Sadira mulai kagum tatkala portal milik Oriana bisa digerakkan hanya dengan menggerakkan satu tangan saja. Portal antar waktu itu bergerak ke atas, lalu turun lagi ke bawah. Kemudian bergerak ke kanan, lalu ke kiri dan itu terus dilakukan hingga tiga kali. Setelah merasa puas, Oriana segera menghilangkan portal miliknya. Pada saat itu juga Sadira segera mendekati Oriana yang masih berdiri di tempat yang sama.

   Sadira menyapa Oriana dengan ramah setelah tiba di dekatnya. Oriana melakukan hal yang sama, bertanya alasan Sadira datang kemari. Sadira menjelaskan jika ia ingin mempelajari cara menggerakkan portal juga karena ia baru mengetahui jika portal bisa bergerak meski sudah dikeluarkan. 

   Sayangnya respons dari Oriana tidak seperti yang Sadira harapkan. Oriana hanya terdiam, kemudian ia mulai merasa heran, "Tunggu, aku kira kau sudah mengetahuinya. Bukankah saat masih latihan seharusnya sudah diberitahu?"

  Sadira sedikit terkejut setelahnya, khawatir Oriana mulai curiga dengan identitas asli dirinya. Namun Sadira berusaha untuk tetap tersenyum sembari membalas, "Maaf, sepertinya aku tidak teliti ketika mempelajari hal itu, makanya aku baru tahu sekarang."

   "Tidak apa-apa, aku mengerti. Mencari mentor untuk melatih kekuatan seperti kita memang sulit, makanya mau atau tidak mau kita harus belajar secara autodidak. Karena secara autodidak biasanya pasti sulit untuk teliti saat belajar. Kalau begitu bagaimana kalau latihan bersama denganku? Jujur, sampai sekarang aku juga belum lancar melakukannya."

   Sadira menerima tawaran Oriana dengan senang hati, tak lupa ia mengucapkan terima kasih. Oriana membalasnya dengan ramah. Tanpa berpikir panjang mereka segera latihan, sesekali mereka juga ikut mengawasi keadaan di sekitar mereka. Zoraida memutuskan untuk menonton dari kejauhan, khawatir akan masuk ke dalam salah satu portal milik mereka tanpa disengaja. 

    Selama berlatih, sesekali Sadira melakukan kesalahan. Ia tidak sengaja menggeser portal miliknya terlalu jauh hingga nyaris menyentuh tubuh Zoraida. Bahkan ia juga tidak sengaja menghilangkan portal miliknya meski niatnya ingin menggeser portal tersebut.

   Waktu terus berjalan, bahkan mereka tak sadar jika waktu berjaga mereka telah habis. Kini Sadira dan Oriana sudah dapat menggerakkan portal mereka masing-masing. Karena sudah selesai, maka mereka siap untuk bertukar dengan Arkana dan Arsenio. Sadira dan kedua temannya berkumpul sejenak, lalu berjalan bersama-sama mendekati kedua remaja lelaki itu untuk membangunkan mereka.

   Ketika jaraknya tinggal sedikit lagi, mereka langsung terperanjat melihat Arkana bangun secara mendadak. Dengan perasaan kesal Arkana mengusap lengan tangan kanannya dengan posisi tubuhnya sedang duduk dengan kaki diluruskan. Setelah melihatnya Oriana merasa sedikit gentar, apalagi ekspresi Arkana benar-benar menunjukkan betapa kesal dirinya terhadap sesuatu. Mungkin ini pertama kalinya bagi Oriana, tetapi tidak bagi Sadira dan Zoraida. Mereka tidak akan lupa ketika kejadian yang sama pernah terjadi waktu itu.

   Zoraida segera memberitahu Oriana untuk tenang, lelaki es itu masih baik-baik saja. Berbeda dengan Sadira, ia segera melangkah lebih dekat menuju Arkana. Lantas ia memberanikan dirinya untuk bertanya, "Arkan, apa kau baik-baik saja?"

   Arkana mendengar pertanyaan Sadira, ekspresi wajahnya berubah. Ia tidak ingin menunjukkan ekspresi kesal di hadapan Sadira langsung. Dengan ekspresi yang tampak biasa saja, ia membalas pertanyaan Sadira, "Aku baik, tadi lengan kananku hanya tidak sengaja digigit lagi."

   Ketika Sadira ingin membalas, seseorang telah mendahului dirinya. Meski wajahnya terlihat seperti muka bantal, tetapi ia sudah dapat diajak mengobrol dengan orang lain. Tidak lain orang yang dimaksud adalah Arsenio. Ia segera terbangun ketika Sadira dan kedua temannya mendekati dirinya. Arsenio menoleh ke arah Arkana sembari mengucap, "Ya Ampun, semakin lama aku semakin penasaran mimpi kamu setiap tidur."

Imagination Adventure 2Where stories live. Discover now