[W] 40. Move On

40 10 3
                                    

2012

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

2012

Kuputuskan untuk move on.

Meski rasanya sakit, tapi aku tidak mau berlarut-larut meratapi tes masuk SMA waktu itu. Jadi mulai sekarang, aku fokus UN saja. Aku sudah membeli Detik-Detik dan mendaftar les di tempat Pak Sur, orang yang kata Yogi pensiunan guru tapi bisa memprediksi soal UN yang akan keluar dengan akurat.

Les di Pak Sur bukan les yang formal seperti di bimbel. Kami datang ke rumah pribadinya dan membahas soal di teras beramai-ramai. Pak Sur duduk di lincak, sedangkan aku bersama beberapa anak laki-laki ex 8B duduk lesehan di bawah.

Ngomong-ngomong soal Yogi, dia menawariku pensil 2B yang satu batangnya seharga lima puluh ribu karena sudah diberi jampi-jampi. Sehingga jika menggunakan pensil itu untuk ujian, maka akan membuat kita memilih jawaban yang benar. Katanya anak ex 8B lain sudah banyak yang membeli.

Sebenarnya aku tidak percaya hal mistis begini, tapi lama-kelamaan aku mulai mempertanyakan apakah pensil itu memang benar-benar bisa menunjuk jawaban yang benar.

"Kamu tau Kak Tomi kan? Dia bisa masuk SMA 2 gara-gara pake pensil ini!" kata Yogi.

Aku jadi dilema.

Kalau minta uang ke Bunda untuk membeli hal semacam ini, pasti dimarahi. Apalagi kalau ketahuan Kakak, nanti pasti dia mengoceh.

Tapi kalau mengandalkan belajar saja, belum tentu berhasil dapat nilai UN tinggi.

Haruskah aku bohong pada Bunda?

*****

"Alaaay, Lina mana?"

Sherin dari kelas sebelah seperti biasa datang ke kelasku untuk bertemu Lina.

"Kayanya tadi ke perpus ama anak-anak cewek. Nyari novel buat tugas bahasa Indo."

Gadis itu ber-oh ria, kemudian duduk di bangku Lina sambil sesekali menyeruput minuman warna coklat dari dalam plastik bening, yang entah teh atau cola.

Sementara itu, aku lanjut mengerjakan soal di buku Detik-Detik.

"Psst.. psst.." panggilnya.

Dia menggeser secarik kertas ke hadapanku.

Kamuh suka Lina khaaan? XP
Ngapain hayo ngajakin dia ke cafe coklat?

"Kamu pikir aku gak tau tentang kode cinta cafe coklat?" ucapnya kemudian.

Dahiku mengernyit, "Kode cinta?"

"Kode cinta cafe coklat, kamu gak tau?"

"...."

"Please deh, gak usah pura-pura gak tau. Di kalangan anak SMA itu kalo ada yang ngajak ke cafe coklat, artinya orang itu ngasih kode kalau dia tertarik sama yang diajak. So, kamu suka Lina kan? Makanya ngajak dia ke sana? Ngaku aja. Aku gak bakal bilang siapa-siapa. Udah banyak bukti kalau kamu suka dia."

8th Grade [END]Where stories live. Discover now