Wanita itu tersenyum singkat, kemudian kembali ke mejanya. Aku menarik nafas panjang-panjang, kemudian kuhembuskan. Gawat.
Jeje menunduk sambil masih menempelkan bibirnya ke sedotan ketika aku sengaja menyenggol kakinya.
Dia kemudian menatapku dengan tatapan mata yang masih shock. "G--gak papa Lin."
*****
"Nono, sit down, please.."
Beberapa kali Nono, adik laki-laki Jeje, bolak-balik dari mejanya ke mejaku dalam posisi mulutnya masih menyimpan makanan, sedangkan Jojo dan Vivi-adik Jeje yang lainnya-duduk anteng sambil disuapi oleh Mommy dan babysitter.
"Nono, ditelen dulu makannya."
Bocah berseragam SD dengan badge bertuliskan Jevino di dada kirinya itu hanya senyum-senyum, kemudian kembali ke mejanya.
Di hadapanku, Jeje sedang menghabiskan McFlurry. Sedikit ada cemong di sudut bibir.
"Kamu udah packing buat ke Bali Je?"
"Belum sama sekali."
"Sama."
Daritadi aku mengobrol sambil sesekali melirik ke arah samping.
Aku ingin buru-buru menghabiskan makananku dan cabut ke tempat les. Di sini hawa-hawanya sudah tidak nyaman. Meski sedari tadi Mommy Jeje fokus menyuapi anak-anaknya, namun tetap saja rasanya seperti diawasi.
"Je, aku mau ke tempat les sekarang." kataku sembari memberesi barang dan sampah makananku. "Kamu bareng adek-adek kamu kan pulangnya?"