boong, aku mau kesana pokoknya kangen butuh pelukan ayang."

Sabina mengusap dada sabar. Padahal besok di sekolah juga kan ketemu dasar! "Ga enak diliat tetangga malem-malem Azhar." Ujar gadis itu mencari alasan.

"Kamu ga punya tetangga."

"Aduh lupa bangke! Rumah gue kan jauh dari tetangga" batin Sabina berteriak. Ia tersenyum paksa. "Iyaudah terserah Azhar."

"Aku otw telfonnya jangan dimatiin." Dengan hanya mengenakan T-sirt hitam yang mencetak jelas badan berotot cowok itu dilapisi jaket hitam dan celana jeans.
Cowok bernama lengkap Davis Azhar Fandyasa itu pergi menggunakan motor PCX kesayangannya.

"Aku dah sampe rumah kamu." Ucap Azhar disambungan telfon yang memang tidak ia matikan. Sabina berlari dari kamarnya menuju pintu depan.

Cklek

Begitu Sabina membuka pintu, ia langsung ditubruk dengan pelukan sang kekasih.

"Kangen ayang." Ucap Azhar. Cowok itu mengendus-endus aroma menenangkan Sabina.

Sabina tersenyum. Ia mengusap lembut punggung kekasihnya. "Masuk yuk."

Mereka berdua memang sudah biasa seperti ini, berdua dirumah Sabina yang memang hanya ditempati oleh Sabina seorang meskipun begitu mereka tau batas untuk tidak melakukan hal aneh.

"Kamu dah makan?" Azhar bertanya. Sabina yang memang belum makan menggeleng.

"Kok belum? Makan gih!"

"Aku nggak masak." Ujar Sabina.

"Kenapa nggak dari sebelum aku kesini? Kan aku bisa beliin makanan diluar ay." Jawab Azhar. "Ayo kita cari makan diluar aku ga mau liat kamu sakit lagi gara-gara telat makan." Ajak Azhar

"Ga mau ah aku males keluar, mau masak sendiri aja lebih hemat." Sabina berjalan ke arah dapurnya berada diikuti Azhar dibelakangnya.

"Mau masak apa ay? Sini aku bantuin." Azhar berucap.

"Aku mau masak sosis aja yang simple."

"Sosis siapa?" Azhar bertanya ambigu.

"Sosis kamu!" Jawab Sabina ngegas. "Otakmu iku loh jalok diurek ambk linggis a kok ambigu ngunu pertanyaan e." (Otakmu itu loh minta dibersihkan sama linggis ta kok ambigu gitu pertanyaannya.) Nah loh jawanya udah keluar.

"Apa ay?" Tanya Azhar tidak mengerti dengan bahasa jawa.

"Azhar itu otak selangkangan!" Ujar Sabina nyolot.

"Eh kalo ngomong suka bener nih ayang." Azhar cengengesan.

"Azhar mesum!" Sabina memekik membuat tawa Azhar pecah. "nih katanya mau bantuin, Azhar potongin sosisnya." Titah Sabina.

My Baby AzzWhere stories live. Discover now