I

135 21 11
                                    

"Min-ssi masih memperkerjakanmu?" suara Dora mengagetkanku.

Membuatku sedikit terkejut. Aku terlampau larut dalam lamunan. "Ya.. Jadwal tournya belum usai jadi aku masih menjaga Holly, Molly, Wolly."

"Menjaga?" kali ini wanita berambut panjang itu menatapku. Nicol yang cantik, penerjemah handal untuk turis. "Sejak Min-ssi bisa berbicara Inggris, dia bahkan mengambil banyak tour."

"Kau berarti sudah bebas hukuman itu kan? Tidak jadi asisten rumahnya."

Aku menggeleng. Aku ingat, aku kalah dalam permainan dengan beberapa orang. Mereka menunjukku untuk menjadi asisten rumah Min Yoongi yang katanya sibuk yang tak ingin di ganggu.

"Lalu menjaga Holly, Molly Wolly?"

"Bonus." jawabku ringan.

Nicol dan Dora menghela nafas. "Kalau hukumannya sudah selesai sudah hentikan saja!" suara Dora sedikit meninggi, membuat beberapa pasang mata menatap kami.

"Apa yang kamu lakukan? Mereka melihat kita!"

Dora benar aku harus menghentikan sesi hukuman yang berakhir. Melihat jam pada layar ponsel, aku lupa meninggalkan ketiganya di rumah sampai dua jam. "Aku harus kembali, mereka belum makan siang." sedikit terburu-buru dan memberikan fly kiss pada keduanya.

Keluar dari cafe, aku menekan tombol remote mobil. Membuat bunyi dan langsung menuju sana. Masuk, memakai sealtbeat dan memutar kunci. Okey, aku akan mengendarai sedikit cepat.

Jalanan Seoul yang ramai namun sepi saat mobil yang ku kendarai berbelok kanan. Oke rumah Min Yoongi memang tak sejauh dikira. Masih di sekitar ibu kota.

"I'm back!"

Pudel coklat keemasan itu menegakkan badan, meloncat kecil dan menyelusupkan kepalanya pada telapakku. Sedangkan dua kucing itu tengah berjalan dengan suara meongan. Sungguh manis, seperti pemiliknya.

Anjing itu mengikutiku. Meminta jatah makan padaku. Ah.. Kalau saja Yoongi ada dirumah pasti dia aja di omeli karena aku telat 45 menit memberi makan Holly.

Sedangkan kedua kucing itu tengah asik bergelimpungan satu sama lain. Pasti sudah makan siang jadi mereka tidak menjarah jatah makan Holly.

"Aku rindu majikanmu.." Aku bergumam, berjongkok menatap Holly yang tengah menikmati makan siangnya. "Kalian jangan cari aku ya.. Aku ada urusan di kamar tuanmu." ucapku meninggalkan ketiganya. Meski kedua kucing itu masih asik bermain bersama dan si Wolly paling aktif melompat, menginjak bahkan men-sleding Molly si malas.

Baiklah, aku jadi ingin melakukan sesuatu. Setelah di kamar, menutup pintu. Aku mencari kamar mandi. Sungguh aku dari tadi ingin buang air kecil. "Ah... Lega.." meraih roll tissu, sial sejak kapan tisu kamarnya habis?

Benar-benar membuatku muak. Aku tidak mungkin mengambil tissu dengan keadaan seperti ini. Mau tidak mau harus pakai shower. Airnya kencang saat ku tembakan ke lantai.

"Baiklah.."

Lalu satu.. Dua.. Tiga.. "Ah.." Aku terkejut, tapi ini membuatku sadar. Aku pernah melakukan disini. Itu sudah lama. Membayangkannya lagi membuatku ingin melakukannya lagi.

Ini memalukan.

Ku letakkan sebelah kakiku di bathtube-nya. Ya sebentar lagi sengatan itu akan keluar namun sayangnya gagal karena ponselku berbunyi. Membuat gema di setiap ruang.

Menghentikan aksiku dan, bergerak menuju wastafel untuk mengambil ponsel. Oh tidak vidio call.

"Oh, kupikir kau sedang tidur."

"Aku memang berniat untuk tidur setelah ini."

"Seperti tidak asing? Hey kenapa ada di kamarku?"

Baiklah menggodanya sepertinya seru. "Kencing.." dengan bibir bawah yang sedikit aku gigit.

Tampaknya pria itu tengah berjalan menjauh. Wajahnya berubah menjadi serius dan gerak layarnya tak menentu.

"Kau sedang--bermain air?"

"Aku? Tidak!" benar aku marah. Dia benar-benar tidak tahu diri. Untung sedari tadi pria itu memakai earpods.

Pandangan pria itu ke arah lain.

"Ya, lakukan selagi aku menelpon."

Sial, dia malah membuat smirk tak berarti.

"Buang pikiran kotormu, pak."

"Benarkah hanya aku? Oh celanamu menggantung di bathtube ku."

Tantangan, baiklah dia benar-benar serius. Meletakkan ponselku agar bersender pada tembok yang mana memperlihatkan diriku.

"Aku mulai. Jangan sampai yang lain tahu!" ancamku, dia malah terkekeh.

"Ya."

Aku melirik shower, tapi juga pada gulungan handuk.

"Hais kamu lama."

"Jangan menggeluh, kau tidak tahu bagaimana aku tanpa--"

"Aku akan pulang secepatnya."

Sial, dia membelokkan ucapan ku malah membuat janji. Ketika tengah lengah aku mengambil gulungan handuk itu untuk menutupi bagian bawahku. Secepatnya mengambil celanaku.

"Aww!" Aku berteriak lebih kencang. Pantat ku mendarat dengan keras mengenai lantai kamar mandinya. Lalu gelak tawa memenuhi ruang kecil ini.

"Kau--" Tapi saat kulihat ponselku. Layarnya sudah mati. Sial pria itu memutus sambungannya. Aku tidak jadi marah. Hanya menghela nafas kasar, beranjak dengan pantat ku yang sakit akibat jatuh lalu kembali memakai celana.

"Dia benar-benar tidak tahu diri. Aku sudah terjatuh malah di tertawakan." menggapai ponsel dan menemukan pesannya.

[Seokjin tiba-tiba datang. Tapi aku sempat mendengarkanmu mengeluh.]

Baiklah ini menbuatku malu. Bagaimana Seokjin-si bahu lebar itu menguping panggilan Yoongi. Setengah mati aku malu. Keluar dari kamar mandi. Aku menemukan Holly berada diatas ranjangnya.

Ah pintunya tidak tertutup rapat. Pantas Holly bisa masuk. "Holly aku boleh tidur disini denganmu?" ijinku lirih sebab tak ingin membangunkan anjing itu.

Menaiki ranjang dan menempatkan diri di sebelah Holly. "Aku rindu dia. Bantalnya aromanya sekali.." ucapku sembari menghirup bekas wangi parfum Yoongi yang masih melekat. Mataku sangat berat, aku tertidur setelahnya.

[]

Hellooo kembali lagi, sebenarnya aku tuh masih pengen hiatus atau lebih tepatnya ndak seberapa memprioritaskan hobbyku aja. Jadi kalau aku lambat update mohon pengertiannya, saia sedang mood2an untuk update dan buat cerita.

Oke loves aku ngasih pre-uploud untuk cerita ini. Mau dengar komentar kalian tentang ff satu ini. Kalau suka bisa lanjut kalau nggk aku stuck disini aja wkwk..

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Celebrity : Secret LoverWhere stories live. Discover now