SECRET MAMA | E M P A T

Start from the beginning
                                    

Disebalik suasana riuh di ruang makan itu, sepasang mata hanya memandang mereka dari dinding yang memisahkan ruang tamu dan ruang makan. Tangan digenggam sebelum dilepaskan. Keluhan panjang dilepaskan. Dia terus saja berlalu pergi.

EMERGENCY! EMERGENCY!

BAM!

Akibat marah yang teramat, salah seorang dari anak buahnya hilang nyawa ditarik oleh ketuanya sendiri.

"Kenapa benda penting macam ni tak ada siapa pun bagitahu?!" Jerkah Irshad dimarkas besar miliknya. Ke semua anak buahnya diam menikus.

"Control your emotion, bro," tegur Iman yang sedang menggedong Farah.

"Shut up," balas Irshad, dingin. Matanya galak merenung satu persatu wajah anak buahnya. Dari yang rendah sampailah berjawatan tinggi.

"Speak," ujarnya bertuju kepada tiga orang manusia. Ezz, Azyiel dan Aydhan.

"Aku dah suruh Ayd bagitahu kau pagi tu," kata Ezz, dingin. Irshad mengalihkan pandangannya kearah Aydhan.

"Err, aku lupa lepas cium kau—" tidak sempat Aydhan ingin menghabiskan kata-katanya. Mulutnya sudah ditekup oleh Azyiel yang sejak tadi berada disebelah Aydhan.

Irshad mendengus marah. "Cari dia orang, sampai dapat! Kalau tak dapat, aku kerat kepala kau orang!"

Bam!

Selepas saja menendang meja kayu sehingga terbalik, Irshad berlalu pergi.

"Cepatlah Iman! Kau tunggu apa lagi?" Jerit Irshad dari luar. Iman yang sedang menenangkan Farah yang sudah melalak akibat bunyi bising itu terus berlalu pergi.

SEJAK tadi lagi sepasang mata berwarna hijau itu memperhatikan mereka semua. Terutama sekali Tuan Putera Irshad Fahim dan Tuan Puteri Farah Irdina. Dua orang targetnya.

"Semuanya dah disiapkan, boss. Kita tinggal gerak je," kata anak buahnya. Si boss itu mengangguk mengerti.

ALIYAH menyuapkan sesudu nasi ke dalam mulutnya sendiri. Mestilah mulut dia, tak akan mulut suami dia pula.

Eh tiber, member single.

"Tak habis lagi Ali?" Soal Hafiz yang juga turut bersarapan dikedai yang berhadapan dengan balai polis. Nescafe dihirupnya perlahan.

"Kau panggil aku macam tu lagi memang aku pastikan kau jadi spesis dua alam," kata Aliyah berbaur ugutan.

"Ali," provok Hafiz.

"Babi," kaki yang berada di bawah meja menendang kaki Hafiz dengan kuat. Berkerut dahi Hafiz menahan rasa sakit itu.

"Kaki kau ni besi ke sial?" Aliyah hanya memekakkan telinganya sambil kembali menyuapkan nasi ke dalam mulut.

Habis saja nasi yang terakhir ditelan, Aliyah terus saja menyedut air miliknya dan berlalu pergi. Hafiz mendengus malas dan mengejar langkah Aliyah.

"Kau ni, sejak berkawan dengan si Iman tu, terus lupakan aku, kan?" Soal Hafiz, sedih.

"Mana ada," jawab Aliyah, malas.

"Yelah tu, habistu, kalau aku dengan Iman lemas, kau akan selamatkan siapa dulu?" Sial Hafiz, tak puas hati dengan jawapan Aliyah.

"Mestilah kau," jawab Aliyah masih lagi malas.

"Kenapa aku dulu? Kenapa tak Iman?" Soal Hafiz, sengaja.

"Iman pandai berenang," balas Aliyah sebelum dia terus saja melangkah masuk ke dalam balai polis. Hafiz tercenggang.

Masuk saja mereka berdua ke dalam balai, mata mereka berdua tertancap pada sebuah sketsa yang berlaku di dalam balai tersebut.

04 | Secret Mama (hold on)Where stories live. Discover now